11. Angry Bird

190 19 0
                                    

Cklek....

Bang Chan yang baru pulang dari kampus langsung menatap orang yang baru saja pulang entah darimana.

"Minho-ya! Kamu kemana? Aku cariin dari tadi!" Omel Bang Chan.

"Hehe... Aku jalan jalan sebentar. Bosan di rumah terus." Jawab Minho sambil cengengesan.

"Kamu tidak kambuh, kan?"

Minho menggeleng. "Enggak. Kenapa?"

Bang Chan memalingkan wajahnya, dan fokus membaca kertas yang ada di hadapannya. "Aku hanya takut. Takut kejadian yang dulu dulu terjadi lagi."

Minho tersenyum tipis, dan melangkah mendekati kakaknya itu. "Kenapa hyung perlu takut? Penyakitku, kan tidak sering kambuh. Tak ada yang perlu dikhwatirkan."

Bang Chan berdecih pelan. "Tidak sering kambuh gimana? Kemarin malam saja, penyakitmu kambuh. Hampir saja kamu membunuh seseorang, kalau saja aku tidak bertemu denganmu."

Minho menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. "Umm.. Kalau itu sih termasuk pengecualian." Elaknya, tak mau disalahkan.

Bang Chan tersenyum kecil, dan mengacak rambut adiknya itu. Sang adik hanya diam, tak menolak. Memang sudah menjadi kebiasaan Bang Chan untuk mengacak rambut adik adiknya saat berbicara dengan mereka.

Minho berjalan pelan ke arah sofa, dan kembali menatap Bang Chan yang sedang menulis sesuatu di meja kecil. Entah apa yang sedang ia tulis.

"Hyung, tadi aku ketemu dengan orang yang kamu maksud." Ucap Minho, membuat Bang Chan menoleh sepenuhnya ke arahnya.

"Siapa yang kamu maksud?" Bang Chan kembali menulis sambil mendengarkan adiknya berbicara.

"Jisung." Jawab Minho singkat.

Tubuh Bang Chan langsung menegak begitu saja. Ia pun menatap adiknya. "Han Jisung, adik dari Seo Changbin?"

Minho mengangguk.

"Dimana kalian bertemu?"

"Di depan Paris Baguette."

*Paris Baguette adalah toko roti khas Perancis yang berada di Korea.

"Hah? Paris Baguette? Sedang apa Jisung ke sana? Mau beli kue?"

"Bukan! Jisung tidak membeli kue di Paris Baguette. Dia hanya lewat di depannya."

"Lalu?"

"Aku tidak sengaja menabraknya."

"Aish... Makanya, kalau jalan pake mata!"

"Jalan itu pake kaki, hyung. Gimana caranya jalan pake mata? Posisi tiarap gitu?"

"Nih anak mau aku cincang apa gimana ya?!"

Minho memalingkan wajahnya ke arah televisi yang masih dalam keadaan mati.

"Ho, kasihan tuh anak, udah buta, malah kamu tabrak. Gimana sih? Punya mata enggak?"

Minho hanya diam. Malas menyahuti omelan Bang Chan. Karena jika dia menyahut satu kata, Bang Chan pasti akan menyahut lebih dari seribu kata. Jadi, lebih baik dia diam, daripada harus diceramahi selama seharian penuh.

"Minho, kamu dengar gak sih?" Omel Bang Chan lagi, karena Minho terlihat tidak peduli dengan omelannya.

"Iya, iya. Aku dengar. Dasar Angry Bird." Bang Chan langsung melotot karena dipanggil "Angry Bird" oleh adiknya sendiri.

"Emang mukaku mirip Angry Bird?" Tanya Bang Chan tak terima.

"Mau aku pinjamkan kaca?" Tawar Minho sambil mengambil kaca yang berada di hadapannya. "Mukamu sangat mirip sekali dengan Angry Bird. Bahkan, rambutnya juga mirip."

Sumber: Fandom Tour episode 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber: Fandom Tour episode 3

"Eh, iya juga, ya..." Ucap Bang Chan saat melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Makanya, kalau mau ngomong tuh, ngaca dulu."

Bang Chan hanya diam seribu bahasa. Dia masih saja sibuk mengamati cermin itu.

"Oh, ya, kamu tidak mengobrol tentang sesuatu dengan Jisung?" Tanya Bang Chan mengembalikan topik pembicaraan yang sempat teralihkan.

"Ngobrol sedikit sih..." Jawab Minho terdengar lirih.

"Ngobrol tentang apa?" Tanya Bang Chan lagi. Kalau dipikir pikir.... Bang Chan tuh sekarang sudah seperti reporter aja. Nanya terus, gak ada berhentinya.

"Ya, ngobrol tentang.... Kehidupan masing masing."

"Oh...." Bang Chan hanya ber-oh panjang.

Minho dan Bang Chan pun terdiam. Mereka tidak tahu ingin membicarakan apa lagi. Sampai.....

"Sebentar... Sekarang ini jam berapa?" Minho menoleh ke arah belakangnya, mencari letak jam dinding.

Sedetik kemudian, Minho membulatkan matanya kaget. Jam sudah menunjukkan pukul 5 PM kst.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Minho pergi begitu saja sambil membawa jaketnya.

Bang Chan yang sedari tadi masih berada di sana terlihat kebingungan. Kenapa adiknya berlari? Memangnya ada apa?

Remaja berdarah Australia itu ikut menoleh ke arah jam dinding yang terpasang dengan rapinya. "Oh... Pantas saja, Minho buru buru."

"Oh, ya. Aku juga harus ke sana. Tidak mungkin aku melewatkan momen emas seperti ini." Ucap Bang Chan, menyusul Minho.

Lalu, bagaimana dengan Jeongin? Ia juga ikut ke sana. Bahkan, sudah ke sana duluan.

~You're Special~

Hari ini, sedang ada festival seni di sekitar Han River. Jisung, Felix, Changbin, dan eomma juga hadir di sana. Mereka memang sengaja ke sana untuk melihat festival, sekaligus mengajak Jisung jalan jalan.

"Eomma, itu ada penjual Corn Dog. Aku pengen." Rengek Changbin sambil menunjuk stan makanan kecil yang menjual berbagai macam Corn Dog.

"Haduuh... Changbin! Tingkahmu seperti anak kecil saja." Ledek eomma.

"Eomma!!! Aku pengen Corn Dog!" Felix ikut ikutan merengek.

"Ya sudah. Eomma belikan. Changbin, kamu ikut eomma. Felix, kamu temani Jisung. Jangan main jauh jauh, ya, Nanti susah nyarinya." Pesan eomma.

Eomma dan Changbin pun pergi ke stan makanan yang dimaksud. Sedangkan Felix dan Jisung, mereka hanya diam di tempat sambil memperhatikan lingkungan sekitar mereka. Lebih tepatnya, Felix memperhatikan lingkungan sekitarnya, dan Jisung hanya diam di tempat seperti patung.

Saat sedang asyik memperhatikan keadaan sekitarnya, Felix tidak sengaja menangkap siluet orang yang sangat ia kenal. Namun, orang tersebut sedang tidak sendirian, ia bersama dengan seorang remaja lainnya. Mungkin, itu adalah adiknya.

"Bang Chan hyung!" Panggil Felix sambil melambai lambaikan tangan kanannya ke arah Bang Chan dan adiknya, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam tangan Jisung.

You're Special [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang