Croissant et 1 : Nilam Genorium

3 2 1
                                    

🇫🇷 Aimer, ce n'est pas se regarder l'un l'autre, c'est regarder ensemble dans la même direction.

🇲🇨 Mencintai, bukanlah saling melihat (mengawasi) satu sama lain, tetapi melihat ke arah tujuan yang sama.

****

05:30 Wib

"Selamat pagi dunia tipu-tipu!"

Nilam menyambut pagi yang cerah dengan suara cempreng khas miliknya ketika gadis remaja berusia 16 tahun itu membuka matanya dengan sangat lebar.

Nilam mengembangkan senyum termanis yang ia punya. Menarik kembali selimut tebal bermotif menara khas negara Perancis. Berniat untuk kembali tidur setelah menyapa ramah sekelilingnya dengan teriakan khas yang sangat ia sukai.

"Cus! Tidur again!"

Nilam membenamkan wajahnya ke bantal besar itu. Belum sempat ia menutup mata dengan damai, teriakan serta gebukan kuat di area pintu kamar dapat dengan jelas Nilam dengar.

Nilam sedikit meringis, merasa terganggu. Tak ingin paginya dikacaukan dengan suara teriakan sang adik, Nilam pun segera menutup telinganya dengan bantal guling dan fokus untuk kembali tidur.

"Woy, Nilam! Lo bangun atau gue dobrak nih, pintu!" Cecar seseorang di balik pintu.

Nilam pura-pura tidak dengar.

"Lo udah teriak gak jelas pagi buta bangunin orang yang lagi tidur dan sekarang lo malah tidur lagi? Lo sinting emang!" sewot orang itu lagi.

"Berisik!" Gumam Nilam pelan.

Cklek!

Pintu kamar Nilam terbuka. Nilam tidak akan heran dengan itu. Dia sudah bisa menebak siapa pelaku yang berani membuka dengan lancang pintu kamarnya.

Siapa lagi kalau bukan Dirman? Adik laki-laki saudara kembarnya itu.

Dirman melongo melihat sang kakak masih betah berbaring di kasur dengan selimut yang menutupi keseluruhan tubuh itu.

"Woy, kak! Lo gak sekolah lagi apa gimana? Lo gak berniat bolos lagi kan?"

"Buaya betina emang! Bangun woy!"

Lagi-lagi Dirman teriak. Kali ini dengan menarik paksa selimut tebal yang dipakai Nilam.

"Lima menit lagi gue turun. Etdah! Berisik amat lo!" kecam Nilam emosi karena tidurnya diganggu. Lagi!

Dirman tak menyahut. Dia malah ikutan nimbrung dan menidurkan tubuh besarnya itu di samping Nilam. Sontak saja Nilam melotot tak santai. Segera Nilam menjauhkan dirinya dari buaya darat a.k.a Dirman.

"Jauh-jauh lo! Gue masih terlalu suci buat dinodai sama bentukan kayak lo gini," pekik Nilam tak santai.

Jletak!

Tanpa perasaan Dirman menjitak kening Nilam sedikit kuat, membuat Nilam meringis menahan nyeri di keningnya.

"Gue enggak tergoda sama badan kardus kayak lo!" Kecam Dirman jahat.

Nilam merucutkan bibirnya. "Gue seksi! Lebih seksi dari pacar bayaran elo!" ucap Nilam sarkasme.

"Terserah!"

Nilam mendengus, menatap sebal saudara kembarnya itu.

Niat untuk tidur lagi diurungkannya. Nilam berjalan masuk ke kamar mandi dan segera membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran yang baru saja ia terima melalui umpatan-umpatan sang adik.

"Untung lo masih adean gue. Kalau enggak udah keburu gue bunuh lo, Dir!"

Dan tanpa perasaan juga Nilam melemparkan bantal guling hingga menimpuk kepala Dirman. Dirman meracau tak jelas karena posisinya yang terlungkup. Nilam hanya bisa menggelengkan kepala takjub melihat tingkah saudara kembarnya itu. Menurutnya Dirman itu tidak pernah malu untuk tidur di kasur coklat miliknya itu.

Le Croissant en toiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang