First Love

482 72 34
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jocelynn

Kalo bukan karena tugas dadakan, gue males banget ke perpusat. Kenapa sih, udah ada aja dosen rese di awal Semester 2 kayak gini?

Harusnya gue udah lagi nyeruput es teh manis sambil ngetawain rambut lepeknya Nanda kalo jam segini, nih.

Emang ya, jaman-jaman masih jadi maba tuh asiknya ngumpul bareng temen. Apalagi kalo dapet yang sefrekuensi. Meskipun beda fakultas, gue beserta Jeje dkk emang selalu sempetin kumpul tiap selesai kelas terakhir.

"Gak usah sok sibuk lu pada. Baru juga jadi maba, sempet-sempetin sebelum lu semua mau gabung himpunan," kata Jeje waktu itu.

Ada benernya juga omongan doi. Karena jujur, gue kadang suka lupa kalo gue punya tugas yang harus dikerjain kalo lagi kumpul sama mereka. Berarti gue udah nyaman banget, dong? Walaupun beberapa dari geng Jeje dkk sebenernya baru kenal ya pas ospek kemarin.

Suasana perpusat kala itu cukup sepi, mengingat masih banyak mahasiswa yang punya kelas sehingga Jyo merasa lebih nyaman buat cari-cari buku referensi. Sudah 15 menit berlalu, namun Jyo baru menemukan dua dari empat buku yang ia butuhkan.

Sambil duduk di kursi kosong untuk meregangkan otot sebentar, Jyo membuka ponselnya dan melihat ada notifikasi di ruang obrolan keluarganya. Ternyata pesan dari kakak perempuan pertamanya yang berisi kalimat "Pap, selalu hati-hati. We love you," lalu diikuti dengan tautan artikel mengenai kecelakaan pesawat yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Walaupun ingin bersikap cuek, Jyo tidak bisa menutupi rasa khawatirnya saat membaca berita tersebut. Ya, karena papanya adalah seorang pilot. Meskipun sang papa sudah profesional dan memiliki jam terbang yang tinggi, ada aja pikiran gak enak terbesit di otak Jyo. Itu sebabnya sejak kecil ia selalu ikut papanya terbang dengan pesawat ke manapun.

Namun saat ia menginjak bangku SMA hal tersebut jarang dilakukan lagi. Bagaimanapun sang papa tak mau Jyo sering bolos sekolah hanya untuk menemaninya.

"Jangan takut... My father is a great pilot," ucapnya pelan sembari memejamkan mata yang tentunya ia tujukan untuk dirinya sendiri.

Saat Jyo mengucapkan kalimat tersebut ada sosok laki-laki yang menunjukkan ekspresi sedikit kaget. Mengingat suasana perpustakaan yang sangat sepi, tak heran jika laki-laki yang duduk tak jauh dari Jyo tersebut mampu mendengar ucapannya. Ntah- tapi laki-laki itu merasa seperti tidak asing dengan kalimat tersebut.

Laki-laki tersebut memberanikan diri untuk menghampiri sumber suara.

Wajahnya... sedikit gak asing sih. Tapi, apa iya? Tanya laki-laki tersebut dalam hati.

"Sorry... are you..."

Ucapan laki-laki itu menggantung.

Jyo yang sedikit terkejut dengan sapaan laki-laki tersebut, memperhatikannya dari kepala hingga kaki. Jyo juga melihat laki-laki tersebut membawa sebuah buku dengan judul 'Medical Terminology' dan bertuliskan nama 'Jeff' di sudut kanan atas buku tersebut.

Clique - ✦  | 97 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang