Happy reading
.
.
.
.
.Sudah 4 hari Azka menjadi laki², azka belum menerima takdirnya dengan sepenuhnya. Azka masih suka kaget ketika kencing yang biasanya jongkok harus berdiri. Sudah 4 hari juga Azka dirawat pasca oprasi. Setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan terapi otot Azka sudah diperbolehkan pulang.
"Azka, sudah siap semuanya?" Tanya Reza yang sibuk dengan barang² bawaannya.
"Sudah dad."
"Yaudah yuk pulang." Azka menggandeng Azka dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang tas milik Azka.
"Dad apakah aku punya momy baru?" Azka bertanya dengan lirih.
"Hey, jangan menunduk gitu ." Reza mengangkat dagu Azka dan mendongakannya karna tinggi badan Azka yang hanya sebahunya.
"Dengarkan dady, dady tidak memiliki momy baru jika anak dady saja sudah cukup." Reza berkata sambil menatap Azka penuh arti.
" Maksud dady?" Azka memiringkan kepalanya dan mengerjapkan matanya polos.
"Haha, tidak." Reza kembali menuntun Azka menuju mobil.
Disudut lain terlihat dokter Rey yang tengah memerhatikan sepasang ayah dan anak, bukan lebih tepatnya kepada anaknya yaitu Azka. Selama 4 hari ini Rey yang bertanggung jawab mengenai Azka. Rey merasa jika melihat Azka rasa lelah yang menderanya sirna dalam sekejap. Apalagi ketika Azka tersenyum manis Rey sangat gemas dan ingin mengurung azka hanya untuknya seorang, Rey tidak rela Azka tersenyum manis kepada orang lain. Rey mengakui bahwa orientasinya belok dan itu hanya kepada Azka, catat AZKA.
Selama perjalanan banyak yang menatap dirinya terutama Azka. Banyak kaum adam dan hawa menatap azka dengan berbagai macam tatapan dimulai tatapan terpesona, tatapan memuja, tatapan bingung, tatapan gemas bahkan ada yang menatap anaknya dengan tatapan mesum. Oke, Reza mulai kesal ada yang menatap anaknya dengan tatapan menjijikan seperti itu. Reza langsung menatap tajam pada orang yang menatap Azka dengan tatapan mesumnya seketika membuat mereka yang melihatnya merinding.
Reza tidak rela anaknya ditatap seperti itu oleh orang lain. Anaknya hanya miliknya dan keluarganya. Sampai di luar mobil merchedes maybach s650 sudah terparkir rapih. Reza membuka pintu untuk Azka dan ia menyimpan tas Azka di kursi belakang.
Mobil mewah itu memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di rumah luas dengan gaya eropa.Seorang bodyguard membukan pintu mobil untuk majikannya. Dan mebawakan barang bawaannya.
Azka sangat terpesona dengan rumah daddy nya ini, semuanya terlihat pas dengan passionnya.
"Baiklah Azka, ini kamarmu dan di depannya adalah kamar abangmu." Kamar Azka berada di lantai 3.
"Mmm dady" azka nampak ragu² untuk bertanya.
"Kenapa az?" Reza mengusap kepala Azka untuk menghilangkan keraguannya.
"Dimana bang Gavin? Apakah bang Gavin tidak menyukaiku karna semenjak aku dirumah sakit abang tidak pernah datang?" Azka bertanya sambil menundukan kepalanya dan meremas ujung bajunya untuk menghilangkan ketakutannya.
Degg...
Pertanyaan Azka membuat Reza diam membeku, entahlah ia bingung hafus menjawab apa. Karna memang anaknya yang pertama tidak pernah melihat adiknya, mungkin ia masih merasa gagal menjadi abang untuk adiknya."Azka, listen daddy. Kakak kamu bukan tidak menyukaimu nak, but your brother merasa bersalah karna dulu ia tidak bisa menahanmu untuk tetap tinggal bersama kami. Abang kamu selalu menyalahkan dirinya sendiri karna tidak berguna untuk adiknya." Reza mendongakan kepalanya untuk menghalau air mata sialan yang mendesak ingin keluar. Mengusap kepala azka lembut.
"Azka, dady dan kakakmu sangat menyayangimu dan sangat mengharapkanmu untuk kembali ke sisi kami. And finally kita bisa berkumpul kembali, mungkin kakakmu pulang 2 hari lagi." Reza menarik Azka kedalam pelukannya. Nayaman, hangat, itu yang dirasakan oleh Reza ketika memeluk Azka.
"Sekarang Azka nya dady tidur ya." Reza mencium kening Azka dan meninggalkan Azka sendiri dikamarnya.
Azka/Allice merasa nyaman, jujur saja dikehidupan sebelumnya Azka hanya tinggal bersama ibunya tanpa seorang ayah dan harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhannya. Disini, daddynya memerhatikannya, menyayanginya dan memenuhi semua kebutuhannya.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Roman pour AdolescentsAllice adalah seorang mahasiswa tingkat 7 jurusan managemen dan kedokteran. Allice terkenal dikampusnya sebagai primadona karna kecerdasan dan kecantikannya, selain itu ia juga terkenal karna sifat polosnya. Ketika akan berangkat sekolah bersama sup...