"Cheers!"
Sina Diana bersama teman-temannya, kini tengah merayakan hari ulang tahun salah satu temannya. Mereka duduk di sofa panjang berwarna merah yang sudah mereka pesan sebelumnya. Mereka bersulang, namun tidak ada alkohol karena mereka tidak ingin mabuk, mereka hanya memesan beberapa jus saja.
Semua teman-temannya kecuali Alma pergi ke tempat orang-orang tengah menari yang diiringi dengan musik DJ. Hanya tinggal Sina dan Alma berdua.
"Sina, lo nggak mau ikut mereka?" Ucap Alma - teman dekat - Sina semenjak mereka duduk di bangku sekolah.
"Hah?!" Karena musik yang terlalu keras membuat Sina tidak mendengar apa yang Alma katakan.
"Lo nggak ikut menari sama mereka!!" Alma berteriak lebih keras.
Sina menggelengkan kepalanya, dia tidak suka menari, "Nggak mau, kalo lo mau, lo aja yang kesana?"
"Lo yakin tetep disini Na?"
Sina mengangguk, "Ya, lo pergi aja."
Alma bangun dari duduknya, dia bisa bosan karena disini terus makanya Alma memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya menari.
Sina hanya menyaksikan semua teman-temannya menari, dia lebih memilih duduk sendirian daripada bergabung dengan mereka, terlalu sesak dan sempit, Sina tidak suka.
Tanpa Sina tau, seorang laki-laki kini tengah menatap dia dengan wajah datarnya. Dia Arsen Matteo Pahlevi, kekasih kakaknya yang sudah menjalin hubungan selama kurang lebih 3 tahun.
Farhan - teman Arsen - menepuk punggung Arsen, sedari tadi dia melihat mata Arsen tak lepas dari pandangannya pada perempuan yang kini sendirian duduk di sofa merah.
"Lo kenal sama dia?" Tanya Farhan.
"Hm, dia adik pacar gue."
"Terus kenapa dari tadi lo lihat dia terus? Jangan bilang selain suka sama kakaknya, lo juga suka sama adiknya?" Ucap Farhan ngasal.
Arsen menjitak kepala Farhan karena berbicara sembarangan, membuat sang empu merintih kesakitan, "Gila aja lo, gue nggak mungkin suka sama cewek macam dia."
Arsen menarik sudut bibirnya tersenyum miring melihat Sina. Jelas Sina sama sekali bukan tipenya, Arsen tidak menyukai perempuan bar-bar seperti Sina, lain halnya dengan kakaknya, Nataya. Nataya itu perempuan yang lemah lembut, sopan, penurut, membuat siapapun pasti jatuh cinta padanya. Sina, perempuan keras kepala, rebellion, jauh sekali dari tipe perempuan Arsen.
"Ar, lo liat itu, ada cowok yang deketin cewek itu."
Mata Arsen menyipit, memang benar ada cowok yang mendekati Sina, "Temennya kali."
Sina sendiri merasa risih saat laki-laki yang tidak ia kenal tiba-tiba saja mendekatinya dan duduk di sampingnya dengan membawa gelas berisi alkohol.
"Boleh gabung nggak?" Kata laki-laki itu sok akrab.
Sina tidak menanggapi, saat laki-laki itu duduk di sampingnya, Sina bergeser menjauh. Sina bisa mencium bau alkohol saat laki-laki itu berbicara padanya.
Sina mengalihkan pandangannya ke arah lain, laki-laki di sampingnya ini benar-benar membuat Sina risih sekaligus takut. Semua teman-temannya tidak ada, dia sendirian sekarang. Tidak tau apa yang akan laki-laki itu lakukan padanya mengingat ini kelab malam. Pasti banyak sekali laki-laki nakal, pikir Sina.
"Lo sendirian? Temen-temen lo mana?"
Sina sama sekali tidak berani menjawab, dia memilih untuk diam. Lagipula Sina tidak mengenal laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Wasiat
RomanceKematian Nataya Diandra memberikan duka yang mendalam bagi Sina Diana, adiknya. Nataya terbunuh di apartemen kekasihnya. Beberapa hari setelah kematian Nataya, Sina harus dikejutkan dengan kabar bahwa Sina Diana harus menikah dengan Arsen Matteo Pah...