Lima: Mate

2.3K 404 83
                                    

Seokjin memeluk erat tubuh Jan, sesekali kepalanya menunduk saat ranting pohon nyaris mengenai kepala, badannya agak bergeser saat Jan berbelok tajam. Jan lari begitu cepat, menghindar dengan gesit, mata yang berwarna hijau menyala dalam gelapnya malam. Bulat bulan yang dekat dengan bumi, bulat bulan yang bersinar terang itu menjadi pencahayaan hutan.

Perlahan Jan melambat larinya dan Seokjin menyadari itu. Seokjin mendongak bertepatan dengan Jan yang berhenti melangkah dan terdengar geraman darinya. Seokjin melihat ke sekelilingnya dimana dirinya dan Jan tengah di kepung oleh lima wolf dengan badan tak kalah besar dari Jan.

"Hoseok, kita dikepung."

"Aku tau, Jan. Tidak ada pilihan lain selain melawan. Kita butuh melewati mereka agar sampai ke pack."

"Ya, kau benar."


Seokjin mengendus bau dari lima serigala itu dan bau itu bercampur namun ia tau aura ini adalah aura yang kuat dan brutal. Rogue ini lebih kuat dari rogue yang ia bunuh di rumah Paman Ben.

"Hoseok, bagaimana ini?" Bisik Seokjin ketakutan.

Serigala coklat bermata hijau itu merendahkan tubuhnya seolah menyuruh Seokjin turun.

"Aku... turun?"

Serigala itu menggeram sambil mengangguk. Seokjin mengikuti permintaan Jan turun dari tubuhnya lalu moncong serigala coklat itu mendekat ke tubuh Seokjin, mendorong tubuh Seokjin menjauh darinya. "Jan kau mau aku pergi?"

Serigala itu menggeram dan mengangguk lagi. Matanya yang menyala hijau melirik ke arah pohon besar yang tidak jauh dari mereka berdua, serigala itu seolah meminta Seokjin ke sana. Seokjin menolak. "Tidak, aku tidak mau."

Jan menundukan kepala nyaris menyentuh tanah memohon ke Seokjin namun Seokjin masih kukuh dengan pendiriannya untuk tidak meninggalkannya

Lima serigala itu semakin dekat dengan Hoseok dan Seokjin. Empat kaki mereka berjalan lambat mendekati Seokjin dan Hoseok, menikmati tiap moment Seokjin dan Hoseok yang nyawanya sudah di ujung tanduk.

Jan menggeram lirih memohon padanya namun Seokjin menggeleng tegas. "Aku bilang, aku tidak mau, Gamma!"

Mata hijau Jan menatapnya sedih saat permintaannya di tolak.

"Hoseok, bagaimana? Dia tidak mau."

Hoseok menghela nafas, Seokjin dengan segala keras kepala dan sialnya ucapannya tidak mampu Jan tolak.
Hoseok tidak punya pilihan lain. "Dorong saja tubuhnya, Jan."

"Dorong? Aku tidak bisa."

"Lalu membiarkan dia mati?"

"Aku tidak bisa melawannya, Hoseok."

"Dan aku juga tidak bisa melawan perintah Alpha, Jan."

Ekor mata hijau itu menangkap bahwa lima serigala itu semakin dekat.

"DORONG DIA JAN!" Perintah Hoseok.

Jan dan Hoseok memejamkan matanya sejenak.

"Maafkan aku, Luna." -Jan.

"Maafkan aku, Namjoon." -Hoseok.

Serigala berbulu coklat itu mendorong tubuh Seokjin dengan kaki depannya. Seokjin tentu saja terdorong ke belakang begitu kencang dan menghantam pohon. Tubuhnya langsung ambruk sesaat setelah tubuhnya menghantam pohon. Seokjin memejamkan mata, meringis kesakitan saat merasa tulang punggungnya terasa mau patah. Dalam kurung waktu kurang dari dua belas jam punggungnya menghantam tembok dan sekarang pohon. Rasanya menyakitkan.

Luna and WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang