02. Dokter Rey

557 66 4
                                    

Dokter Rey dan suster yang melihat Azka tampan, cantik dan menggemaskan secara bersamaan tertegun. Baru kali ini mereka melihat mahluk yang mendekati sempurna seperti Azka.

Reza yang melihat dokter dan suster tertegun melihat Azka menggeram marah.

"Cepatlah periksa anak saya." Ucap Reza datar. Dokter Rey seakan tersadar ia langsung memeriksa Azka dengan teliti, Rey merasakan kulit Azka lembut dan kenyal seperti bayi membuatnya ketagihan untuk terus memegangnya. Jujur saja ia baru memeriksa Azka hari ini selama 2 minggu koma, Rey menggantikan dokter irwan yang sedang dinas diluar.

"Azka sudah sehat, tapi mungkin belum boleh pulang karna harus pemeriksaan  lagi secara lengkap dan anggota tubuhnya masih kaku jadi belum bisa digerakan dengan semestinya."

"Ya, terimakasih." Reza menjawab dengan datar.

"Baiklah, saya permisi memeriksa pasien selanjutnya." Dokter Rey dan susternya pergi meninggalkan ruangan Azka.

Reza langsung mendekati Azka yang mencoba untuk duduk dan membantunya.

"Sayang, jangan banyak bergerak dlu kamu baru aja sadar dari koma hmm" Reza mengusap lembut pipi Azka. 'Apakah Azka seorang wanita? Apa seorang bayi? Kenapa kulitnya lembut dan kenyal seperti ini' gumam reza dalam hati.

"Yes dady." Azka tersenyum polos.

"Sayang maafkan daddy, maafkan daddy yang tidak bisa mempertahankanmu dulu. Bukan daddy tidak sayang kepadamu tapi daddy tidak bisa membantah perkataan orangtua apalagi seorang ibu." Reza nampak berkaca kaca menjelaskan semuanya kepada azka.

"Ya daddy, azka mengerti ko." Azka tersenyum manis membuat Reza terpana.

Cup

Reza mencium pipi chubby Azka dan menguyel nguyelnya. Membuat Azka mencebikan bibirnya kesal.

"Dad Azka bukan bayi lagi, kenapa daddy suka banget sih mainin pipi Azka." Azka mengembungkan pipinya hingga terlihat sangat imut.

Cup
Cup

Reza yang tidak tahan dan menciumi pipi azka. "Kenapa anaknya ini sangat menggemaskan, anaknya seorang laki² tapi mengapa menggemaskan seperti seorang perempuan sh. Bahkan mungkin perempuan juga tidak ada yang semenggemaskan anaknya ini."gumam Reza dalam hati.

***
Dokter Rey yang baru selesai memeriksa pasien pasiennya kembali keruangannya. Rey duduk dan melepaskan jas kebanggaannya dan menyampirkannya dikursi.

Sekelebat bayangan Azka muncul. Azkanya yang tampan, cantik dan imut secara bersamaan. Azkanya yang sangat manis ketika tersenyum. Azkanya yang memiliki kulit seperti bayi. Rey senyum senyum sendiri ketika membayangkan Azka.

Azkanya?

Deggg

Kenapa jantungnya berdetak ketika membayangkan Azka. Kenapa rasanya nyaman dan bahagia sekali ketika melihat senyuman azka. 'Rey sadar Rey lo masih normal lo masih straight ga mungkin lo belok' gumam Rey.

Walaupun Rey terkenal anti dengan perempuan tapi Rey sadar ia masih suka perempuan. Ia hanya menunggu cinta pertamanya pulang study dari luar negri. Ia dan kekasihnya berkomitmen untuk selalu menunggu, maka dari itu Rey selalu menghindari perempuan. Selain komitmennya hatinya juga tertutup untuk perempuan lain.

"Ga Rey ga lo masih straight oke. Inget itu lo straight lo masih suka perempuan. Jangan sampe lo suka sama cowo lo udah punya Chacha tunangan lo yang lagi study diluar negri." Rey terus meyakinkan dirinya bahwa ia masih normal.

Hingga ketukan pintu membuyarkan lamunannya tentang Azka.

Tok...tok

"Masuk." Azka pura pura sibuk dengan data data pasiennya. Seorang suster memasuki ruangannya.

"Maaf dok, pasien di ruang 101 mengeluhkan bekas oprasinya."

"Baiklah, mari kita periksa." Rey mengambil jas kebanggaannya dan meninggalkan ruangannya.

" Rey mengambil jas kebanggaannya dan meninggalkan ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dokter Rey)

Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang