Gitar Jacob

307 59 10
                                    

Jacob

"Cobiii~ sarapan dulu, yuk!" ajak Bina dari balik pintu kamar gue.

Pagi ini jadwal Bina yang bikin sarapan. Karena kita berdua sama-sama suka masak, jadi jarang beli sarapan.

Oh iya- we're cousins btw! Papa kami berdua kakak-adik.

Kedua orang tua gue di Kanada. Gue lahir dan tinggal di Kanada sampai umur 5 tahun. Terus balik ke Indonesia sampai lulus SD dan tinggal di Kanada sampai lulus SMA. Nomaden banget emang hidupnya, makanya temen yang beneran deket bisa dihitung pakai jari.

Gue yang mulai bosan dengan suasana di sana, memutuskan buat nyoba tinggal di Indonesia lagi. Tapi dengan satu syarat yang dikasih bokap, yaitu harus bisa masuk universitas negeri. Berkat bantuan Bina yang udah lolos duluan lewat SNMPTN, akhirnya gue nyusul masuk lewat ujian mandiri. Jadilah kami sekampus.

Tadinya pas baru pindah ke Indonesia, gue tinggal di rumah keluarganya Bina. Tapi karena jarak yang cukup jauh ke kampus, jadi keluarga kami memutuskan patungan menyewa apartemen buat kami berdua.

Merasa kesepian karena jauh dari orang tua? Pasti pernah. Untungnya gak sampai homesick karena gue merasa 'rumah' gue ya di sini. Bukan cuma karena ada Bina, karena ada kakak gue yang juga ikut tinggal di Indonesia, atau karena gue udah anggap papa-mama nya Bina kayak papa-mama gue sendiri. Tapi juga karena gue akhirnya ketemu temen-temen yang bisa saling memahami dan saling melengkapi.

"Lho, kamu jadi tampil hari ini?" tanya Bina pada Jacob yang keluar kamar sambil menggendong gitarnya.

"Enggak. Pengen bawa gitar aja. Hehehe." balas Jacob yang disambut dengan respon gestur mulut membentuk kata "Oh"dari Bina sambil menganggukan kepalanya.

"Nanti aku pulang agak sore, Cob. Soalnya mau kumpul buat makrab dulu. Kalo kamu selesai duluan, mau jemput ke gedung teknik gak?" pinta sepupunya itu dengan puppy eyes-nya.

"Sure!" jawab Jacob dengan mantap. "Nanti kamu kabarin aku aja kalo udah selesai, ya. Paling aku nongkrong di kantin sama Jeje", imbuh Jacob sebelum mengambil suapan pertama nasi goreng buatan Bina pagi ini.

"Enak banget sih fakultas kalian kayak gabut gitu..."

"Aku sama Jeje maksudnya? Emang kita berdua aja yang males ngikut sana-sini, Bin..." ucap Jacob yang diiringi dengan tawa keduanya.

Bener aja, di antara kesibukan mahasiswa lain di kantin FEB saat itu, cuma Jacob dan Jeje yang bisa dipastikan kegiatannya gak ada hubungannya dengan kampus. Jacob asik menghabiskan semangkok mie ayam sambil nonton video tutorial kamera analog, sedangkan Jeje lagi fokus mengatur senar gitar yang Jacob bawa.

"Ini gitar lo bawa langsung dari Kanada, Cob?" tanya Jeje setelah beres dengan senar gitarnya.

"Yes! Gitar pertama gue itu. Kado sweet seventeen dari bokap-nyokap."

"Punya sejarah juga dong nih gitar?"

"Of course, la!"

Jeje yang sedang asik memainkan intro sebuah lagu dengan gitar Jacob, iseng buka ponselnya buat lihat chat dari grup DM twitter bikinan teman-teman SMA-nya yang kini satu kampus lagi.

"Ni gitar mau lo pake gak sekarang?" tanya Jeje tiba-tiba.

"Lho, itu kan lagi lo pake?"

Clique - ✦  | 97 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang