Selamat membaca!
.Memiliki keluarga yang lengkap, harmonis, dan perhatian adalah keinginan setiap orang. Orang tua yang selalu ada memberikan setiap perhatian dan kasih sayang terhadap anak merupakan kebahagiaan yang sangat didambakan seorang anak.
Seperti halnya keluargaku, keluarga yang dengan serba berkecukupan ini selalu membuat aku bahagia. Tak perlu kekayaan yang berlimpah, asal perhatian dan kasih sayang orang tua selalu kudapat, itu sudah sangat cukup.
Aku Zihan Syahda Malik-- biasa dipanggil Zee, anak tunggal dari Akbar Syahdan Malik dan Namira Putri. Sebuah keluarga kecil yang sangat amat aku sayangi, hidup dengan serba kecukupan membuat Namira- Ibu yang sakit tidak mampu berobat sehingga meninggalkan aku dan ayah 5 tahun yang lalu.
Namun, bukan berarti setelah kepergian Sang ibu, sosok ibu yang selalu ada hilang begitu saja.Ayah tidak akan membiarkan itu, beliau selalu berusaha menjadi sosok ayah dan ibu buatku. Walau lelah seharian berkeliling menjadi seorang ojek online--ojol, tapi ia selalu berusaha untuk tidak mengeluh dengan keadaan. Ayah selalu membuat aku bahagia dengan segala cara sederhana yang selalu ia miliki.
Seperti halnya hari ini, walau pendapatan seharian ini tidak seberapa ia masih sering mengajak aku makan di luar setiap sebulan sekali. Katanya, biar nggak bosan-bosan banget anak ayah ini.
.
🌿🌿🌿
"Zee.." panggilan Akbar membuat Zee mengalihkan perhatian dari makanannya. Kini, mereka sedang berada di sebuah pasar malam, duduk di bangku dan menyantap beberapa makanan kecil-kecil yang tusuk, beserta minumannya disampingnya.
"Kamu ga mau nikah Zee?" Apa katanya menikah? Siapa yang tidak mau, tentu maulah ia.
"Pasti maulah yah, nanti tapi." Gadis itu mengambil beberapa tusuk makanan lagi dan memasukkannya ke dalam mulutnya
"Ayah pingin kamu menikah secepatnya deh Zee."Uhuk uhuk. Ucapan Ayah membuat Zee tersedak, ayah segera mengambilkan minum yang berada disampingku.
"Hati-hati, Zee." Mengelus pundakku.
"M mak sudnya ayah?" Tanya Zee gugup. Jujur saja ia terkejut. Dia saja sudah pusing memikirkan persiapan kuliah dan Akbar--ayahnya bertanya tentang pernikahan kepadanya, yang benar saja.
"Ayah pikir, semakin kamu dewasa semakin kamu harus dijaga. Dan ayah tak mampu untuk menjagamu selalu Zee." Jelas Akbar.
"Ayah kok ngomong gitu? Ayah gaperlu selalu menjaga Zee, dengan adanya Ayah udah sangat membuat Zee senang. Lagipula Zee kan akan kuliah, lalu sukses dan bahagiain ayah."
Ucap Zee menolak pernyataan Akbar secara halus. Mata gadis itu berkaca-kaca, menatap lelaki paruh baya yang kini sedang menggenggam tangannya.
"Kamu tahu Zee, saat ini.. bahagianya ayah adalah saat melihat Zee bersanding dengan pasanganmu, saat ayah menjabat tangan suamimu dalam mengucap janji suci, saat ayah percaya bahwa ada sosok yang benar-benar menjaga kamu saat ayah tidak ada nanti. Itu sudah membuat sangat ayah bahagia, Zee." Jelas Akbar, air mata itu kini mengalir di pipinya tanpa permisi.
Ia tak mengerti kenapa ucapan ayah begitu membuatnya ingin menangis dan ingin berteriak menolak hal itu. Ia tak mengerti mengapa seakan - akan menyiratkan pesan yang sangat mendalam. Seakan-akan, ayah ingin meninggalkan dirinya.
"A ayah." Itu suara pertamanya setelah 5 menit tak ada suara. Setelah tangis Zee mereda.
" Zee, Zee bingung yah, Zee kan tidak pernah berhubungan banyak dengan lawan jenis selama ini." Setelah dipikir-pikir, bisa dihitung jari lelaki mana yang pernah berhubungan dengannya, paling hanya beberapa teman kelasnya saja.
"Oh ya? Lalu bagaimana dengan Izzat Zee? Bukankah kamu dekat dengannya." Tanya Akbar, Izzatul Ikhsan, lelaki beda 3 tahun di atasnya. Ia adalah teman kecilnya. Mereka sangat dekat, banyak yang mengira Izzat adalah kekasihnya. Padahal mereka memang hanya teman yang sebenar-benarnya teman, tak lebih.
"Bang Izzat hanya teman Zee yah."
"Kalau lebihpun tak apa." Ucap Akbar menggoda.
"Ayah.."
"Sudah sudah, ayah hanya bercanda. Tapi ayah mohon pikirkan permintaan ayah ini ya. Kalau Zee siap, Zee bisa coba mengajukan ta'aruf nanti. Sekarang kita pulang yuk." Akbar bangkit, Zee menatap kepergian ayahnya itu. Ia bisa melihat kesedihan dari mata lelaki yang ia sayangi itu, tatapannya sangat mengharap padanya.
🌿🌿🌿
Hehe,
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.To be continue🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Sah dadakan! (On going)
FantasyProlog Tidak ada seorang pun yang tahu tentang kematian. Harinya, bulannya, apalagi tahunnya, tidak seorang pun yang mengetahui. Tidak ada seorang pun yang siap jika orang yang dicintainya itu pergi meninggal, selama-lamanya. Tidak ada yang mengingi...