Dyhlla.
Bagian : 3~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
- Keesokkan Harinya-
Sungguh. Berlama-lama dirumah sakit itu sangat tidak nyaman sekali. Itu sebabnya, aku meminta Dr.Alina agar mengizinkan aku untuk pulang hari ini. Meski terlihat jelas bahwa Dr.Alina terpaksa mengizinkan aku untuk pulang.
Bersama dengan Kak Ifan, aku yang menggunakan kursi roda didorong masuk ke dalam rumah.
Sesampainya diruang keluarga, Kak Ifan menghentikan langkahnya
"Kalian?.".
Tanpa ekspresi sedikitpun Kak Ifan menatap dua orang yang sepertinya telah menunggu lama kehadiran kami. Kedua orang itu bergegas menghampiri kami. Aku hanya membuang muka ketika tahu siapa mereka."Ada apa kalian kemari?," Ifan yang bersikap dingin pada mereka.
"Ada apa? Apa salah kami pulang untuk melihat keadaan kalian?," Lelaki tua itu sedikit kesal dengan pertanyaan Ifan.
"Untuk apa?.".
Mendengar itu, Lelaki tua itu hendak ingin marah namun... "Sudahlah Ifan! Jangan memulai pertengkaran dengan Papamu!," jelas Wanita Parubaya yang berdiri disebelah Lelaki tua itu.Sementara Ifan hanya tersenyum tipis dan membuang muka dari pandangan mereka berdua. Kemudian wanita itu melirik kearah ku yang duduk diatas kursi roda. "Apa yang terjadi padamu, sayang?," Ia menyamai posisiku dan memegang kedua tanganku yang tentu saja ku tepis kasar "Tidak usah pedulikan aku!.".
Ia hanya memandangku yang memutar kursi roda menuju ruang tidur.
Jahat! Aku membenci mereka! Mereka yang tidak pernah mengerti akan perasaan aku. Betapa inginnya aku merasakan rasanya kasih sayang dan perhatian seperti teman-teman. Hanya bisnis yang selalu mereka dahulukan. Rasanya aku ingin pergi dan tidur untuk selamanya. Aku menangis sejadi-jadinya didalam kamar meratapi semua derita yang sedang aku alami saat ini.
{"Keinginanku adalah agar bisa menjadi seseorang yang dapat berguna bagi orang lain. menolong orang yang tidak mampu untuk membayar biaya rumah sakit dan membayar sekolah. Berharap semua yang aku lakukan itu bermanfaat untuk orang lain.
Pagi ini aku dan teman-teman sedang duduk ditaman sekolah. Tiba-tiba saja kepalaku sakit! Ya, sakit yang teramat hebat.
Aku tau, Penyakit ini bertambah parah. Ini sudah tak bisa aku sembunyikkan lagi dari sahabatku. Mereka membawaku kerumah sakit dalam keadaan aku yang pingsan. setelah aku sadar mereka sudah berada disampingku dengan wajah murung. "Kenapa kamu tidak pernah cerita sama kita ?," tanya Marda.
"Iya. kenapa kamu sembunyiin ini semua dari kita. kita sudah lama berteman, Nit," sambung Tata.
Aku tak tahu harus menjawab apa. aku hanya bisa menangis saat ini. ak.. "}
"Dyhlla.".
Terhenti! Ketika aku mendengar suara seseorang dari balik pintu kamar.(Lagi)! Aku membuang muka ketika aku mengetahui itu adalah Wanita Parubaya yang tidak sengaja kutemui diruang keluarga hari ini.
"Maafkan Mama, Sayang.".
Bungkam! Aku menatap kearah luar jendela yang tepat berada disebelahku itu. Ia mencoba untuk semakin mendekat padaku.
"Aku ingin sendiri!," tanpa menatapnya sedikitpun.
Ia hanya menatap punggung belakangku sebelum akhirnya ia benar-benar pergi meninggalkan aku sendiri di ruangan ini.
~
Kini bulan telah menggantikan tugas dari sang matahari. Ia bersinar terang bersama bintang-bintang yang seakan berlomba untuk menghiasi langit yang berwarna gelap.Cukup lama aku berada di balkon kamar memandang langit malam ini sebelum akhirnya angin mulai semakin dingin menembus kulitku. Setelah memastikan bahwa pintu telah terkunci rapat, aku segera menuju tempat tidur dan tidak membutuhkan waktu yang lama aku telah masuk ke alam mimpi. Ya! Mimpi yang sangat Indah.
Terbangun, aku sedikit merasa kebingungan. Dimana aku? Tempat apa ini? Dan kemana perginya semua orang? Ya! ini benar-benar aneh. Aku memicingkan mata ke ujung sana. Disana ada seorang perempuan yang mengenakan baju berwarna putih dengan rambut yang terurai panjang dan mengenakan pita berwarna putih. Ia menatapku dan tersenyum manis padaku. Siapa dia? Perlahan! Aku mendekat padanya. Banyangannya semakin jelas. Dia terlihat sangat cantik mengenakan pakaian itu. Apa dia seorang Bidadari?.
"Dyhlla.".
Mendengar ia menyebut namaku tentu saja membuatku sangat terkejut. Aku tidak mengenalnya namun ia mengetahui namaku.Dia tetap tersenyum padaku. Senyuman itu terlihat sangat manis mengukir diwajahnya. "Apapun yang kau lakukan buatlah menjadi sesuatu hal yang membawa kebahagian. Jangan terlewatkan sedikitpun.".
Heran! "Maksudmu?," Aku sama sekali tidak mengerti dengan perkataannya. Bukan menjawab pertanyaan dariku, Ia kembali memberikan aku sebuah senyuman. Dan saat itulah bayangan dirinya perlahan menghilang dari hadapanku.
Kring... Kring...
Terkejut akan bunyi jam weker yang ada di dalam kamar. Aku bangkit dengan keringat dingin yang aku rasakan. Masih mengingat Mimpi itu! Siapa perempuan itu? Dan apa maksudnya? Mataku melirik kearah cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar.Masih diatas tempat tidur, aku sedikit bergumam, "Siapa yang membuka gorden kamarku?.".
Tanpa berpikir panjang, aku segera bergegas untuk siap berangkat kesekolah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dyhlla
Teen FictionDyhlla. [Sinopsis] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Dimana kau bertemu dengannya?.". . . . "Lorong rumah sakit tapi yang kutemui itu bukanlah raganya.". . . . ### . . . "Tuhan tidak akan memberikan sebuah ujian diluar batas kemampuan umatnya.". . . . "K...