Kehebohan pecah di sekolah akibat insiden kesurupan salah seorang siswa saat upacara bendera. Rere namanya. Saat seluruh peserta sedang khusyuk mengheningkan cipta, gadis itu tiba-tiba berteriak, berjoget, lalu berlarian ke sana kemari dan tertawa. Sebagai sahabatnya, aku tentu berusaha menangkap gadis itu.
Namun, usahaku sia-sia, gadis itu malah makin jadi. Entah setan apa yang merasuki tubuh sahabatku ini.
"Apa maumu, wahai jin somplak?!" teriakku kepada temanku yang sedang joget Nuhinahinuhinahinuhiyak.
Rere menoleh ke arahku, senyumnya melebar seperti Joker. "Akoh ... mau ... kopi ... rasa ... lele."
Aku tersentak, semua tersentak, lapangan tersentak dan muncullah gempa.
Dia terbahak-bahak. Awan hitam pun joget di atas kepalanya.
Seorang pria paruh baya yang menggunakan baju koko warna putih dan peci hitam datang ke arah kami.
Aku menatap Pak Ustadz sendu. "Gimana ini, Pak Ustadz?"
Guru-guru, teman-temanku, bahkan Opah, _office boy_ sekolahku ikut berteriak, "Gimana ini, Pak Ustadz?"
Pak Ustadz menunduk, sejenak tampak berpikir.
Katanya, "Eta terangkanlah!"
"Eta gelapkanlah," sahut Rere sambil berjoget, "yoo, tarikkk sis!" lanjutnya sambil mengajak mereka semua.
"SEMONGKO!" seru seluruh siswa yang berada di lapangan.
Pak Ustadz bernama asli Joko itu merentangkan tangannya lalu memegang kepala Rere dengan kuat.
"Apa maumu! Katakan sekali lagi!" tanya Pak Joko dengan tangan yang tak lepas dari kepala Rere.
"Aku mau teh rasa kecap!" jawab Rere.
Pak Joko kemudian bingung. "Tadi katanya mau kopi rasa lele?"
Kedua bola mata Rere melotot, memperhatikan Pak Joko yang sedang menatapnya dengan tatapan tak mengerti.
"Aku sudah tak ingin, kalian sangat lama. Sekarang ambilkan aku air teh rasa kecap!" bentak Rere kepada Pak Joko.
Pak Joko terkejut, ia mengelus dadanya. Ia menyuruh siswa mengambilkan teh lalu menuangkan kecap di teh tersebut.
Selang beberapa menit kemudian, teh tersebut kini sudah berada di depan Rere.
"Minumlah setan aneh! Menyusahkan saja kau!" kesal Pak Joko.
Rere menyeringai, "Kau ... minum!" suruhnya kepada Pak Joko.
"Setan kampret!" Pak Joko meminum teh itu. Rere tertawa melihatnya. Namun, tiba-tiba teh ambyar itu disemburkan oleh Pak Joko tepat ke wajah Rere. "Makan tuh, setan!"
Rini datang membawa jimat andalan anti kesurupan untuk membantu Pak Joko. Lalu, dia memberikannya pada Pak Joko
Gitu ka?
"Gitu apa?" jawab Rere seakan mengerti isi hati Pak Joko.
Rini mengerutkan dahinya. "Gitu apa?"
Rere menatap Rini sinis kemudian mengindikan bahunya. "Mana saia tau, saia kan ikan."
"Apa aku kakakmu?" tanya Pak Joko
"Oh maksudku Joko Sunbaenim," koreksi Rini.
"Jinja?" tanya pak Joko
"Ottoke," ucap Rini.
"Kamsahanida," jawab setan Rere yang ternyata penggemar drakor
Kemudian Rere, Rini dan pak Joko nonton drakor bersama~
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerbung (Cerita Gak Nyambung)
Short StoryCerita bersambung yang gak nyambung hasil karya para member pendopo wattpad. Genre apa saja yang penting hepi