Win pulang ke rumah megahnya dengan taksi, hanya satu yang sedari tadi ia pikirkan. _"MAKAN BAKSO"_
Win berlari melewati semua karyawan dan pengawal yang berbaris memberi hormat padanya, wajahnya sangat berseri. Namun belum sempat ia membuka pintu utama rumahnya, seketika raut wajahnya berubah. Matanya melebar dan senyum di bibirnya pun lenyap. Raut terkejut terpampang jelas di wajahnya. Win menelan ludah, dan menundukkan kepalanya, tak berani menatap orang yang kini berdiri di hadapannya.
"Kau tidak membawa supir pribadimu lagi Tuan muda?" Sebuah kalimat terlontar dari bibir orang itu
Win kembali menelan ludah, ia sedang memikirkan alasan yang bagus
*Cliing*
Ahaaa!!
Win menemukan ide, "Aku baru saja membeli ini!" Ucapnya sambil mengangkat bungkusan di tangannya
Wanita paruh baya itu melirik bungkusan yang Win pegang,
"Apa yang kau beli?"Dengan percaya diri Win berteriak " BAKSOOOO!! HAHAHAH"
"...." HENING..
"Tuan muda.. di rumah ini kau bisa memesan apapun yang kau mau, kau tidak harus keluar untuk membeli nya sendiri" wanita itu berkata dengan lembut
"Lagi pula, ada apa dengan bakso?? Dimana kau membelinya? Apakah itu sudah steril-?"
Sebelum wanita itu selesai berbicara, Win mendengus ia berusaha membuat wajahnya seimut dan semenggemaskan mungkin
(≧▽≦). (◔‿◔) \(^o^)/. (^3^♪)
"Wiin.. cukup, sekarang berikan bakso itu padaku.."
Win terpaku, ia sangat menginginkan bakso ini..
"Win.." panggil wanita itu lagi sambil menyodorkan tangannya untuk menerima bakso dari Win
Win sedih, wajah memelas pun menjadi jurus terakhir nya
"..."
Gagal.. :(
Dengan berat hati, Win memberikan baksonya pada aunty..
Aunty, tersenyum menerima bakso itu, ia pun meminta Win untuk pergi ke kamarnya dan mandi
Win membalasnya dengan anggukan, wajahnya lesu, kepalanya tertunduk dengan langkah kaki yang di seret ia berjalan menuju ke kamarnya.Win memasuki kamarnya, kamar mewah bak hotel bintang lima itu lah satu-satunya tempat yang Win senangi di rumahnya. Walaupun rumahnya luas dan megah, namun hanya di kamarnya lah Win bisa menjadi dirinya sendiri. Tanpa aturan, dan tanpa pengawal yang 24 jam berkeliling di dalam rumahnya.
Win melepas sepatu sekolah dan melemparkannya ranselnya ke tempat tidur, sekarang ia harus mandi.
Kamar Win berlatar dinding yang berwarna abu-abu, semua perabot di dalamnya juga berwarna abu-abu atau hitam. Win menyukai warna itu tanpa alasan yang jelas.
Di dalam ruangan itu terdapat semua hal yang Win butuhkan, mulai dari kulkas, komputer, sebuah ruangan pakaian dan sebuah kamar mandi dengan bathtub tentunya. Kamar Win terletak di lantai 2 rumahnya. Saat malam hari, Win suka keluar dari ruangan itu, ia akan berdiri di balkon kamarnya memandangi suasana malam yang sunyi, hanya ada suara deru kendaraan.
Win.. sudah terbiasa..
Sudah terbiasa dengan kesendiriannya..
Sebelum mandi, Win akan menyalakan televisinya
***
Setelah selesai mandi Win berencana belajar dengan komputernya, Win berjalan dengan seragam yang telah berganti dengan piyama berwarna abu-abu, Win menggeser kursi karena ingin duduk. Win terkejut melihat semangkuk bakso yang masih panas tersedia di sebelah komputernya lengkap dengan segelas jus mangga kesukaannya.
Seketika air mata tidak dapat Win bendung lagi, hingga menetes menuruni pipi putih mulusnya. "Heengg~~ aunty~~" rengek Win sembari duduk menghirup aroma hidangan di hadapannya kini.
Tanpa menunggu lama, Win segera melahap baksonya, ia sangat gembira..
Aunty begitu perhatian:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxy [BrightWin]
RomanceWin, seorang siswa SMA yang pintar namun lugu. Selalu dituntut menjadi nomor 1 oleh orang tuanya. Win menjalani kehidupan yang hambar nyaris terkesan membosankan hingga Win duduk di kursi kelas 3 SMA.. Seorang penjual bakso, dia.. Akhh.. Win merasa...