Oh, Ternyata Bukan Mantan.

41 6 3
                                    

“Lo tanya gue bayar apa enggak?”“Ya, bayarlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lo tanya gue bayar apa enggak?”
“Ya, bayarlah.” — Dewa Claindera.

•••

Setelah semua anggota panitia keluar dari ruangan sekretariat, anggota inti tetap berada di sana untuk membahas kembali tentang rapat yang baru dilakasanakan tadi. Apalagi dengan ‘rencana gila’ Dewa yang ingin mengundang guest star seperti Rich Brian dan Stephanie Poetri, pasti banyak sekali hal yang akan mereka bahas kali ini.

“Wa, lo serius mau undang mereka?” tanya Bulan yang duduk di meja lalu menatap Dewa dalam, masalahnya ia adalah bendahara event ini, di mana pemasukan dan pengeluaran harus ia handle dengan baik. Takutnya pemasukan dan pengeluaran jomplang karena mereka harus membayar ekstra mahal hanya untuk guest star, karena masih banyak hal yang harus dibayar menggunakan uang, mulai dari panggung, spanduk, stand, dan lain sebagainya.

Dewa tidak menjawab pertanyaan Bulan, ia hanya terdiam sambil membereskan kertas-kertas yang ada di meja.

“Berapa presentase lo mau undang mereka?” tanya Johnny yang membuat Dewa menghela napasnya.

“Lima puluh persen, tapi gue lagi pikir baik buruknya gimana, jadi gue enggak bisa pastikan kita bakal undang guest star itu atau enggak.”

Theo memijit dahinya lalu menatap Dewa, “lo tahu ‘kan kalau kita undang mereka siapa aja yang kena imbasnya? Kita semua. Semuanya.”

“Gue tahu, makanya gue pertimbangin dulu usul Jeffrey. Gue enggak bilang harus mereka ‘kan? Tapi gue yakin kok kita bisa.”

Rasanya Theo ingin sekali mencincang Dewa.

“Lo si Jeff pakai segala usulin guest star another level sama Dewa!” ucap Yeri menatap sengit ke arah Jeffrey, sedangkan Jeffrey hanya bisa mengangkat kedua tangannya ke atas tanda kepasrahan.

“Yaa ‘kan gue usul aja, terakhir mah terserah ketuplak mau gimana.” Jeffrey memang benar sih, tapi kalau dia enggak punya usul itu, enggak mungkin ‘kan Dewa mempertimbangkan?

Ibaratnya tuh enggak bakal ada asap kalau enggak ada api.

“Udah tenang aja,” ucap Theo lalu menghela napasnya sebelum melanjutkan kalimatnya, “lo harus pikir baik-baik semuanya Wa, jangan gara-gara ego lo semua berantakkan. Ingat juga, yang bakal susah bukan cuma lo tapi kita semua.” Theo kemudian menepuk pundak Dewa lalu mengeluarkan ponselnya.

Theo kemudian menyeritkan dahinya ketika melihat pop up notifikasi yang masuk dari WhatsApp. Ada spam chat yang ia kira berasal dari personal chat-nya, tetapi ternyata ....

KetuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang