#6

680 48 0
                                    

Anneth sudah mengembalikan buku itu ke perpus, terasa lega dan begitu lama menunggu giliran. Namun, ia belum membuka pesan dari Tiara di handphonenya.

"Tiara dimana ya?" Ucapnya sambil duduk di kursi panjang milik kampus.

"Gue cek pesan SMS-nya aja deh." Anneth yang sembari mengeluarkan handphone dari tas selempang miliknya itu.

Pesan Tiara di baca, "Oh, jadi Tiara pergi duluan. Gue langsung ke asrama aja deh."

Asrama kampus kondisinya sedikit sepi, banyak anak-anak pergi entah mencari barang kebutuhan atau pergi berhura-hura. Wajar saja, kampus ini kampus yang sangat elite dan mewah jadi banyak anak konglomerat yang tinggal di sini.

Anneth menekan terus menerus bel kamar sambil mengetuk pintunya. "Tok tok tok."

"Bentar!!." Teriak Naura yang menghentikan main handphone sembari makan sereal kesukaannya.

"Ada Tiara gak?" Tanya Anneth, matanya melihat ke penjuru pojok ruangan kamar.

"Lah bukannya sama elu barusan." Bantah Naura.

Naura mengajak anneth untuk menyantap sereal bersama. Kia dan Sandrinna sedang tertawa-tawa sambil menikmati makanan kesukaannya mereka.

"Eh Neth, makan gih. Gue udah buat kue sisa dikit sih. Ambil di dapur ya kalo mau." Suruh Kia yang tidak menatap Anneth, justru malah menatap makanannya itu.

"Gue izin pergi ya gantian." Sandrinna yang sambil menyeruput.

"Mau kemana lu, ganjen amat." Sindir Anneth, tasnya masih mengantung dibahunya itu.

"Gue ada urusan nih. temen lama gue, si Nayla."

"Hati-hati ya San." Pesan Naura yang melihat Sandrinna memakai sepatu sneakers miliknya.

"Iya siap." Jawabnya dengan antusias dan ceria. Gingsulnya Sandrinna terlihat indah saat tersenyum.

Kira-kira janjian sama Nayla dimana ya?
-------
Tiara yang masih penasaran dengan Lyodra, akhirnya masuk ke cafe itu dan menyamar pelanggan cafe, merogoh tasnya kemudian mengambil sebuah kacamata hitam miliknya dan langsung memakainya.

Pelayan cafe menghampiri Tiara yang sedang duduk, dan berbicara "Silahkan mbak mau pesan apa ya?"

"Bentar ya saya milih-milih dulu." Ucap Tiara dengan tersenyum pura-pura.

Lyodra dan ayahnya memulai pembicaraan itu.

"Gimana dek? Hubungan kamu sama Samuel?" Tutur ayah Lyodra.

"Baik-baik aja kok yah. Ayah tenang ya." Lyodra sambil memasang ekspresi senyumnya terlukis di wajahnya.

"Gimana, kamu terima gak perjodohan kamu sama Sam?" Tambah ayah Lyodra.

"Selagi itu baik, Lyly terima kok pah." Ucap Lyodra.

Tiara merasa hatinya begitu sakit mendengar pembicaraan itu.
"Jadi, Samuel udah boongin gue?" Batinnya seolah-olah merasakan sakitnya yang begitu mendalam.

"Gue kecewa, gatau gue bisa maafin lu atau enggak Sam." Batin Tiara, menaruh kertas menu itu meja dan mengepalkan tangan sembari menggebuk pelan mejanya cafe dan meninggalkan cafe.

Lyodra melirik ke Tiara. "Kenapa perempuan itu terlihat kesal." Batinnya sambil melongo.

Ada seorang perempuan berambut panjang mampir ke cafe itu, bolamatanya hitam pekat dan begitu terampil memakai make-upnya, sangat jelita di pandangnya, bulu matanya mencolok dan memakai hoodie hitam plus celana jeans pendek.

"Nay!" Teriak Sandrinna dengan bergelora memeluk Nayla.

Sandrinna yang masih ada dipelukan Nayla itu, melihat sekilas putri yang sedang berjalan keluar cafe. "Kok mirip Tiara ya." Batinnya.

"San, lepasin dong. Malu ih masa peluk-pelukan gini." Ucap Nayla sambil mencolek pinggangnya Sandrinna.

"Oh iya lupa." Jawabnya sembari menengok kebelakang memastikan itu benar-benar Tiara.

"Ada apa San? Kok lu liat ke belakang terus?"

"Enggak, gue barusan liat temen gue tapi kayaknya bukan." Balas Sandrinna sambil terbata-bata.

"Jadi gini San, gue kayaknya bakal pindah ke kampus lu deh."

"Emang kenapa, bukannya kampus lu lebih bagus ya akreditasinya."

"Gue banyak promblem San, gue gabisa cerita ke elu. Sorry ya."

"Pindah secepatnya ya?"

"Kayaknya, minggu depan gue udah disana kok."

Makna Cinta [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang