0.1

9 3 0
                                    

Hay Dear 💖
Part pertama semoga kalian suka ya 🤗


"Hallo, Aurora sekarang juga kamu ke lapangan basket indoor!" Suara bariton terdengar dari seberang sana.

"Baik kak, saya segera ke sana." Jawab Aurora tanpa menanyakan hal apa yang terjadi. Sudah pasti salah satu anggota basket yang cidera kalau senior telah mengerahkannya.

"Demi apa weekend gini gw harus kerja. Untung gw habis bayar spp. Kalau di rumah ogah gw ke kampus." Kesal Aurora.

Setelah itu ia melangkah menuju ruangan basket indoor. Dari ruangan administrasi ia bisa mengendarai mobil untuk menuju gedung basket indoor. Untung saja ia selalu sedia p3k di dalam mobil nya.

π • π • π • π • π

"Mikha!" Seseorang yang terpanggil itupun menolehbpada sumber suara.

"Lo manggil gue?" Tanya Mikha pada orang itu.

"Emang ada nama Mikha selain lo?!"

"Mana tau gue." Ujarnya mengangkat bahu.

"Besok-besok kalau latihan, ga cidera bisa?" Mikha melangkah maju mendekati gadis yang mengusik ketenangannya.

"Maen sok hebat tapi cidera mulu! Gue tu capek bolak balik keluar lapangan buat pertolongan sama kalian tau ga?!" Kesal Aurora ketua Unit Kesehatan Mahasiswa.

"Trus kalau gue dan tim ga cidera tugas UKM apa?! Santai-santai di ruangan kalian?!" Bela Mikha, menurut Mikga protes gadis di depannya hanya membuang-buang waktu.

"Apa?! Baku kan lo." Mika tersenyum jahil. "Protesan lo itu ga berguna banget nyonya Aurora terhormat." Mikha sedikit membungkukkan badannya.

"hhfffttt... Kenapa sih Mik lo ga mau ngalah. Capek gue berurusan sama lo tau ga?!" Bentak Rora frustasi lalu berlari meninggalkan Mikha yang dibaluti rasa heran.

"Tu anak kenapa dah. Marah-marah ga jelas. Kan itu emang kerjaan dia. Ngapain ikut UKM kalau ga mau di repotin buat ngobatin." Setelah bergelut dengan pikirannya. Mikha pun kembali melanjutkan tujuannya.

"Heuumm... Pikir-pikir Aurora cantik juga apalagi kalau udah kesel trus lari-lari lapangan nyari pasien." Gerutu Mikha asal.

"Mikha! Mikha jangan gila lo jatuh cinta sama Hamba Allah." Ia mengacak rambutnya lalu pergi menuju parkiran dimana Aerox kesayangannya terparkir.

π • π • π • π • π

"Si Mikha bener-bener bikin gue sakit gigi. Cari masalah terus. Cuma latihan doang pake cidera belum juga tanding." Dengan tergesa-gesa Aurora terus saja berceloteh kesal menyebut nama Mikha.

"Coba aja si Mika ga cidera pasti gue udah sampe di rumah udah rebahan, scrool tik tok, streaming youtube di kamar." Terlihat sangat kesal ia sampai menendang kaleng minuman yang ada di depan hingga terpental mengenai kepala seseorang. Aurora yang ketakutan pun langsung bersembunyi dibalik pohon besar.

"Aw! Woi siapa yang nendang kaleng ini ke gue!" Teriak Mikha, iya orang itu ternyata Mikha. Ia menengadah mencari ke sekeliling siapa yang sudah berani menendang kaleng hingga mengenai kepalanya.

"Mati gue!" Ujar Aurora kaget dengan aap yang telah ia lakukan.

"Woi keluar ga! Gue lepasin anjing Mang Ucup tau rasa lo ya!" Ancam Mikha.

"Mikhaaa!" Teriak Aurora ketakutan mendengar ancaman Mikha barusan.

"Hahaha...hahhaha...hah...hah..." Gelak tawa menggelegar keluar sangat indah dari mulut Mikhael Alexander.

"Mikha! Lo gila mau lepasin Anjingnya Mang Ucup!" Protes Aurora.

"Ya salah lo ngapain nendang kaleng ini sampe kepala gue. Punya dendam apa sih lo sama gw!" Kesal Mikha.

"Ya siapa suruh lo berdiri di sini!"

"Motor gue kan parkir di sini!"

"Ya suka-suka gue la mau nendang, gimana!"

"Ya liat-liat kalau mau nendang bego!"

"Ya uda sorri tolol. Gue ga sengaja."

"Ga pernah bisa sopan ni anak."

"Trus gue harus sesopan apa sama lo ha?!" Sewot Aurora.

"Gue Mikhael Alexander ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di kampus ini! Jadi lo harus sopan dong sama gue!"  Sombong Mikha.

"Yauda lo jadi istri gue biar lo sopan sama gue." Ujar Mikha santai.

"Idih ogah gue jadi istri cowo yang sombongnya selangit kayak lo! Mblleek!" Ujar Aurora Meninggalkan Mikha.

"Woi Ra! Awas lo ya!" Mikha benar-benar kesal dengan Aurora hari ini.

Saat dia hendak manaiki motornya namun na'as Aerox kesayangan Mikha pun telah berpaling darinya. Ban motor bagian depan kempes.

"Aelah Rox lu ga sahabatan banget ya sama gue!" Ujarnya kesal menendang motornya.

"Trus gue mau pulang pake apa coba. Mana kampus udah sepi."

Sedan civic milik Aurora melintas di depan Mikha.

"Woi Mik! Napa lo?" Tanya Aurora mengejek. "Roxi kesayangan lo kempes? Ututuuuu...kacian presiden kampus kita."

"Ra plis ya kali ini gue dah capek debat sama lo." Frustasi Mikha.kemudian ia langsung saja masuk ke dalam mobil Aurora.

"Lo apa-apaan ha! Maen masuk-masuk aja. Untung gue mau nebengin lo" kesal Aurora.

"Duh ga usah bawel. Ayok jalan ntar gue belanjain lo deh. Gue yakin lo pasti belum makan."

"Hm, gue juga capek seharian debat sama lo. Lo yang bayar ya tanggung jawab gara-gara lo dari pagi gue belum jadi makan nasi." Memang benar Aurora belum jadi makan karena dapat telepin dari pembina. Untung saja pagi ia sarapan bersama bunda nya.

"Iyaa gue yang bayar. Gue juga belum makan."

" Okkey gitu dong."

"Aku kek gini enak ya Ra, kalau debat terus gue capek." Keluh Mikha.

"Nyenyenyeee..." Setelah itu tak ada lagi percakapan antara mereka berdua. Hanya hening yang menemani perjalanannya.

Semoga kedepan nya lebih asik lagi.
Gimana cerita ini?
Asik ga?
Greget yaa liat kelakuan Mikha sama Rora
ayook ramein cerita ini 🤗

DIFFERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang