Sore itu
Bercak petrikor masih tertinggal di udara
Genangan air hujan masih tertinggal di di trotoar
Dan kamu, jejakmu masih tertinggak di ingatan.
*
Hari itu di bulan November, untuk pertama kalinya kamu mengajakku jalan berdua.
Kamu tidak membawaku makan malam di restoran mewah. Kamu juga tidak menuntunku menghabiskan sisa hari di taman bermain. Kamu hanya membawaku berjalan di trotoar setelah hujan reda, membincangkan beberapa hal yang membuatku tahu lebih banyak tentangmu.
"Orang tua kamu gak tinggal di sini?" Tanyaku setelah hampir lima belas menit kita berjalan tanpa tujuan.
"Bapak saya tinggal di Jakarta, tapi ibu saya tinggal di Kalimantan. Mereka udah cerai dari saya masih anak-anak."
"Ah, sorry, aku gak bermaksud."
"It's okay. Itu bukan aib." Kamu tersenyum.
Jalanan di samping kita tampak sepi hari itu. Hanya diisi oleh beberapa kendaraan. Hari itu, kota terasa begitu tenang, membuatku di hari ini ingin kembali ke sana.
Kamu menatapku seraya senyum-senyum sendiri.
Aku menatapmu galak. "Apa cengar-cengir?!"
"Kamu lucu."
"Picisan." Aku mencibir ucapannya yang kukira rayuan.
"Tapi serius, kamu lucu. Badan kamu kecil banget kalau dibandingin sama saya."
Oke, di bagian ini, aku agak tidak suka.
"Kamu aja ketinggian."
"Saya udah dua tahun kuliah, tapi baru kali ini ketemu mahasiswi kayak kamu."
"Maksudnya?"
Kamu bergerak ke hadapanku, tubuhmu yang jauh lebih tinggi merunduk hingga wajahmu berada tepat di depanku. Kamu menatap manik mataku lekat, aku rindu tatapan itu. "Kamu spesial." Kamu mengusap puncak kepalaku. Aku ingat, saat itu dentingan detik di jam tanganku sepertinya berhenti untuk beberapa saat.
Kamu kembali berdiri tegak, dan dengan tanpa rasa bersalah kamu justru menarik senyuman yang semakin mengguncang duniaku. Tatapanmu teralih pada tanganku yang terkepal sebab menahan rasa gugup. Kamu meraih tanganku, kemudian menaruh telapak tanganku pada pipimu yang terasa hangat.
"Oh... ternyata perasaan saya gak bertepuk sebelah tangan."
Andai bisa memutar ulang waktu, aku ingin kembali menyentuh pipimu seperti hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. caraphernelia [selesai]
Short StoryKinan didatangi laki-laki aneh setelah tujuh kali berada dalam satu kereta yang sama dengannya. Selepasnya sajak-sajak takdir seakan mengikat Kinan dengan laki-laki itu. Sampai tiba saat Kinan merasa benar-benar terikat oleh takdir laki-laki itu. Se...