Tok..tok..tok..
"Bu, SpV baru nya udah ada di luar. Saya langsung suruh masuk atau gimana?" Ucap Dita sekretaris ku, sesaat dia mengetuk pintu yang otomatis membuatku melihat ke arah pintu.
"Langsung kamu antar ke meja nya aja Dit. Nanti tunggu kabar dari saya, baru menghadap saya. Minta Anwar untuk ngajarin dia dulu sementara. Nanggung ini, ditunggu Boss". Jawab ku setelah nya, tanpa menoleh lagi ke arah Dita.
Hari ini memang sudah dijadwalkan spv baru ku memulai hari pertamanya. Aku memang kekurangan Spv setelah Mario dua minggu lalu resign. Dengan load pekerjaan ku, aku butuh pengganti Mario karena tidak mungkin hanya mengandalkan Anwar saja.
Setelah melewati beberapa seleksi, katanya sudah dipilih salah satu dari pelamar² itu. Jujur aku belum sempet melihat biodata nya karena kesibukanku akhir² ini. Bahkan saat interview user pun, aku wakil kan kepada Anwar karena pada saat itu aku sedang berada di kantor cabang Senarang.
Proses penerimaan memang tidak ada yang aku pending, mengingat aku sangat butuh dia segera. Lebih baik proses nya diwakilkan dari pada harus dipending.
Setelah laporan yang ditunggu oleh Boss selesai aku kirim kan. Kini saat nya aku melihat dulu profil dari Spv ku yang baru, agar nanti pada saat aku panggil, tidak begitu kaget.
"What? 😯" Ucapku otomatis pada saat melihat profil itu.
Kenapa harus dia? Kenapa sekarang disaat aku sudah mulai lupa?
Batin ku berkecamuk setelah membaca profil itu."Huuufffhhh, kamu pasti bisa Ve" ucapku menyemangati diriku sendiri.
"Dit, tolong panggilkan SpV baru itu" ucap ku di intercom.
Setelah mendengar jawaban dari Dita, aku mulai gelisah kembali. Walau bagaimana pun ini harus aku hadapi. Aku merutuki diriku sendiri, kenapa baru sekarang sempat membaca profil si pelamar.
Ah, sudah lah, ini sudah takdir. Aku kembali harus dipertemukan dengan nya.
Tok..tok..tok..
"Masuk" ucapku.
Walau kondisi ku tidak baik, tapi aku berusaha menampilkan yang terbaik. Aku tidak mau dipandang lemah oleh nya.
"Permisi Bu" ucapnya.
Suara itu, suara yang dulu aku puja, suara itu yang dulu aku rindu. Ah sudah lah.. ayooolah Ve, kamu janga keliatan lemah di depan dia.. kamu pasti bisa.
Batin ku menyemangati diriku sendiri."Lodi Angkara" ucapnya sambil menyodorkan tangannya untuk menjabat tangan ku
"Venita" jawabku sambil membalas jabatan tangannya.
"Silahkan duduk" ucapku sedatar mungkin.
Jika dilihat dari raut wajahnya, dia tidak menampakkan kekagetannya.
Apakah dia tau keberadaan ku selama ini?"Terima kasih Bu" ucapnya sambil duduk di kursi yang berada di depan ku.
Suasana mendadak kaku. Aku tiba² nge blank.. bingung mo ngomong apa.
Untung saja suara intercom ku menyelamatkan situasi ini..."Maaf, saya angkat dulu" ucapku pada nya yang hanya dibalas dengan anggukan.
"Ya, baik.. saya segera ke sana. Makasi ya Mbak". Ucapku di telp..
"Maaf Pak Lodi, saya sudah ditunggu di ruangan direksi. Selamat bergabung di dalam team kami, semoga anda bisa bekerja sama dan bisa memberikan yang terbaik buat perusahaan. Untuk tugas, nanti saya email rincian nya. Tetapi untuk tahap awal, bisa diskusi dulu dengan Pak Anwar. Posisi kalian sama, hanya saja kalian megang team yang berbeda.
Jadi dari sisi pekerjaan, kalian sama" ucapku panjang lebar yang hanya dibalas anggukan oleh nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta
Short StoryKumpulan cerita pendek. Setiap Bab nya mengisahkan cerita yg berbeda. Walau ada konflik atau masalah, tenang ajah.. Ceritanya pasti Happy Ending koq... Happy Ending nya versi masing² ya.. 😊 Highest Rank #44 in Kasmaran (061022)