Cinta dalam Hati

365 47 40
                                    

April 2017

Suatu siang di Kafe (kantin FEB).

Jacob masih serius dengan laptopnya setelah menghabiskan sepiring nasi goreng, Jeje asik main LOL di ponselnya, serta Bina yang pusing dengan catatan acaknya yang sedang ia salin ke aplikasi di iPad-nya. Tentu saja ada Bina di situ karena setiap hari pulang bareng dengan Jacob.

"Binul! Itu temen SMA lo kan?" suara Jeje akhirnya memecah kesibukan tiga orang tersebut sambil matanya mengarah pada salah satu sudut kantin.

Yang ditanya pun mengarahkan pandangannya pada sudut kantin yang ditunjuk oleh Jeje. "Yang mana?"

"Itu, Bin ... si Yasmin," kata Jacob yang menoleh singkat lalu kembali fokus pada barisan kalimat di layar laptopnya.

"Oh, Yasmin .... Iya, dia temen SMA gue. Kenapa emang, Je?"

"Suruh duduk sini, Bin. Kasian tuh kayaknya sendirian."

"Yah, gue lagi sibuk nyalin gini, Je. Takut gak bisa ngajak dia ngobrol."

"Yaudah, gue yang ngajak ngobrol deh!"

"Serius, Je?" tanya Bina heran.

"Dua rius, Bin."

"Yaudah lo ajakin aja kalo gitu."

"Oke!" seru Jeje cepat sambil bangkit dari kursi kantin yang sudah hampir satu jam ia duduki.

Bina pun reflek memukul paha sepupunya dengan raut wajah yang penuh keheranan. "Cob ... beneran dong dia ...."

"Kalo disuruh malah makin semangat dia," kekeh Jacob sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ma'e ... punya saya udah jadi belom?" tanya Jeje sambil menghampiri wanita berperawakan mungil yang tidak lain ialah pemilik kios ayam geprek favorit Jeje seantero kantin kampus.

"Lho? Mas Jeje mesen ta'?"

"Nah kan, Ma'e lupa ...," balas Jeje yang memang sebenarnya belum memesan ayam geprek.

"Lo mau ambil punya gue dulu?" timpal seorang perempuan berambut sebahu sambil menyodorkan sepiring ayam geprek porsi lengkap dengan nasi dan lalapan, "nih!"

Jeje yang kaget justru tersenyum sumringah ketika mendapat tawaran dari perempuan tersebut. Yup, perempuan yang menawarkan ayam gepreknya ialah Yasmin, temannya Bina.

"Eh? Gapapa, lo duluan aja. Gue udah biasa nunggu kok, hehehe," kekeh Jeje, "by the way, lo temennya Bina 'kan?"

"Bina? Shabrina Soemantri maksud lo?" alih-alih memberi jawaban, Yasmin justru balik bertanya untuk meyakinkan.

"Iya, bener! Lo makan sendiri kan? Tadi dia pesen ke gue, katanya suruh ajakin lo duduk bareng. Tuh, anaknya di sebelah sana," kata Jeje sembari menunjuk posisi Bina dan Jacob duduk, "deket tempat nge-charge."

"Oh, iya!" Yasmin mengangguk penuh semangat. "Boleh deh kalo gitu. Gue dulua—"

"Bentar! Tungguin! Kebetulan gue duduk situ juga. Mau bareng ke sananya?" ajak Jeje.

"Hmm, boleh!" jawab Yasmin polos.

Bina hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat Jeje kembali ke tempat duduknya bersama Yasmin. Jacob yang di sebelahnya tak kalah heran dari sepupunya tersebut.

"Binaaaa!!!" sapa Yasmin penuh semangat sembari memeluk singkat temannya tersebut.

"Yayasss!!! Tumben banget sih lo sendiri? Makanya tadi gue suruh temen gue buat ajak lo duduk bareng ke sini," ucap Bina sambil melirik ke arah Jeje. Yang dilirik hanya mesem-mesem.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clique - ✦  | 97 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang