00 | Prolog

40 6 0
                                    

TAKE #1

      Halo semuanya! Perkenalkan, namaku Cantika Cahyadi, nama panggilan Cantika, umur 16 tahun, kelas XI Ips 4.

Hm, maaf sebelumnya. Sepertinya ada satu kalimat di atas yang perlu kuralat. “Nama panggilan Cantika”? sepertinya itu tidak berlaku lagi. Sebab, jika kalian mencariku dengan bertanya pada seseorang di lingkungan sekolahku, misal, “Apa anda tahu Cantika XI Ips 4? atau Cantika di mana, ya? atau apa pun itu, yang jelas jika kalian menyebutkan kata, “Cantika”, yakin seratus persen, hampir seisi sekolahku akan menampilkan satu ekspresi yang sama.

Mengernyit.

Dan itu sudah sangat jelas alasannya. Karena tidak ada yang namanya Cantika di kelas XI Ips 4. Bahkan mungkin hampir tidak ada di seluruh kelas XI. Alasannya? sebab, dari awal Cantika memang tidak ada. Tidak pernah ada. Dan sebagai penggantinya adalah, Oh Yang. Apa kalian sempat tertawa membacanya? Oh Yang? bukankah itu salah satu kata-kata yang terdapat pada sebuah iklan produk? lebih jelasnya iklan sampo lafboy pada masanya—maaf jika aku menyebut merek. Yah, dan jawabannya.

Memang. Seperti. Itu.

Hm, kuharap kalian masih ingat iklan itu agar tak kewalahan memikir. Haha, mungkin perut kalian terasa seperti digelitik oleh kemoceng? bertanya-tanya, kenapa jadi ada iklan di sini? apa maksudnya? di mana menyambungnya? dan mungkin otak kalian bahkan bergerak bagai ubur-ubur, sangat pusing dengan pertanyaan berliku-liku seperti di atas.

Oke, kalau begitu biar kujawab satu persatu.

Q : Kenapa jadi ada iklan di sini?

A : Aku juga tidak tahu.

Q : Apa maksudnya?

A : Sama halnya dengan jawaban pertama, aku tidak tahu.

Q : Di mana menyambungnya?

A : Menyambungnya di sini, di penjelasanku di bawah ini. Jadi, mari dibaca baik-baik.

TAKE #2

Hi semuanya! Perkenalkan namaku Cantika Cahyadi, nama panggilan Oh Yang, umur 16 tahun, kelas XI Ips 4.

Yah, bagaimana? apa sudah mengerti? setidaknya sedikit paham? apa ada yang aneh dengan perkenalanku yang kedua? haha, lucu tak lucu aku tetap akan tertawa.

Ciri-ciri manusia kesepian.

Hm, baiklah. Jadi seperti ini. Aku yakin kalian juga sudah menyadarinya—sangat. Ya, namaku memang Cantika Cahyadi. Tapi Cantika bukan lagi menjadi nama panggilanku. Sebab, itu memang kenyataannya. Semenjak awal masuk di SMA Ibu Pertiwi, Jakarta—sekolahku , tepatnya pada saat kegiatan MOS, sejak itulah kata Cantika seakan lenyap, dan tergantikan oleh kata…

Oh Yang.

Dan itulah nama panggilanku sekarang. Nama panggilan yang sangat tenar. Dan mungkin hampir seluruh jagat raya mengetahuinya. Maaf sedikit lebay.

Kisah ini berawal saat pra-MOS hari pertama, bermula saat salah satu osis perempuan, lebih jelasnya namanya Kak Dira. Aku tak bisa jelaskan secara rinci, yang jelasnya saat itu aku disuruh maju, dan dia sama sekali tak menyebut namaku.

“Oh Yang, maju ke depan. Nyanyiin lagu Ayu Tingting Sambalado!”

Jelas semua orang di sana bertanya-tanya, bahkan ada yang sampai tertawa sembunyi-sembunyi. Merasa aneh, jelas. Di zaman sekarang apa masih ada orangtua yang memberi nama anaknya dengan nama seperti itu? lama tidak ada yang menjawab, tiba-tiba aku dibuat terlonjak, karena mendadak Kak Dira menunjukku. Entah raut apa yang kutunjukkan saat itu, aku juga lupa.

Sa-saya Kak?”

“Iya. Lo nggak dengar tadi gue manggil lo?”

“Hah? M-maaf kak. Tapi—”

“Omg, lo ribet banget sih, Oh... Yang. Tinggal maju doang apa susahnya, sih?”

Oke. Dan itu dia sedikit spoilernya. Dan semenjak itulah semua orang
mengenalku dengan nama ter-gaul itu.

Kacamata.

Anak Ips.

Nggak pintar.

Sebatang kara.

Samsak empuk.

Itu semua adalah aku,

OH YANG.

***

Latar sekitar tahun 2014-an

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh YangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang