Burung-burung saling bersahutan, udara masih dingin dan matahari tampak belum mau menunjukkan sinarnya namun seorang pria bermarga Nakahara sudah bangun dari tidurnya.
Karena sebuah alasan ia bangun lebih pagi daripada biasanya. Ini adalah hari pertamanya di SMA, sungguh waktu cepat berlalu tanpa memberikan Chuuya kesempatan untuk mencerna apa yang telah terjadi. Ia masih ingat dengan janjinya pada diri sendiri dua tahun yang lalu saat [Name] dan Osamu tidak lagi disisinya, tidak ada kemajuan tentang hal apa pun mengenai itu.
Bahkan semenjak itu Chuuya hilang kontak dengan mereka; gadis trap dan lelaki perban. Hal terakhir yang Chuuya tahu adalah [Name] pindah ke Korea, dan tidak lama Osamu di keluarkan dari sekolah.
Jarinya mengambil gitar yang ada di sudut ruangan, perlahan ia memetikkan nada-nada acak kepada gitar itu. bernyanyi hobi Chuuya dari dulu, sekarang ia bisa memainkan gitar jadi rasanya tidak begitu hambar saat ia bernyanyi sendirian. Namun kepalanya kosong kali ini, ia tidak dapat memikirkan lagu yang dapat menghiburnya.
Netranya tertutup mengingat bahwa hobinya inilah yang membuatnya terbully dulu, hobinya juga yang membuatnya bertemu dengan kedua orang itu.
"Astaga, kenapa semuanya harus berakhir seperti ini?"
Pria itu berdiri, bersiap-siap untuk ke sekolah. Ia pikir tidak ada guna-nya untuk terjebak di masa lalu, ia harus terus bergerak maju dan tidak membiarkan waktu merampas kesempatan-kesempatan emasnya lagi.
*
Chuuya mendecih kesal. Orang yang berusaha ia hindari selama ini malah menunjukkan batang hidungnya di sini; Dazai Osamu sedang menunggunya di depan kelas. Si surai senja itu mengepalkan tangannya bersiap untuk yang terburuk.
“Hei ... lama tidak bertemu ya?” ujar Osamu mencoba untuk memulai perbincangan.
Chuuya menatap Osamu datar. “Tidakkah kau puas sekarang?”
Osamu tertawa renyah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal; Chuuya bersyukur dalam hati karena Osamu masih sama idiotnya seperti dulu. “Aku menyesalinya.”
Sang surai senja terkejut, tersirat kesedihan di wajah Osamu.
“Percayalah padaku, Chuuya. Aku benar-benar menyesal. Kita masih berteman kan?” Osamu memegang bahu Chuuya.
“Tidak, Osamu ...” Netra Osamu membulat mendengarkan perkataan itu dari Chuuya, ia melepaskan pegangannya yang ada di bahu Chuuya kemudian menunduk; bersiap untuk pergi dari sana.
“... Kita bukanlah teman. Kita lebih dari itu, kita sahabat.” Chuuya mengembangkan senyum di wajahnya.
Osamu membawa Chuuya ke dalam dekapannya, ia tidak ingin kehilangan sahabatnya lagi karena kebodohannya sendiri. Ia sudah bertobat.
“Oi lepaskan aku bodoh! Bagaimana jika ada orang yang melihat kita?!”
Lelaki bersurai cokelat itu tertawa kemudian melepaskan pelukannya. “He? Sejak kapan kau jadi rentan hati begini Chibi? Lihatlah dirimu, sama sekali tidak bertambah tinggi.”
“Apakah kita sekelas, Osamu?” Chuuya mencoba untuk mengalihkan topik walaupun dalam hati ia sedang mengutuk lelaki yang perbannya semakin banyak saja dibandingkan saat dulu.
Chuuya bertanya itu karena heran, kenapa Osamu bisa masuk ke kelas A padahal reputasi Osamu dulu benar-benar hancur. Padahal, ia sudah bersusah payah belajar dan menjaga reputasinya agar dimasukkan ke dalam kelas A.
“Tentu saja tidak, aku hanya mendatangimu di sini. Aku di kelas E,” jawab Osamu santai.
Sang surai senja ber-oh-ria. Ia cukup lega karena Osamu mendapatkan kelas paling terakhir, Osamu pantas mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
needLe┊N. Chuuya ✔︎
FanfictionMari kita hubungkan kembali lakon yang sempat memudar, ucapkan "selamat tinggal!" kepada senyuman palsu itu. Aku akan mencabut jarum yang menusukmu, pastikan untuk memberitahuku jika kau ingin menangis. Karena cinta tidak berakhir semudah itu. --- 【...