senin/05:00
Alarm berdering, menandakan pukul lima pagi, gue lantas mematikannya dan bergegas mandi pagi.
Senin, hari ini upacara bendera, perasaan baru kemarin bangun pagi di hari minggu, sudah senin lagi saja, sebenarnya rada gak adil sih, masa iya sekolah enam hari liburnya hanya sehari, harusnya kan seimbang antara libur sekolah dan belajar, dah ah mau gue ngedumel ampe nene-nene juga pak Nadiem makarim gak akan merubah hari libur, kecuali gue yang jadi mentri pendidikan.
Oh ya. Hai, nama gue Sabitah nirmala akshaya alka, ribet kan? Nama gue yang ribet itu memiliki arti yang indah, mamah selalu ingin memberikan do'a pada anak-anaknya melalui pemberian nama tersebut, gue yakin kok semua orang tua juga seperti itu.
Singkat cerita sejak mamah menikah dengan papah mamah ingin sekalih memiliki anak perempuan, alhasil dia sudah menciptakan nama gue jauh sebelum gue lahir, rajin kan? Banget.
Mamah sangat kekeuh ingin memiliki anak perempuan, padahal sudah berkali kali gagal dan mendapatkan empat anak laki-laki, coba bayangkan jika saat itu gue tidak terlahir perempuan, mamah akan memiliki lima anak laki-laki, dan terus mencoba sampai mendapatkan seorang anak perempuan. Gue anak bungsu dari lima bersaudara, memiliki empat orang kaka laki-laki yang membuat gue teramat pusing, rasanya gue mau coret mereka dari kartu keluarga atau mungkin menjual nya di toko oren?
Kata papah gue sangat berbeda dengan keempat anak papah lainnya, tercatat gue paling rajin dan nurut diantara mereka semua, bangga? Harus dong!! Ginama tidak bangga mendapatkan uang jajan lebih banyak dari kaka-kaka gue.Saat mamah hamil untuk pertama kalinya, mamah sangat eksaited, mencari tau di google bagai mana cara mendapatkan peluang besar seorang anak perempuan, berbagai makanan yang katanya akan menghasil kan peluang besar tersebut telah mamah makan, seperti salmon, kacang, telur dan lain lain.
Memasuki usia kandungan 20 minggu akhirnya mamah pergi untuk melakunan USG, di temanin papah, senyum mamah sangat merekah.
Senyum mamah tambah merekah ketika ibu bidan memberika gel dan memeriksa dengan alat khusus, mamah takhenti henti berdo'a meminta dikaruniai anak perempuan, sementara papah menatap layar USG dengan tidak mengeri. Sampai akhirnya ibu budan mengatakan bahwa anak yang dikandung mamah berjenis kelamin laki."Wahh ganteng nih bu anaknya, bakal jadi jagoan, selamat ya bu...anaknya laki-laki" katanya.
Bisa kalian bayangkan gimana ekpresi muka mamah? Aduh gue ngakak banget pertama kali papah cerita ini, kata papah muka mamah yang awalnya merekah langsung berubah dengan senyum bigung, pasrah gimana gitu, mamah lantas tersenyum dan mengelus perutnya, dia hanya bisa bersykur toh masih dikaruniai anak.
Sementara papah menahan ketawanya, dugaan papah benar jika dia akan mendapat anak laki. Saat di perjalanan pulang papah tidak henti hentinya tertawa hingga sekali air matanya jatuh, mamah yang berada di sampingnya menatap dengan jengkel"Kan aku bilang apa, gak usah berharap lebih lah, benerkan laki, asik dapet jagoan"
kata papah masih dengan tawanya yang menjengkelkan untuk di dengar mamah"Mas, kamu bisa gak sih fokus nyetir aja, denger kamu ketawa mau loncat dari mobil rasanya" kata mamah yang mengundang papah tertawa lebih kencang
"Lagian aku seneng-seneng aja Dapet anak laki, toh nanti dia bisa jangain adeknya, siapa ya mas namanya?"
Papah bergeming, berpikir nama apa yang cocok dan bagus untuk anak pertamanya ini.
"Pratama mahendra mahatama" ucap papa setelah berpikir cukup lama
"Artinya anak pertama yang agung dan berjiwa besar, bagus kan?" Mamah tersenyum dan mengangguk setuju.Saat masih kuliah papah ingin sekalih mengambil jurusan sastra indonesia, namun kedua orang tua papah melarangnya dengan alasan prospek kerja yang biasa biasa saja, alhasil papah mengambil jurusan manajemen bisnin seperti anjuran orang tuanya, namun kesukaan papah terhadap dunia sastra masih melekat, dia rajin membaca buku sastra dan semacamnya, terbukti saat papah memilih nama untuk anak-anaknya dengan nama nama yang indah dalam bahasa sansekerta.
Pratama mahendra mahatama, anak pertama ini bisa kalian bilang produk gagal, dan hasil percobaan, toh awalnya mamah mau anak perempuan yang nongol malah dia, anak pertama ini bisa kalian sapa akrab dengan nama Hendra, usianya 24 tahun, saat ini ia sedang fokus berkerja di sebuah perusahaan yang papah dirikan, di bagian desain grafis, permasalahan antara dia dan pacarnya tidak pernah uasai, pacarnya yang sampai sekarang belum juga ia beri kepastian lebih lanjut tentang hubungannya, jika ditanya bagai mana kelanjutan hubungannya atau seperti kapan siap menikah dan pertanyaan sejenisnya oleh orang rumah, kerabat, teman kerja, tetangga, bahkan pacarnya sendiri, ia akan mengganti topik pembicaraan atau mengelak dengan alasan belum cukup mapan, haduhh alasan, seringkali ribut dengan pacarnya, tentang hal sepele bahkan hal serius sekaligus tapi tak kunjung memilih berpisan, gue lah penengah dari permasalahan mereka, seharusnya mereka banyak-banyak berterima kasih sama gue.
Kaka gue yang ke dua namanya Gemintang dikara bastari, artinya rasi bintang yang indah dengan pengetahuan yang luas, saat ini ka Bintang sedang berkuliah semester-semester akhir, sama seperti papah ka Bintang suka sekali dengan yang berbau sastra, berbeda dengan orang tua papah sebelumnya, papah sama sekali tidak mengekang anak-anaknya, ia sangat membebaskan anak-anaknya untuk memilih jurusan yang mereka ingin, papah dan mamah akan mendukung sebisa mungkin. Menurut gue gak ada sepesial-sepesial dari ka Bintang, sifat nya yang super duper usil membuat gue dekat dengan tuhan, karena jadi sering beristigfar, bagus juga sih, tapi lama lama bisa darah tinggi gue. Oh iya harus ditandai, ka Bintang tukang tebar pesona, iyuh.
××××
HALO HALO!!
Pertama-tama welcome!!!!
Terima kasih banyak sudah mau mampir, maaf jika ada salah ketik dan sebagainya, semoga suka dan nyamanBtw ini kepanjangan gak sih?
Menurut kalian?Pokonya semoga suka dan betah hehehe, sampai ketemu di bab selanjutnya bye byeee 🖐🏻🖐🏻
Kalo suka boleh tinggalkan jejak, komen dan vote 🙆♀️
(.◜◡◝)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabitah
Teen FictionNamanya sabitah, anak bungsu dari lima bersaudara, menjadi anak perempuan satu satunya membuat keluarga sabitah megitu menjaganya, bahkan terlalu ketat menjaganya, menurut sabitah hal tersebut sangat kenjengkelkan. Dirga, sahabat kecil Sabitah sekal...