1. am i the antagonist?

69 21 10
                                    

Jangan lupa buat komen ya!
Kasih tau kalau ada typo!
Vote juga kalo kalian suka cerita ini!

Happy reading 💜

💜💜💜

Plak

"Dasar lo cewek gak tau diri! murahan! sampah!"

Plak

"Hiks,hiks ampun Violet, ak-aku gak bermaksud ngerebut hiks Sean dari hiks kamu hiks" gadis dengan rambut kuncir kuda itu menangis tersedu-sedu.

"BANGSAT! gausah munafik lo! lo tau kan Sean sama gue itu udah tunangan, trus kenapa lo malah pacaran sama dia anjing! Waktu lo deket sama dia gue diem ya, tapi lo nya malah gak tau diri! Dengan lo pacaran sama Sean, lo tuh udah nginjek-nginjek harga diri gua tau gak! Dasar bitch!" Murka seorang gadis yang diketahui bernama Violet.

Plak

Tamparan ketiga mendarat dengan mulus di pipi gadis berkuncir kuda itu sehingga pipinya mulai lecet.

"Aku emang suka sama Sean, ta-tapi kan bukan sa-lah ak-aku kalau Sean bisa su-suka juga sama a-ku" ucap gadis itu lirih.

"Apa lo bilang?! Lo tuh ya, dasar cewek gak tau diri !"
Violet kembali mengangkat tangannya akan menampar gadis itu untuk keempat kalinya, namun seseorang menahannya.

"CUKUP VIOLET" Bentak seorang itu membuat suasana kantin yang tadinya ramai menjadi sunyi seketika.

Seorang laki-laki berwajah tampan menatap nyalang ke arah Violet, dia -Sean- berjalan dengan cepat diikuti kedua sahabatnya -Angga dan Glen- .

"Ikut gue" Sean mencekal tangan Violet dan menariknya dengan kasar.

"Lepas Sean, gue belum selesai ngasih pelajaran buat dia!" Ucapnya sambil berusaha melepaskan cekalan tangan Sean.

"Lo udah gila hah! Kenapa lo bully Aina?! Dia pacar gue! Kalo gue liat lo bully dia lagi, gue sendiri yang bakalan kirim lo ke neraka! Dasar jalang!" Violet yang mendengar perkataan itu dari sahabat kecilnya yang sekarang berstatus sebagai tunangannya itu pun murka.

PLAK

Tamparan yang sangat keras mendarat di pipi Sean. Membuat Sean terdiam.

"Lo tanya kenapa gue bully dia hah?! Dia udah pacaran sama tunangan gue, yaitu ELO SEAN! Lo juga sama bangsatnya SEANJING! LO ITU TUNANGAN GUE, KENAPA LO PACARAN SAMA CEWEK LAIN?! LO PIKIR ADA CEWEK YANG SUKA TUNANGANNYA PACARAN SAMA CEWEK LAIN? MIKIR DONG BANGSAT! DAN APA LO BILANG TADI? GUE? JALANG? KALO GUE JALANG TERUS AINA APA HAH? SUGAR BABY YANG SUKA MAIN SAMA OM-OM?"

Perkataan Violet berhasil memancing kembali emosi Sean
"JAGA OMONGAN LO YA! LO PIKIR GUE MAU TUNANGAN SAMA LO HAH? GUE TERPAKSA KALO LO MAU TAU!"

"Bangsat Seanjing, gausah sok jadi pihak yang paling terkekang deh lo, perlu gue ungkapin siapa yang mohon-mohon sampe sujud di kaki bokap gue biar anaknya dijodohin sama gue!" Violet menatap sinis Sean dan menunjukkan smirk khas nya.

"LO JANGAN FITNAH YA!" Sean maju selangkah dan menunjuk wajah Violet.

Violet menepis tangan Sean yang menunjuk wajahnya dan berteriak dengan suara yang sangat nyaring
"EMANG ITU KENYATAANNYA SIALAN! LO AJA YANG GA MAU TERIMA KENYATAAN KALO BOKAP LO YANG MAKSA JODOHIN LO SAMA GUE DEMI HARTA!" Violet tersenyum senang, karena sebenernya ia memang sengaja berteriak agar semua orang bisa mendengarnya, yah anggap saja sebagai balasan atas perbuatan Sean yang sudah berani menduakannya.

Semua murid yang ada dikantin terkejut mendengar perkataan Violet, mereka tidak menyangka ternyata orang tua Sean yang selama ini terlihat baik, ramah, dan rendah hati itu ternyata orang yang gila harta.

Ya, mereka memang tau jika keluarga Violet sangat amat jauh lebih kaya dari pada keluarga Sean, akan tetapi mereka benar-benar tidak percaya dengan alasan dibalik perjodohan Sean dan Violet. Mereka pikir selama ini Violet lah yang menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk memaksa Sean dan keluarganya menyetujui perjodohan itu dengan alasan ia yang mencintai Sean. Namun ternyata, ah mereka benar-benar tidak menyangka.

Bisik-bisik pun terdengar diseluruh kantin, membicarakan orang tua Sean dan alasan Sean dijodohkan.

Sean yang mendengar orang tuanya mulai dihina pun semakin murka.

Plak

Sean pun menampar pipi Violet kemudian kembali berbicara.

"VIOLET! INI SEMUA ITU GARA-GARA LO YA! LO PASTI HASUT BOKAP GUE BIAR MAU JODOHIN GUE SAMA LO! LO JANGAN NGARANG CERITA BANGSAT!"

"Hahahaha, lo pikir gue semurahan itu? Gue akuin gue emang cinta sama lo, tapi gue gak akan rela korbanin harga diri gue cuma buat bikin lo jadi tunangan gue, asal lo tau, bagi keluarga Louvain harga diri itu lebih penting dari cinta, keluarga gue gak akan pernah mau tunduk sama orang yang posisinya dibawah keluarga gue, jadi jangan harap gue ataupun keluarga gue memaksakan perjodohan ini" ucapnya sambil tertawa sinis.

Bisik-bisik pun kembali terdengar, iya, mereka semua membenarkan perkataan Violet, karena memang selama ini keluarga Louvain tidak pernah mau tunduk kepada siapapun, bahkan kepada pemerintah, karena bagaimanapun juga, keluarga Louvain jauh lebih kaya dan berkuasa dari pada pemerintah sekalipun.

Amarah Sean sudah tidak tertahan lagi, ia mengangkat tangannya bersiap memukul Violet untuk kedua kalinya, namun

Sret

Seseorang menahan tangan Sean dari belakang. Sean pun emosi dibuatnya, ia segera melepaskan tangannya yang dicekal dan berbalik melihat siapa orang yang berani menahannya.

Terlihatlah seorang laki-laki yang sama tampannya dengan Sean, laki-laki itu memiliki wajah bak pahatan dewa, dengan rambut hitam keriting hasil catokan.

"Udah Sean, dia cewek, jangan kasar" ucapnya tenang sembari memasukkan tangan kanannya kedalam saku celana.

"Cewek kaya gini tuh harus dikasih pelajaran!" Sean berucap dengan menggebu-gebu disertai tatapan mata tajam seperti ingin membunuh seseorang.

"Iya gue tau, tapi ga perlu pake kekerasan, lagian lo ga malu? Masa iya ketua geng Arzenz berantem sama cewek" Laki-laki itu kembali menjawab dengan wajah tenangnya, tidak terpengaruh dengan tatapan membunuh Sean.

"Nah bener tuh kata Saga, mending kita anterin Aina ke UKS aja kuy" bujuk Valent salah satu sahabat Sean serta anggota inti Arzenz yang baru saja datang bersama laki-laki yang menahan tangan Sean tadi -Saga- serta seorang laki-laki lagi yang sekarang sedang asik memakan ice cream -Rio- yang juga merupakan sahabat Sean serta anggota inti Arzenz.

Dengan berat hati Sean meninggalkan kantin sembari menggenggam erat tangan Aina diikuti semua anggota inti Arzenz kecuali Saga, yang malah mendekat ke arah Violet yang masih berdiam diri di tempat.

"Lo gapapa?" Saga memandang pipi Violet yang memerah, matanya melebar saat melihat luka lecet yang masih berdarah diujung bibir Violet.

'kayaknya tamparan Sean bener-bener kuat sampe ujung bibirnya luka.'

"Gapapa, thanks Ga, duluan"

"Tunggu..." Saga memegang pergelangan tangan Violet dengan lembut.

"Ayo ikut gue, gue obatin dulu luka dibibir lo" ucap Saga dengan pancaran mata khawatir.

"Gak usah Ga, makasih, gue bisa sendiri." Violet tersenyum kecil kemudian pergi meninggalkan kantin. Saga pun hanya bisa menatap punggung Violet dengan tatapan yang sulit diartikan, kemudian ikut pergi meninggalkan kantin dengan tatapan mata yang menajam.

Tbc

Ah finally chapter 1 selesai aku tulis.

Asli deh bikin chapter ini tuh mikirnya berminggu-minggu, karena ini emang cerita pertama aku.

Oiya zombienya belum muncul ya guys, mungkin masih agak lama munculnya karena untuk awal aku mau fokusin ke cerita antagonis nya dulu.

Kalo ada yang kalian kurang paham atau ada yang masih kurang, komen aja ya buat nanya dan kasih saran, nanti kalau sempat pasti aku balasin.

Jangan lupa vote kalo kalian suka cerita ini

Thanks for reading 💜

students survive (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang