Suasana pagi Medical Grace Hospital terlihat seperti hari-hari pada umumnya. Ruang UGD dan beberapa pasien di ruang trauma lalu kepala residen mengatur jadwal para dokter spesialis, residen dan magang. Namun suasana di keluarga kecil uchiha tidaklah terlihat seperti seharusnya. Sakura tiba lebih awal di rumah sakit dengan Sarada di gendongannya, tanpa Sasuke. Pagi ini Sakura harus menyiapkan segala kebutuhannya sendiri, mereka, Sasuke dan Sakura tidak lagi dalam satu atap yang sama.
Sasuke memutuskan untuk tinggal di apartment yang telah ia sewa untuk beberapa minggu ke depan atau mungkin selamanya. Ia dan Sakura memerlukan waktu untuk sendiri, mencerna apa yang tengah terjadi di antar mereka.
"Hallo Salad. Hari ini kau datang hanya bersama mommy? Sakura, dimana Sasuke?"
"Kami tidak tinggal bersama. Ia menetap di apartment satu kilometer dari sini. Memulai hari tanpa suami merupakan hari yang buruk. Ya, setidaknya aku harus menyesuaikan diri untuk kedepannya." Ino sedikit terkejut mendengar penjelasan Sakura dan mengambil alih Sarada di dalam gendongan Sakura. Membicarakan rumah tangga di rumah sakit merupakan hal bodoh, namun membicarakannya di lift rumah sakit merupakan hal yang tepat. Dinding lift, pintu dan kalian.
"Harimu tidak seburuk milikku, Sakura. Kau tahu, Hinata memberikanku operasi usus buntu dan kau tahu aku seperti menyianyiakan tahun kelima residensiku. Sakura, kau harus benar-benar menggunakan tahun keempatmu sebagai residen sebaik mungkin, di tahun kelima kau hanya menemukan operasi-operasi konyol. Tunggu, mengapa dia tidak memberikan kasus ini kepada residen tahun kedua?" Terlepas medapat gelar dokter residen berbakat dari Chief of Surgery, Senju Tsunade, Sakura sempat gagal mengikuti ujian intern untuk melanjutkan ke masa residen sehingga ia tertinggal satu tahun dibanding temannya dan harus mengambil ujian ulang tahun depannya.
"Ah, kurasa itu sedikit tragis. Kau ingin mendengar hal yang lebih menyedihkan dibandingkan operasi usus buntumu? Aku hamil, empat minggu, dan kau masih yakin kau menang?"
"Selamat Sakura, selamat kau menang untuk hidupmu yang menyedihkan dan kau hamil anak kedua. Jadi kapan kau akan menggugurkannya? Jika malam ini aku tidak bisa, kau memberitahukannya terlalu mendadak." Pintu lift terbuka dan mereka segera menuju unit daycare untuk menitipkan Sarada. Sakura meminta Ino untuk menutup mulut mengenai kehamilan keduanya kepada semua mahluk di rumah sakit, termasuk Sasuke. Berita ini tidak terlalu penting di tengah kondisi rumah tangga yang berada di ujung tombak, hanya mempersulit yang telah ada.
•••
Hatake Kakashi, mantan kepala residen yang saat ini memegang posisi sebagai kepala ortopedi meminta sakura untuk bekerjasama dengannya untuk hari ini. Kakashi memiliki pasien yang mengalami postur tulang belakang kifosis berat yang menyebabkan ia berjalan dengan posisi membungkuk sembilan puluh derajat. Sakura yang merupakan maniak operasi namun mencoba menahannya dan memberikan kasus ini seperti memberikan daging segar kepada singa kelaparan.
"Ah dr. Hatake, apa kau menghubungiku? Pagerku mendapat pesan darimu dan sedikit sulit mencarimu. Jadi ada apa?" Lalu dokter spesialis itu langsung menjelaskan perihal kasus pasiennya. Sakura terlihat tidak antusias saat Kakashi menjelaskannya.
"Hm, sebenarnya dr. Uchiha sudah memintaku untuk bekerjasama dengannya untuk kasus miliknya. Sepertinya Deidara bisa bekerja denganmu, ia hanya bertugas di UGD."
"Apa dr. Yamanaka sudah bekerjasama dengan spesialis lain?
"Ya, Hinata menugaskannya dengan dr. Senju." Sakura meninggalkan ruangan dan Kakashi segera menghubungi Deidara untuk membantunya dalam kasus ini. Ia mengakui Sakura tetap dapat bekerja secara profesional mengingat situasi dan kondisi rumah tangga sedang di ujung tombak. Alih-alih menghindar Sasuke, dan mengambil kasus milik Kakashi namun Sakura lebih mempertahankan kasus yang lebih dahulu ditawarkan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Story
FanfictionEgois dan keras kepala. Apakah kedua hal tersebut dapat dikalahkan? Bahkan dalam sebuah pernikahan? Anak? Kurasa tidak. Ketika dua belah pihak saling menjungjung tinggi rasa ego, masa depan hanyalah perpisahan. Begitupulah ketika salah satu pihak me...