bagian sepuluh

40.9K 4.4K 1.2K
                                    

Vote dulu hayu! Jangan lupa juga follow akun ini yaw!

***

"Sayang, jangan buat aku gila."

Bella merasakan nafasnya mulai memburu, dia mulai menggigit bibirnya, tidak memiliki pilihan lain, gadis itu menatap Anggara dengan memelas. "Ga, itu nggak sengaja," Bella tidak menyangka Anggara akan mengatahui masalah ini secepat itu. "Aku mohon, jangan apa-apain Ryan, dia mabuk, dia nggak sadar saat itu."

Bella sepertinya salah memilih kata. Karena selanjutnya mata Anggara tampak meredup, terluka. Namun hanya beberapa detik, matanya menajam marah.

"Kamu tahu? Aku benci kamu yang selalu menyepelekan segalanya, kamu yang benar-benar nggak peka atau pura-pura nggak tahu?" Anggara meraih dagu gadis itu dan mengangkatnya hingga tatapan mereka bertemu.

Anggara mendekatkan foto ditangannya di depan wajah Bella. "Dia cium kamu." laki-laki itu tersenyum tenang. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Anggara menyentuh pelipisnya. "Aku udah menahan diri cukup lama dan rasanya akan meledak."

Tubuh gadis itu bergetar saat Anggara melukis senyum miring di bibirnya, sebelum mendekatkan wajahnya, mencium Bella dalam.

***

Malam itu, Bella mendapatkan panggilan dari Ryan. Cowok itu sudah jarang menghubungi sejak dia dan Anggara berpacaran.

"Ada apa, Yan?" tanya Bella langsung.

Terdengar kikikkan aneh dari sebrang. "Hmm? Lagi apa? Gue lagi ... ah, anjing! Ini kenapa ada lumpur! Aduh cuaca dingin begini enaknya di hotel sama cewek." cowok itu bicara melantur.

Kening Bella berkerut dalam. "Lumpur? Lo lagi dimana sekarang? Lo mabuk?" langkah kaki cowok itu terdengar.

"Tadi gue tuh lagi joget," suara jatuh terdengar, cowok itu sepertinya kehilangan keseimbangan.

"Ryan!" Bella panik.

"Trus jalan keluar," tapi Ryan melanjutkan ucapannya. "Pa pa pa pang! Gue disini sekarang!" cowok itu tertawa lagi.

Bella mengurut pelipisnya. Tidak biasanya Ryan sampai semabuk ini. "Lo masih bisa kirim gue lokasi lo sekarang nggak?" dia hanya berharap Ryan masih sedikit memiliki kesadaran.

"Hmm? Coba gue lihat dulu!"

Namun, detik berikutnya, panggilan itu malah terputus. Bella segera menyambar kunci mobilnya dan menyusul ke bar tempat Ryan biasa bermain.

Dia bertanya pada beberapa orang yang dia tahu kenalan Ryan disana, namun tidak ada yang melihat cowok itu. Bella kemudian menyelusuri salah satu gang yang tidak jauh disana.

Jalan menuju gang itu masih belum di aspal, hingga tanah-tanah disana menjadi lumpur saat hujan dan hal itu membuat Bella sedikit berharap Ryan benar-benar ada di gang itu. Dia tidak menggunakan mobil karena gang itu terlalu sempit.

Dan untungnya benar. Ryan terduduk lemas menyender di salah satu tembok.

"Lo nggak waras, ya? Minum sebanyak apa lo sampai kayak begini?" Ryan termasuk orang yang toleransi alkoholnya tinggi, jika dia benar-benar mabuk berarti dia minum sangat banyak.

Dengan susah payah Bella membopong tubuh besar Ryan keluar dari gang itu. Bella sedikit bernafas lega saat mereka masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan menuju apartemen Ryan, sahabatnya itu tidak berhenti mengoceh.

The Devil CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang