#4

794 68 0
                                    

BAGI YG SUDAH BACA CERITA SAYA,SEDIKIT TOKOH SAYA GANTI-!
VANO:SAMUEL CIPTA
VERLLYN:TIARA ANDINI
----
Sudah beberapa menit menunggu Kia dari kamar mandi, akhirnya Kia menyambung pembicaraan yang ingin di rencanakan. Kia bersikeras untuk tidak bertingkah aneh di hadapan teman-temannya itu.

"Lu kenapa Kia, kok aneh tingkah lu?" Tanya Anneth dengan heran.

"Enggak, gue mau bahas ini serius. Bentar gue tutup pintu kamar kita dulu." Jawabnya.

Kia menyuruh Sandrinna untuk menggelarkan karpet lantai di dekat tempat tidur mereka.

"Kenapa, gue suruh ngegelar karpet lantai?" Gugah Sandrinna, yang langsung mengambil karpet lantai di pojok kamarnya.

"Udah ikutin aja." Jawabnya lagi dengan datar .

Mereka sudah duduk manis di karpet itu, dan memulai obrolan.

"Jadi gini, kampus kita kan butuh grupband. Kenapa kita ga ikutin ajuin aja?"Tanya Kia yang mengelus-elus tekstur karpet yang lembut.

"Ya, gue mau-mau aja sih. Tapi emang kalian mau? Kita diem di sini selama dua minggu?" Bantah Naura yang memainkan ekspresi tangannya.

"Gue sepakat aja sih. Soalnya kita selama ini cuman buat main-main kan?" Pendapat Tiara yang membantah lagi omongan Naura

"Jadi gimana, kalo Anneth sama Sandrinna?"

"Gue sama Sandrinna, gimana yang terbaik aja. Mau aja sih lebih bagus kan?" Kata Anneth, dan Sandrinna mengangguk.

"Deal ya." Kata Kia, yang membuat teman-temannya mengangguk.

"Gue punya nama bagus untuk grup kita. Gimana kalo kita namain grup kita ini band girls?" Kata Kia dengan senyuman manisnya

" Bagus kan?"

"Iya deh, bagus. Kita mulai ini sama-sama ya." Ucap Sandrinna

"Iya."

Mereka berpelukan, sejak dari semester awalpun sudah bersahabatan dan saling berikrar bahwa suatu hari mereka tidak akan pernah meninggalkan satu sama yang lain.
-----
seorang lelaki berada di depan taman kejora, siapakah dia. Anneth yang sedang memainkan laptop di meja belajarnya. Tak lama, Anneth mengintipnya di jendela dengan menaiki kursi kosong.

"Duh tuh orang siapa ya? Kok dia kesini." Gumamnya saat mengintip di jendela kamar asrama.

Anneth turun dari kursi tersebut. Kiranya akan baik baik saja. Ternyata tidak, Anneth terjatuh dan kakinya luka sedikit. 

Terdengar suara, "brukkk". Tak kencang tapi begitu nyaring. Hingga membuat Sandrinna terbangun.

"Kenapa Neth?" Tanya Sandrinna yang masih setengah sadar.

"Ini San, lagi buat lesehan." jawabnya.

"Oh kirain apa." Kata Sandrinna dengan polosnya menjawab seperti itu, yang langsung memejamkan matanya untuk tidur. Untungnya, yang lain sudah tertidur pulas.

"Sandrinna,Sandrinna. Dasar polos." Kata Anneth, sambil memegang lukanya bercucuran darah sedikit demi sedikit 

Anneth bernapas lega, pikirannya masih bingung siapa yang ada di depan taman itu. Masih terbayang-bayang bentuk tubuhnya yang tinggi dan sangatlah arjuna, seperti pernah bertemu sebelumnya.

"Gue turun kebawah aja deh." Gumam Anneth kenapa tidak berpikiran seperti itu saja pada awal. Daripada harus mengintipnya, hanya membuat luka baru. Sial.

Kaki Anneth mulai gamang, saat membuka pintu lalu, membuka pintu lift yang berbunyi "ningg."

(Di lantai satu)
"Eh Anneth, mau kemana cantik?" Tanya Bu Ayu yang baru saja menutup pintu depan asrama perempuan, ."

"Mau kedepan doang ya Bu, sebentar."Rayu Anneth kepada Bu Ayu yang masih saja menatapnya. Perasaan Anneth terus menerus tercabik-cabik, jantungnya mulai berdetak kencang seperti saat bertemu dosen killer.

"Yaudah sono, jangan lama-lama ya." Pesan Bu Ayu sambil tersenyum, lalu pergi ke kamarnya.

Tangan Anneth mulai memegang gagang pintu depan dan perlahan membukanya.

 "Hai, Anneth!" Sontak Betrand membuat Anneth kaget.

"Kirain gue siapa. Lo bisa ga sih datengnya gak mengindap-ngindap gini!" Jawab Anneth dengan menunjuk-nunjuk wajahnya Betrand

"Siapa bilang ngindap-ngindap?"

"Orang gue udah izin ke satpam. " Tambah Betrand yang menunjuk satpam asrama perempuan yang sedang duduk di dekat pagar.

"Bukannya, laki-laki gaboleh kesini ya."

"Lu gatau ya, kalo gue anak pemilik asrama laki-laki?"

Anneth mulai menghembuskan nafas lega.

"Lu kesini ada apa? Numpang makan disini?" Tanya Anneth kepadanya.

"Gue mau ajak lo jalan. Ayo.." Ajak Betrand sambil menarik narik tangan Anneth.

Anneth hanya diam dan tidak bergerak. 

"Udah ayo, gapapa lu pake baju tidur aja. Tetep cantik kok." Tambah Betrand yang memaksanya untuk ikut padanya.

Jantung Anneth berdebar, hati seperti di panah dan di tusuk tusuk beribu ribu jarum.

Anneth langsung melihat di taman kejora, terparkir motor Vespa Matic ternyata itu milik Betrand yang kemarin dibeli oleh orang tuanya, ia mendapatkan predikat juara dua di jurusannya. 

"Cepet naik." Suruh Betrand yang sudah duduk di atas motor, Anneth yang masih mengenakan baju tidur terlihat malu di hadapannya.

Anneth langsung naik dan refleks memegang pundaknya Betrand, "eh sorry"

Heran, motornya tidak maju. Anneth pikir motornya perlu bensin, ternyata perlu pelukannya.

"Kalo gue gak di peluk, nih motor gak bisa jalan." Ucap Betrand yang menoleh ke arah Anneth

Anneth canggung dan gak perlu pikir lama ia memeluknya, "oh motor lu ajaib juga."

"Seajaib apapun motor gue, cinta gue cuman buat elo" Ungkap Betrand dengan tertawa terbahak-bahak padanya. Anneth justru malah ikut tertawa juga.

"Lu genit juga ternyata." Kata Anneth yang jantungnya masih berdebar.

Kia mengintip dari jendela, ia pura-pura tidak terbangun sewaktu Anneth terjatuh. "Anneth sama siapa ya? kok dia pergi."

Kia masih mengintipnya sambil memegang hordeng jendelanya.

"Gue harus cari tau besok."

Makna Cinta [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang