SEQUEL

1.3K 99 66
                                    

Cek cek!!!! Masih pada nungguin???

Setelah tujuh gerhana matahari akhirnya aku bisa lanjutin cerita debut ku ini😭 tolong kritiknya jika ada keamburadulan di dalam book kedua ini. Jujur aku radar beleng pas inget-inget adegan-adegan lama di book satu.

 Jujur aku radar beleng pas inget-inget adegan-adegan lama di book satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂🍂

Kedua mata wanita itu menatap datar eksistensi Namjoon yang tengah digandeng oleh wanita asing dengan penampilan seksinya. Lidahnya bergerak pelan mengitari deretan giginya seraya mengabsen penampilan Namjoon dari atas sampai bawah.

Sudah lama tidak bertemu Namjoon sejak hari itu, omong-omong. Dia hanya merasa sedikit rindu?

Wanita itu menyeringgai, bagus sekali dia bertetapan dengan Namjoon ditempat umum ini. Dia bisa melihat Namjoon yang terus terpaku menatap perutnya, sementara wanita disebelahnya terus berbisik untuk segera beranjak dari hadapannya.

"Apa yang kau lakukan disini bajingan?" Wanita itu tanpa tanggung-tanggung mengatai mantan pria yang dia sukai dulu. Matanya beralih melirik wanita asing disebelah Namjoon, "Oh mainan baru?"

Namjoon terdiam dengan tatapan datar, ia sama sekali tidak peduli dengan hinaan yang dilemparkan patner seksnya semasa kuliah dulu.

"Perutmu, berapa usianya?"

Jauh di dugaannya, Namjoon malah melayangkan pertanyaan kosong basa-basi itu.

Yang ditanya terkekeh, ia menunduk dan mengelus perutnya yang sudah sangat membesar, "Beberapa bulan lagi aku akan bersalin," ia mengedikkan kedua bahunya, "kau khawatir?"

Namjoon tak menjawab, ia terdiam seperti itu selama beberapa detik sebelum akhirnya wanita hamil didepannya kembali membuka suara.

"Kau ini benar-benar brengsek, aku sudah tahu itu dan bodohnya aku malah masih mendambakanmu sampai saat dimana kau membentakku."

Namjoon menarik sebelah bibirnya, "Kenapa? Kau menyesal?"

"Tentu saja, dan apa yang kau lakukan bersama jalang murahanmu itu disini?"

Wanita yang sedari tadi mengandeng Namjoon sontak naik pitan mendengar ucapan wanita hamil dihadapan mereka.

"Jaga ucapanmu, brengsek."

"Itu memang benar, mau mengelak?"

Namjoon menahan tangan kekasihnya yang hendak menghajar Yerin.

"Jangan menyebut kekasihku sembarangan," nada suaranya terdengar penuh penekanan membuat Yerin lagi-lagi tertawa, "Kau juga tak ada bedanya dengan jalang di luar sana."

Yerin membulatkan matanya, membuat ekspresi wajah yang berpura-pura terkejut, "Ah benar, akukan jalangmu yang manis dulu?" Ia tertawa lagi, "Tapi kau malah bangga menyebutnya sebagai kekasih?" Telunjuk Yerin naik menunjuk wanita disebelah Namjoon, "kau masih memperdulikan jalang yang jelas-jelas busuk itu dari pada Soeun?"

Namjoon menegang. Sudah lama ia tidak mendengar kabar wanita itu. Sudah lama sekali, rasanya saat kembali mendengar nama wanita itu, dirinya seakan menerima sengatan listrik. Namjoon menelan ludahnya kasar, ia sudah sangat lama menjauhkan diri dari wanita itu. Dan bagaimana keadaannya?

"Kau bahkan membiarkan pria lain mendampinginya menemui dokter."

Namjoon terdiam.

"Sayang, aku ingin pulang saja. Siapa wanita hamil ini? Dia benar-benar membuatku kesal."

Pria bersurai blonde itu dengan kasar menarik pergelangannya yang digandeng erat oleh sang kekasih. Ia semakin mendekatkan diri pada Yerin dengan raut wajahnya yang penuh dengan tanda tanya.

"Apa maksudmu?!"

Yerin memiringkan kepalanya, "Kenapa? Aku kira kau tidak peduli?"

"Apa maksudmu, Yerin!" Bentaknya tak peduli dengan keadaan sekitar.

"Aku yakin kau tidak akan peduli setelah mendengarnya."

Rahang Namjoon mengeras, ia menatap tajam Yerin yang malah melemparkannya senyuman remeh menantang.

"Katakan... padaku!"

"Aku menemuinya di rumah sakit."

Namjoon diam menunggu.

"Dia mengandung, Namjoon," Yerin kembali mengelus perutnya, "kau tak tahu?" Lalu mendecih meremehkan, "sayang sekali, seharusnya suami yang mengetahui kabar ini, bukan malah pria lain yang mengetahuinya lebih dulu."

Namjoon terpaku dengan tatapan blank. Mengandung?

Soeun mengandung?

Kedua tangannya mengepal kuat.

"Ku pikir setelah kau membela Soeun saat menamparku di depan apartemenku, kau akan mulai membuka hati untuk si Socun itu. Sayangnya tidak, aku kecewa Namjoon."

Yerin melemparkan senyumannya. Berselang beberapa detik, senyumannya itu langsung memudar saat kedua bahunya mendapat genggaman lembut dari pria lain yang sudah berdiri entah sejak kapan dibelakangnya. Yerin berbalik dan langsung melemparkan senyumannya lagi pada pria itu.

"Sudah selesai?"

Yerin mengangguk, "Sudah, aku lelah, Jimin. Perutku terlalu berat," katanya pada sang calon suami. Membuat Jimin ikut tersenyum dan beralih mengelus permukaan perut Yerin pelan.

Mengambil alih troli belanjaan lalu mengangkat kepala. Tatapannya dan Namjoon bertemu, ia menyeringgai, "Sudah lama tak bertemu," sapanya basa-basi jelas tak mendapat respon apapun dari Namjoon.

"Kelihatannya Soeun lebih bahagia setelah kau memilih wanita lain?"

🍂🍂🍂

Alur bisa direvisi kapan saja, semoga alur di book dua bisa nyambung di book satu ya hehe. Rabu malam aku bakal publish, jangan lupa di cek ya terimakasih💜

Lunatic Matchmaking ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang