again

159 38 0
                                    

"Jadi Beomgyu, kau benar akan mengambil cuti dan meninggalkanku sendirian?"

Aku menatap jengah pada pria di hadapanku. Dia sudah bertanya hal yang sama lebih dari sepuluh kali. "Yeonjun, harus kujawab apa pertanyaanmu kali ini?" Aku menghela nafas ketika wajahnya merengut. Aku tahu sahabatku itu kesal karena aku akan meninggalkannya. Sebenarnya aku hanya akan mengambil cuti selama satu minggu dan dia sudah seperti akan ditinggal selamanya saja.

"Jawab saja tidak dan kau akan tetap menemaniku akhir tahun ini. Kau tahu bukan jika aku tak memiliki teman selain dirimu dan kau tega membiarkanku tinggal sendirian di malam pergantian tahun?"

Cerewet seperti biasa. Jika bukan karena Yeonjun adalah sahabatku, mungkin sudah kutinggalkan dia di cafe ini sekarang. Sayang sekali, si cerewet ini adalah sahabat terbaikku merangkap teman sekamarku di sebuah apartemen mini di pusat kota. "Jangan membual Choi Yeonjun, aku tahu kekasihmu yang di Amerika itu pulang hari ini."

Nah, benar bukan. Cengiran Yeonjun sudah menjelaskan segalanya. Yeonjun tidak ingin aku pergi hanya karena dia sedang ada masalah dengan kekasihnya –tepatnya tunangan- yang tengah bekerja di belahan bumi yang lain.

"Tapi Beomgyu, ayolah jangan pergi ya." Dia masih saja mencoba merayuku?

"Dan membuat Soobin memelototiku karena kau menjadikanku alasan untuk menghindarinya? Kurasa tidak Choi Yeonjun. Aku lebih memilih terbang ke Indonesia dan menikmati udara tropis disana."

Yeonjun merengut, tapi aku sudah terlalu kebal dengan wajah memelasnya itu. "Tidak Yeonjun, kau sudah dewasa. Selesaikan masalahmu dengan Soobin. Bulan depan kau akan menikah dan kau masih saja menghindar ketika kalian ada masalah? Please."

"Tapi, tapi aku. Beomiee~"

Aku menepuk pundaknya lalu berdiri. "Selesaikan masalahmu dan biarkan aku bersenang-senang. Bye."

"Beom-"

"Ah, aku berangkat beberapa jam dari sekarang. See ya."

Aku melangkah dengan riang keluar dari cafe tempatku bertemu dengan sahabatku. Bisa kulihat wajah terkejut Yeonjun sebelum aku berbalik tadi. Dan itu adalah hiburan yang menyenangkan. Salahkan saja dia yang selalu menjadikanku kambing hitam dalam hubungannya dengan Soobin. Memang dia kira aku tidak bisa balas dendam apa?

☕︎☕︎☕︎

Perjalanan kurang lebih sembilan jam membuat tubuhku kaku. Aku berjalan pelan keluar dari pesawat Garuda Indonesia yang kutumpangi. Ini adalah kali kedua aku mengunjungi negara kepulauan ini. Dan sekarang aku sedang singgah di Jakarta untuk transit. Aku memiliki dua jam sebelum akhirnya aku bisa menghirup udara kota Yogyakarta.

Mataku menatap sekeliling. Padat. Tentu saja, ini masih pukul 15.45. Jam seperti sekarang adalah jam sibuk bukan? Ditambah kota yang sedang kudatangi sekarang adalah ibu kota. Dimanapun negaranya, ibu kota akan terlihat sangat sibuk.

Kakiku melangkah perlahan ke salah satu cafe disana. Dua jam menunggu mungkin akan sangat membosankan. Tapi aku belajar satu hal dari kunjungan pertamaku. Menikmati lalu lalang dari dalam cafe dengan secangkir kopi dan beberapa camilan akan membuat waktu berjalan lebih cepat daripada menghabiskan waktu untuk keluar dari bandara. Karena yang aku tahu, diluar sana akan sangat padat.

Ketika akhirnya aku mendudukan diri di salah satu kursi yang berada tepat di samping jendela, bibirku menyungging senyum. Kusesap cairan hitam dalam cangkir putih di hadapanku. Aku mendesah lega. Rasanya kembali hidup ketika berhasil menikmati minuman ini. Kutatap keluar jendela dimana banyak orang berlalu lalang.

"Ah!"

Tanganku mengambil ponsel dari dalam tas kecilku. Kuhidupkan ponsel itu lalu membuka aplikasi kamera. Kubuat menjadi mode kamera depan. Kupasang wajah seimut mungkin lalu menekan pelan icon berwarna putih dan jadilah sebuah selca yang menggemaskan. Aku terkekeh sendiri dengan pemikiranku. Setelah mendapat satu gambar, segera aku mengunggahnya ke akun instagramku.

"Menunggu penerbangan selanjutnya, sampai bertemu kembali di kota penuh kenangan."

Bibirku tersenyum miris. Sudah satu tahun lamanya dan aku masih saja mengingat pria itu. Pria yang kutemui di tepi Pantai Parangtritis. Pria yang selalu membawa kamera kemana saja. Pria yang hanya dengan usapan di pipi berhasil membuatku merona. Pria yang meninggalkan berjuta kenangan bahkan ketika kami hanya bertemu dua kali.

"Kau lucu sekali Choi Beomgyu."

Benar-benar lucu.

re:you - taegyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang