Sepuluh: Name

2K 369 40
                                    


BRUK....



Suara debaman terdengar di ruangan dengan dinding kayu yang kedap akan suara. Debaman itu berasal dari tubuh Jungkook yang terbanting ke lantai. Ini bukan sekali tubuhnya terbanting seperti ini, ini sudah berulang kali dan rasanya tubuhnya remuk.

"Bangun, Jungkook."

Jungkook meringis kesakitan, punggungnya terasa sakit. Jungkook merambat berusaha meraih tongkat sihirnya yang tidak terlalu jauh darinya, yang jatuh saat tubuhnya terpelanting. Jaraknya dengan tongkat sihirnya memendek, tinggal sedikit lagi Jungkook berhasil meraihnya tongkatnya namun perempuan yang menjadi guru sihirnya menggerakan tongkat di tangannya dan membuat tongkat Jungkook terbang lalu perempuan itu menggerakan cepat tongkatnya ke kanan -tongkat sihir Jungkook terlempar jauh. Jungkook menatap nalangsa tongkatnya yang semakin jauh dari jangkauannya. Sebagai magic user seperti Jungkook saat tongkat jauh darinya maka dia akan kesulitan. Jungkook masih membutuhkan tongkat itu dan tongkat itu tau si pemilik butuh makanya tongkat itu tidak menghilang.

Jungkook berusaha bangun dengan kedua tangan sebagai tumpuan badan. Melihat Jungkook yang berdiripun sulit, perempuan itu menyeringai. Perempuan itu lagi-lagi menggerakan tongkatnya membuat Jungkook terdorong ke belakang beberapa centi.

"Ssaem, biarkan aku berdiri tegak." Pinta Jungkook yang membungkuk menahan tubuhnya agar tidak tumbang.

Seolah tuli perempuan itu mengarahkan sihirnya ke tubuh Jungkook tak lupa bibirnya mengucapkan mantra. Dari tongkat sihir perempuan itu keluar cahaya hitam yang telak menghantam Jungkook. Jungkook terpelanting (lagi) menabrak tembok dengan begitu keras. Jungkook meringis kesakitan, punggungnya melengkung. "ARGH!!"

Perempuan itu semakin menyeringai, matanya menyipit licik, ekspresi wajahnya datar. Tangannya kembali bergerak menggerakan tongkat dengan bibir mengucap mantra.

"Hentikan, Witch!" Dalam kedipan mata, Taehyung yang tadi berada di ambang pintu masuk tiba-tiba sudah berdiri di depan Jungkook. Secepat itu. "Hentikan!" Ujar Taehyung tidak bisa dibantah.

"Kenapa, vampire? Kau tidak tega melihatnya?"

Taehyung menaikan satu alisnya. "Bukan aku tidak tega tapi kau yang sudah keterlaluan."

"Aku, keterlaluan?" Perempuan itu mendecih sebal.

"Sudahlah," Jimin masuk ke dalam ruangan ikut bergabung dengan ketiganya. Jimin berdiri di tengah antara Taehyung dan penyihir karena Jimin tau keduanya bisa saja saling bunuh sekarang. Witch yang menggenggam erat tongkatnya dan Taehyung yang mengepalkan tangan erat seolah tengah bersiap-siap saling menyerang. Jimin tidak mau tempat latihan ini jadi arena saling bunuh.

Jimin menatap sang witch, "hentikan latihannya. Benar kata Taehyung, kau keterlaluan."

Setelah mengatakan itu, tungkai kaki Jimin melangkah mendekat ke Jungkook, bersimpuh di sisi Jungkook yang terlentang merasakan punggungnya yang kesakitan.

"Ayo, Jungkook."

Jungkook mengerjap.

Jimin tersenyum kecil. "Aku akan membantumu jalan." Jimin membantu Jungkook berdiri, memapah tubuh Jungkook dan membawanya keluar dari ruangan ini meninggalkan Taehyung dengan penyihir perempuan ini.

"Pergilah, witch. Kau ku usir dari clanku, witch Hyeyoon."

.

.

Seokjin yang sedang meletakan pedang di lemari penyimapanan pun langsung memegang punggungnya saat merasa sakit tiba-tiba.

"Kau encok?"

Luna and WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang