Drag Me Down (Part 19)

1K 84 8
                                    

"Kekuasaan ini membuat orang berpotensi terbunuh."

.

Seokjin mengakui dia sudah lama tidak datang di rumah ini. Dia hanya bisa menunggu di mobil dengan tatapan mata memandang spion disana. Mengamati sekitar berdasarkan permintaan Taehyung, hanya bisa menikmati satu kaleng soda sebagai temannya. Rasanya sangat membosankan sampai langit yang cerah saja tertawa melihat dirinya yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Apakah aku liburan saja ya? Tapi bagaimana mungkin kalau Taehyung saja tidak mau diajak liburan hufttt!" Dia mendengus sebal tapi rasanya percuma, entah kenapa Taehyung kekeh menuntut untuk diantarkan di salah satu rumah mantan mafia seperti ini. "Jika dilihat disini bukan rumah mafia, tapi seperti rumah biasa. Apakah benar disini dulunya tinggal orang yang hebat?" Dia memperhatikan lagi kaca spionnya dan lantas terkejut saat menyaksikan seseorang yang menatap dia seolah Seokjin manusia dungu.

Hal itu membuat dia tanpa sengaja menubruk bagian belakang sampai klakson berbunyi. Suara kejut itu pasti membangunkan para tetangga yang sibuk di dalam rumah, dia langsung mematikan mobil yang ternyata belum dia matikan. Seokjin menampilkan wajah canggung sembari mengusap tengkuk resah nya. Menelan ludah kesusahan dan melihat situasi seakan tak memihak padanya.

"Sebenarnya kalian mau apa? Tunggu, aku seperti mengenal kalian." Seokjin spontanitas mengatakan hal itu, dia sendiri tidak tahu mengapa bisa terjadi. Seperti ada gambaran saja mengenai mereka, tapi Seokjin tidak terlalu yakin sampai melihat bayangannya sendiri sembari menggaruk pipinya. Kini keberadaannya di luar dekat dengan mobil, dia sendiri ingin bersembunyi di dalam mobil tapi untuk membuat mereka semakin tidak marah akhirnya dia sendiri yang mengalah.

"Hei, siapa kau. Kenapa berhenti di depan mobil bos kami. Apakah kau punya urusan penting dengan si pemilik rumah?" Mereka berdiri dengan sombongnya seperti pasukan para preman, bukan itu saja mereka juga melihat bagaimana penampilan seseorang di depannya itu nampak mahal. Seokjin merasa risih saat mendapatkan tatapan sentimental seperti itu sampai akhirnya dia sendiri hendak pergi agar tidak dicurigai seperti penjahat.

"Woii, mau kemana kau?! Siapa bilang kau boleh pergi!" Dia membentak dan membuat tangan itu melepaskan kenop pintunya segera. Dirasa mereka tidak nyaman padahal Seokjin sendiri lebih tidak nyaman. Ketiga orang itu juga kedatangan dua orang lainnya yang sepertinya sama seperti dua yang datang. Entah kenapa kedua kaki itu bergetar tanpa dia mau dan membuat buru-buru menyembunyikan kedua kakinya agar tidak seperti pengecut.

"Sepertinya ada yang ketakutan. Oh astaga manusia macam apa yang berani masuk ke kandang singa tapi dia sendiri tidak menghadapinya." Seokjin sadar bahwa yang mendapati sindiran itu dirinya dan tak mungkin Taehyung keponakannya. Apalagi dia melihat bagaimana sosok menyebalkan itu tak keluar dari rumah itu, dalam hatinya Seokjin mengeluh merepotkan. "Kalian pasti salah paham, disini aku tidak cari masalah tapi aku tengah mengunggu keponakanku. Sungguh disini aku tidak mengganggu apapun dan siapapun." Seokjin mulai menampilkan raut khawatir di tengah senyumnya saat mereka mencoba mendekat.

Ini seperti sebuah permainan tarik ulur yang menyenangkan saat membuat seseorang ketakutan seperti kambing putih yang malang. "Oh begitu ya, tapi kami tidak percaya begitu saja dengan kaum rakyat yang mencoba untuk mencari tahu soal bos kami. Kau bilang kau kenal wajah kami, katakan dimana kau pernah melihat kami!" Dia menunjuk tangan kanannya ke telapak tangan kiri seperti hendak menghajar seseorang, dalam gerakannya hal itu seperti sebuah ancaman. Dimana dia juga menyunggingkan senyum yang bisa dikatakan sedikit sadis.

"Ta-tapi aku sendiri sudah berkata jujur. Lagipula aku tidak kenal dengan bos kalian, adikku yang memang punya urusan dengannya." Rasanya gugup dan dia sendiri enggan mencari keributan. Dia sedang ingin bersantai di rumah jika bisa.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang