"Bundaaa! Liat jarum pentul nggak?"teriakan Saeron dari lantai dua sampai ke seluruh penjuru rumah.
"Coba cari di kamar bunda sayang, di dalem laci kiri ada kotak keknya!"balas bunda yang tengah menyiapkan makanan di meja makan.
"Bundaaa~"anak laki-lakinya turun dengan wajah cemberut.
"Kenapa lagi, Njun? Kok seragamnya nggak dipakai?"tanya bunda bingung karena Renjun cuma pakai kaos putih polos sedangkan seragamnya ia tenteng di tangan kanannya.
"Kancingnya lepas lagi"adu Renjun pada bunda sambil menunjukkan seragam SMP-nya yang kini lengannya sudah terpasang bagde kelas IX.
"Kok bis-"
"Bundaaa! Dimana?? Nggak adaaa!"
"Astaghfirullah Saeron jangan teriak-teriak! Bunda pusing dengernya! Cari yang bener!"bunda balas berteriak.
"Udaah!! Tapi nggak ketemuu!!"bunda menarik nafas, berusaha sesabar mungkin menghadapi mereka.
"Bunda ini seragam Renjun gimana?"Renjun menahan bundanya ketika beliau ingin menyusul Saeron ke atas.
"Pakai yang lain aja, sayang."bunda memijit pangkal hidungnya pening, ternyata susah sekali membesarkan kedua anaknya ini.
"Tapi yang lain udah kekecilan ih, udah nggak muat, masa Renjun berangkat sekolah nggak pakai seragam?"wajah Renjun semakin tertekuk.
"Ya udah sini nanti bunda jahit, udah sana kamu sarapan dulu nanti keburu telat"kata bunda kemudian menyusul Saeron yang masih ribut mencari jarum pentul.
🍊🍊🍊
"Bunda ambilin itu"tunjuk Saeron ke lauk yang jauh dari jangkauannya.
"Cih ambil sendiri kenapa, manja banget jadi cewek!"nyinyir Renjun, tapi tetep dia sendiri yang ambilin buat dedek Saeronnya.
"Nyenyenyenyenye!"ledek Saeron lalu menyuapkan sesendok hingga pipinya makin bengkak karena masih penuh makanan.
"Yah~"panggil Renjun tiba-tiba.
"Hmm?"balas ayah tanpa mengalihkan perhatian dari makanannya.
"Beliin motor"permintaan Renjun membuat ayah menghentikan gerakan sendoknya dan menatap putranya itu dengan sebelah alis terangkat.
"Kenapa? Sepeda kamu rusak lagi? Nanti ayah benerin."ujar ayah cuek kemudian melanjutkan sarapannya.
"Bukan itu ih~ "anak itu mencoba mencari-cari alasan yang paling tepat agar permintaannya dikabulkan "Renjun capek tau yah, kalau tiap hari harus boncengin Saeron sampai sekolah. Pinggang Renjun sakit apalagi yang dibonceng kaya- "Renjun melirik Saeron yang juga melirik ke arahnya dengan tajam.
"Kaya apa?! Kok nggak dilanjutin?"balas Saeron dengan tatapan sengitnya.
"Kaya babi"
"Hush!! Renjun nggak boleh gitu!"tegur bunda.
"AWW!!"Renjun mengelus lututnya yang sengaja ditendang oleh Saeron.
"Saeron!"tegur bunda lagi, masih berusaha sabar setelah semua kelakuan mereka selama 14 tahun ini.
"Maaf"Saeron menundukkan wajahnya kembali fokus ke sarapannya.
"AAaaaaa!!!"lagi-lagi Renjun berteriak karena 'lagi' dan dengan 'sengaja' Saeron menginjak kakinya.
Ayah cuma geleng-geleng kepala, heran dengan kelakuan kedua anaknya yang tiap hari selalu aja ada yang diributkan, ntahlah dia lupa dulu bunda waktu hamil ngidam apa.
"Yahh~"panggil Renjun lagi.
"Apaaaa ganteng"jawab ayah malas.
"Beliin~"rengek Renjun.
![](https://img.wattpad.com/cover/254353356-288-k171700.jpg)