Cerita HaPy

52 5 0
                                    

"Naaaah, itu dia" gumam ku kegirangan. Saat ku lihat dia dari jauh.
Aku yg berada di atas becak, akan melewati dia yang sedang berjalan kaki.

Saat melewatinya, aku selalu melirik nya. Dia pun seperti itu.
Hanya melirik, tidak ada sapaan bahkan senyuman.

Hampir setiap hari kejadian seperti itu terjadi. Rute pulang sekolah kami yang sama, mengharus kan kami selalu berpapasan dengan cara yg sama.

Jika dilihat dari kebiasaannya yang hanya berjalan kaki setiap pulang sekolah, aku menebak kalo rumah nya berada tidak jauh dari sekolah kami.

Ya, aku yakin kami satu sekolah, walau aku tidak pernah berpapasan dengannya di lingkungan sekolah.

Bagaimana bisa papasan, lha wong aku nya ga pernah keluar kelas jika tidak jajan. Aku lebih memilih duduk di dlam kelas atau di depan kelas, jika jam istirahat.

Sekolah ini masih asing bagi ku. Aku pindahan dari pulau seberang. Aku belum terbiasa dengan kebiasaan dan bahasa teman² ku. Hal itu yang membuatku malas untuk bergaul.
Ku pikir, ini ga bakal berlangsung lama. Karena aku pindah ke sekolah ini pada saat aku duduk di kelas 9.

Yang berarti tidak lama lagi aku pun akan keluar dari sekolah ini. Masuk ke jenjang yang lebih tinggi.

Selama setahun ini, hari² ku berlalu terasa begitu cepat. Aku hanya bergaul dengan teman² sekelas ku. Tidak banyak teman kelas lain yang ku kenal atau mengenal ku.

Termasuk cowok yang selalu ku jumpai setiap pulang sekolah itu. Aku bahkan tidak tau dia kelas berapa.

Ah sudah lah, anggap saja sebagai rezeki, mengagumi ciptaan Tuhan yang sempurna. Udah ganteng, body nya keren, pendiam sepertinya tidak urakan. Bisa dijadikan hiburan mata setiap siang pada saat kami papasan. Karena wajah nya yang ganteng, ga bakal bosan ku melirik nya.
Hahaha benar... Hanya meliriknya, aku ga punya nyali hanya untuk sekedar melihat nya secara terang²an.

***

Saat kelulusan pun tiba, Alhamdulillah aku akhir nya lulus. Tidak mudah menjalani masa² SMP ini. Karena setiap tahun nya aku harus berpindah sekolah, berpindah kota, bahkan propinsi, karena mengikuti orang tua ku yang dimutasi kerja.

Mungkin karena faktor adaptasi, nilaiku tidak memuaskan seperti biasanya. Tapi tidak bisa dibilang jelek juga.

Kini seluruh siswa kelas tiga sedang mengantri membaca pengumuman kelulusan yang ada di Mading sekolah.

"Yey, Alhamdulillah aku lulus" Setelah melihat namaku terpampang "LuLus" di Mading. Aku teriak sambil berjalan mundur, memberi akses buat yg lain untuk maju.
Namun, karena Mading ini penuh sesak, aku pun terdorong² dan badan ku oleng. Untung saja ada tangan yang menahan badan ku, jika tidak, pasti aku akan jatoh.

"Terima kasih" ucapku cepat kepada orang yang telah menolong ku.

"Iya, lain kali ati²" jawab nya.

Kini kami saling memandang. Sepersekian detik, mata kami terkunci. Mungkin pandangan ku saja yang memuja, beda hal nya dengan dia yang hanya memandang datar terhadap ku.

Aku melongo, setelah melihat siapa yang sudah menolong ku..
Ternyata dia cowok itu, cowok yang biasanya kujumpai setiap pulang sekolah.

Setelah mengatakan itu, dia pun langsung terus maju ke arah mading, tanpa menoleh lagi kepada ku.

Ah sudah lah... Kecewa juga diperlakukan seperti itu, tapi aku masih bersyukur dia mau menolong ku tadi. Jika tidak, mungkin aku akan jadi bahan tertawaan satu sekolah karena jatoh.

Melihat dia antusias utk melihat pengumuman kelulusan, aku jadi tau kalo dia juga kelas 9 sama seperti ku.
Mungkin dia memang benar² tidak pernah notice aku walaupun setiap hari saling lirik. Atau mungkin aku memang benar² tidak menarik dimatanya..

Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang