When Did You Come? (34)

609 65 9
                                    

"Jangan meminum racun meskipun kau sangat kehausan."

(Author **** POV)

Taehyung merangkul pria itu akrab, seorang pria tua beberapa kali merasa bangga ketika berjalan menuju pintu rumahnya bersama cucunya juga rombongan di belakang lainnya. Jungkook sejak tadi diam tanpa ada suara meski Hoseok sudah mencoba menawari minuman soda kepadanya. Suasana nampak sepi beberapa saat sebelum Seokjin mengajak bicara pria tua itu.

"Kakek Woo, apakah anda di sini sendirian?" Sekedar basa-basi, melihat sekeliling rumah yang sepi dan hanya beberapa alpaca juga kambing sebagai ternaknya. Nana merasa bersyukur karena Seokjin mampu memecah keheningan meskipun dengan pertanyaan cukup spontan. Pria itu langsung menoleh ke arahnya dia juga melihat bagaimana sekitar rumahnya memang tidak ada keluarga, dia hidup sendiri setelah istrinya meninggal dan putrinya pergi setelah menikah. "Aku memang sendiri nak, karena semua keluarga kakek tidak ada disini. Tapi aku senang saat cucuku dan kalian juga datang, meski aku tahu kalau putriku sekarang tidak bisa bertemu dengan ku lagi." Dia mengusap air matanya, Taehyung ada di sampingnya dan memberikan rangkulan peduli dengan tepukan di punggung itu.

Dia melihat bagaimana kakeknya berduka sekarang, dia tidak salah. Sama sekali tidak salah karena bagaimanapun keadaan ibunya sudah merupakan bagian dari takdir di sengaja. Jungkook yang berdiri disana ingin menangis saja dengan keadaan kepala menunduk, dia memegang erat telapak tangan sang ibu meminta  ketenangan padanya. "Jungkook tak apa nak, jangan membuat dirimu bersalah. Kau bukan pelakunya dan Taehyung... Dia hanya salah paham. Aku akan katakan padanya nanti, bahwa dia hampir saja membuat kau terfitnah." Dia memegang dagu putranya, membuat manik mata itu melihat kedua matanya juga. Sang ibu tidak akan bisa membiarkan anaknya menjadi salah satu korban kekejaman fitnah tidak berakar.

"Tak apa eomma aku senang karena Taehyung Hyung masih punya hati. Dia tidak mengatakan bahwa aku pembunuh ibu Hera, aku yakin masih ada rasa peduli dan percaya terhadapku." Bersuara lirih, dimana dia sama sekali tidak ingin membuat seorang kakek sedih dan semakin masuk ke dalam masalah yang tentu saja belum benar kenyataannya. Nana melihat bagaimana keteguhan hati sang anak menghadapi ini semua, dia melihat Taehyung yang kini menyimpan rasa sayang pada pria disana. Seorang bapak dan pahlawan bagi putrinya, mungkin saja Taehyung begitu karena dialah salah satu keluarga yang berhubungan langsung dengan ibunya.

"Bertahanlah, aku yakin setelah ini kita akan menemukan sesuatu yang mengatakan bahwa kau tidak salah anakku." Tambah nya dengan keyakinan yang juga datang dari Hoseok tak luput memberi semangat kepada namja muda itu. Jungkook terasa mendapatkan semangat dalam dirinya, dia hampir lupa diri dimana dia berdiri. Seorang pria mendekat ke arahnya dan memberikan rangkulan dekat. Dia ramah dan entah kenapa Jungkook menjadi bubuk hanya karena itu. "Oh iya kau anak dari Nana, kalau begitu kau juga cucuku. Sini kakek akan bawa kau ke kamar dan tidur satu kamar dengan cucu kesayangan ku sekarang, Taehyung.

"Apa?! Kenapa kakek mengatakan hal itu.  Aku tidak mau mmmppfff!" Mulut di bekap begitu kuat dan langsung, membuat tubuh Taehyung bergerak mundur beberapa langkah sembari melepaskan tangan itu. Seokjin meringis dengan ramah menghadap sang kakek yang kebingungan, "ah kek... Begini Taehyung hanya bercanda. Dia pasti senang bisa satu kamar dengan Taehyung dan aku bisa menjamin kalau mereka akan menghabiskan waktu antara kakak dan adik. Nanti Hoseok satu kamar dengan ku ya." Seokjin menatap namja itu dan mendapatkan anggukan canggung saat pengawal itu tiba-tiba saja diajak satu kamar. Ini bukan hal biasa karena dia juga pemuda itu adalah musuh sebenarnya.

Tapi....

"Kalian bisa tidur satu ruangan bersama kakek, karena aku memang ingin merasakan tidur dengan orang lain setelah lama sendiri hahaha... Ngomong-ngomong aku hanya tahu kalau sebenarnya Taehyung pasti akan lebih nyaman jika berdua dengan adiknya, nah Nana kau bisa gunakan kamar paman. Di sana ada baju mendiang istriku dan peralatan berdandan lainnya." Mungkin yang dia tawarkan adalah benda lama, membuat keputusan yang tepat di satu pihak. Seperti takdir memberikan kesempatan agar Taehyung bisa mengenal adiknya sekarang.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang