Hidup dengan kesederhanaan, bersama orang-orang yang sederhana, namun bahagia.
Tinggal di desa kecil, jauh dari yang namanya perkotaan. Jauh dari ibu kota, namun tetap tinggal di Indonesia.
Kampung bernama 'Tanjungbaru', tempat dirinya pertama kali menangis di dunia, tempat setelah dirinya pertama kali meninggalkan alam rahim.
Desa yang masih diliputi para petani. Disini, tumbuhan subur, dan tetangganya makmur. Masih senang duduk di emper warung sembari bergosip ria.
Dulu, saat dia masih kanak-kanak, jaman sedang menikmati aksesorisnya. Permainan 'pecle' masih menjadi kebanggaannya dan teman sebayanya. Tidak hanya itu, Beklas, main Barbie, main karet, ngadu gambar, ucing Sumput dan segala permainan tradisional lain yang menjadi alasannya tertawa.
Desa, dimana pesawahan masih membentang luas. Jalan raya yang belum terlalu rapi, dan tanaman masih harum mewangi.
Namun, sekarang semuanya sudah berlalu. Waktu dengan cepat merenggut masa lalu.
Sekarang, jaman yang sudah serba elektronik. Tak ada lagi cerita 'desa' tentang perkumpulan anak-anak bahagia. Semuanya sudah tersusun canggih oleh dunia yang memaksa.
Dunia yang mengatakan 'ketinggalan jaman' bila mayoritas masa itu dipakai masa kini.
☄️Bintang_Arcturus
KAMU SEDANG MEMBACA
AI-JE
Action_Bukan halaman yang patut di baca_ yang sudah mampir, silahkan kembali. Berisi sebuah konsekuensi pada diri sendiri. Tidak ada yang menarik, dan kalian juga tidak akan tertarik. Hanya sebuah percakapan kecil antara raga dengan raga dan jiwa dengan j...