; 5

241 40 4
                                    

Sakura terus berpikr, apa benar yang ia lakukan? Entah, segalanya terasa berat saat ini. Seolah menceritakan semua permasalahan yang terjadi kepada orang asing merupakan kesalahan besar, namun ia menyadari ia tidak dapat melakukan apapun.

"Tenanglah, aku pernah berada di posisi kau dan memang sedikit mendebarkan kau tahu? Mantan suamiku memiliki pekerjaan yang sama denganku, kami kerap kali bertemu dalam ruang sidang dan kasus yang sama menangani client masing-masing. Oh tunggu, kami bercerai bukan karena hal itu melainkan orang ketiga dan kekerasan yang terjadi padaku. Ahh sungguh kisah lama" wanita yang duduk disebelah Sakura tertawa ringan dan itu cukup membuat Sakura lebih tenang.

Sakura mulai menceritakan akar permasalahan yang terjadi hingga ia mencoba mengambil keputusan ini. Semua dimulai dari kehamilannya pada saat mengandung Sarada hingga kasus uji klinis. Semua mengalir begitu saja. Karin yang berusaha mendengarakan dan memahami permasalahan yang dihadapi Sakura, sedangkan sakura mencoba untuk tetap tenang.

Mereka terlibat dalam percakapan mengenai kemungkinan yang terjadi saat sidang perceraian, dan kemungkinan Karin yang harus mngeluarkan segala fakta buruk mengenai Sasuke jika ternyata pria itu memilki kesempatan besar dalam memiliki hak asuh Sarada.

"Sasuke tidak seburuk itu, aku selalu berusaha melihatnya dari sisi kebaikan yang ia telah lakukan. Terlepas kejahatan yang telah ia lakukan padaku tapi ia selalu memperlakukanku dengan lembut dan hangat. Ia tahu bagamana memperlakukanku saat moodku sedang kacau atau hariku sangat melelahkan. Ia pria baik, Karin. Sasuke hanya memiliki ego yang terlalu tinggi hingga menyakitiku."

"Aku tahu, Sakura. Kita hanya akan melakukan itu jika kondisi memihak padanya."

Karin terlalu fokus pada akar permasalahan clientnya hingga melewatkan detail kecil dalam memenangkan hak asuh Sarada.

"Jadi kau menikah dan tinggal di LA namun saat ini mapupun kedepannya menetap di New York? Dan Sasuke tidak ikut bersama kalian?"

Anggukan kepala Sakura menjadi jawaban atas pertanyaannya. Ia tidak akan bertanya mengenai alasannya karena Sakura sudah terlebih dahulu membahasnya. Ia hanya tidak sadar akan hal ini.

"Kau tahu Sakura, hal ini cukup menyulitkan Sasuke dalam memiliki hak asuh terhadap anak kalian. Banyak sekali alasan sehngga ia hanya memiliki kesempatan yang kecil untuk memenangkan sidang. Kau hanya perlu bercerita padaku dan biarkan aku menyelesaikannya."

•••

Gadis kecilnya sedang mennikmat makan siang bersama dengan anak-anak Itachi saat ia pulang dari kediaman Karin. Dibantu oleh ibu, Sarada berusaha untuk makan dengan rapih meskipun terdapat sisa makanan di kiri dan kanan pipinya. Wanita itu mencium gemas kepala milik putrinya dan bertanya apa yang sedang ia makan, ibu menawarkan Sakura untuk ikut bergabung dengan mereka namun Sakura menolak dengan ramah. Ia perlu beristirahat dan menenangkan pikirannya.

Namun ia tidak mendapat ketenangan ketika melihat keberadaan suaminya sedang berdiri di balkon menikmati udara siang hari di New York. Bunyi pintu yang terbuka mengalihkan perhatian Sasuke untuk menatap sosok yang mengganggu aktifitasnya.

Sasuke menatap Sakura dengan tenang dan kembali mengalihkan pandangannya keluar kamar. Ia tidak perlu bertanya darimana Sakura atau mengapa ia baru menemukan kehadiran Sakura, pria itu sudah tahu. Ia mendengar langkah kaki yang mendekatinya hingga pada akhirnya mereka berdekatan satu sama lain.

"Aku tidak tahu kau akan melangkah sejauh ini. Lagi dan lagi aku mengetahuinya dari orang lain mengenai kau mengambil keputusan menggunakan pengacara."

"Apa kau pernah mendengarkanku sebelumnya? Saat aku membuat keputusan, apa kau pernah mendukungku? Jawab aku Sasuke." Sasuke adalah orang pertama yang selalu tahu sebesar apa ambisi Sakura mengejar keinganannya, setidaknya dulu.

Marriage StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang