Prolog

33 5 0
                                    

" Salju Yang Lembut,

Kini telah Membuatku beku.

Melahap semua tubuhku secara perlahan,

dan membuatku Mati ".


Suasana di ibukota kala itu sangat sepi, Terlihat seseorang sedang terdiam dan merenung di tepi sungai han. Air yang terasa sangat tenang, namun sangat suram di dasarnya. Kilatan cahaya dari kendaraan masuk menembus dinginnya air.

Angin yang sangat tidak bersahabat menerpa siapa pun yang berjalan. Dinginnya malam ini membuat semua orang memakai jaket tebal dan sarung tangan. 

Berbincang-bincang dengan kopi di tangannya. Sesekali tertawa dan mengusap-usap tangannya yang dingin.

Berbeda dengan seseorang yang tengah menatap langit dengan tatapan sendu, yang seakan mematikan sel-sel sarafnya, karena tak terlihat merasakan sedikit pun dinginnya malam ini. dengan kaus putih polos yang longgar dan bawahan celana kain berwarna hitam Dia hanya bisa duduk dan menatap langit, tak terasa sudah 2 jam dia di sana, tanpa berniat pulang. Sesekali matanya mengeluarkan cairan bening yang sangat dia benci. dia tertawa tipis. 

melempar sesuatu ke sungai, dan kembali menatap langit. Menghela napas berat, matanya terpejam dan merasakan sakit yang menusuk-nusuk dadanya. 

Mengapa aku melalukan ini? 

Apakah dia peduli dengan perasaanku? 

Kenapa dia pergi? Kenapa dia meninggalkanku? 

Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar di kepalanya. Yang membuatnya ingin berjalan ke sungai dan menenggelamkan dirinya detik ini juga.

Aku melihatnya.

Melihatnya dari jauh di atas sana tanpa tersenyum dan menatapku sendu. 

Before US "Rainter"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang