2

3 0 0
                                    

"Woy.." teriak seseorang.

"Lu ngapain?? Udah bosen hidup?" sambung orang tersebut yang tak lain adalah Cilla.

"Eh ada adek maniss, sini temenin abang" kata salah satu orang berbadan besar dan memakai kalung rantai.

Etdah tu manusia apa anjing?? Ehh kayaknya anjing yang nyamar jadi manusia... Ups -Allen

"Wahh cari mati lu" kata salah satu anggota StarMoon.

"Pergi dari sini atau habis ditangan gue?!" kata Cilla dengan nada pelan tak lupa dengan sebuah senyuman kecil yang amat mengerikan.

"Eh boca kagak usah blagu lo, sok-sokan ngancem, cewe itu seharusnya bobo cantik dirumah bukannya disini. Yang dipegang juga harusnya bedak bukan samurai" kata seseorang dari belakang terlihat angkuh.

"Oh jadi om botak ini bosnya?" kata Cilla meledek pasalnya orang yang berbicara tadi memiliki kepala yang mengkilat.

"Widih guys kayaknya matahari ada dua deh, panes bener" teriak Ojan salah satu anggota yang paling konyol.

"Woy jan lo bawa sunblock kagak bisa gosong gue disini, eh om botak gue ada pantun buat lo.. Makan oncom dikota batak, makannya ditengah api, woy om botak, bentar lagi lo mati" teriak Kaka heboh.

Hal itu sontak membuat semua anggota StarMoon tertawa, namun tidak dengan Om Botak and the friends mereka terlihat sangat marah dan kesal. Bagaimana bisa seorang preman yang ditakuti kini menjadi bahan olok-olokan bocah remaja, tidak ada akhlaknya memaang.

"Gak usah banyak cingcong lo bocah. SERANG!!! " teriak si Om Botak.

<========>

"Ibu dan adik-adik yg lain gak apa-apa kan? "tanya Cilla.

Kini Cilla dan tim inti StarMoon sedang duduk berkumpul diruang tamu panti guna mengobati luka-luka mereka, sedangkan anggota lainnya sudah bubar sedari td ada yg pergi kemarkas ada juga yang pulang kerumah masing-masing.

Perkelahian dengan Om Botak and the friends telah dimenangkan oleh Cilla, dengan menghadiahi beberapa luka lebam dan darah disekujur tubuh mereka.

"Ka Cilla" panggil seseorang.

Terlihat seorang anak kecil dengan memegang boneka beruang berwarna biru menarik-narik ujung bajunya, ketika anak-anak yang lain bersembunyi ia malah keluar dan menghampiri Cilla dengan senyum yang mengembang.

"Hai, nama kamu siapa? " sapa Cilla kepada gadis kecil itu.

"Queen" jawabnya dengan senyum yang masih mengembang.

"Queen umur berapa? Kenapa disini? Emang Queen gak takut sama kakak? " tanya Cilla.

"Queen umur 4 tahun, Queen disini pingin ketemu kakak, Queen gak takut sama kakak kan kakak cantik kenapa Queen harus takut" sahutnya.

Cilla membalasnya dengan senyuman lalu mendudukkan Queen dipangkuannya, mengikat rambut gadis kecil itu menjadi satu seperti ekor kuda. Cilla selalu senang berada dipanti, karena disini ia merasa lebih diperlukan, lebih dihargai dan diharapkan.

Tak terasa Cilla dan anggota inti StarMoon sudah menghabiskan waktu lama dipanti, kini matahari sudah menghilang digantikan oleh sinar rembulan berhiaskan pernik bintang. Mereka lalu pamit kepada ibu dan adik-adik panti.

"Cill kita kawal?" tanya Bryan

"Udah kita kawal aja ya bos? " kata menimpali Ojan

"Hm" gumam Cilla

"Ibu dan adik-adik panti kakak-kakak pamit ya, besok bila ada waktu luang kita berkunjung lagi. Oh yaa bila ada masalah seperti tadi jangan segan untuk menghubungi kita ya bu." tutur Cilla

"Kita pamit bu" kata Kaka

Lalu mereka berlima pergi meninggalkan panti, memecah kerumunan malam dan dinginnya udara pada saat itu. Cilla mengendarai motor dengan santai, Agra memimpin didepan, dikiri Cilla terdapat Ojan yang sibuk bernyanyi, sedangkan disebelah kanan Kaka yang sedang menikmati semilir angin malam, dan Bryan berada di belakang Cilla memantau keadaan.

Sungguh Cilla merasa bersyukur, setidaknya masih ada mereka para sahabatnya, anggota StarMoon dan adik-adik panti yang menjadi semangatnya. Semoga Tuhan membiarkan Cilla menikmati waktunya sedikit lebih lama.

Kini mereka telah sampai di depan rumah megah yang menjadi saksi bisu setiap luka yang diperoleh Cilla.

"Hati-hati, hubungi oke" kalimat Agra memecah keheningan, walau hanya kalimat sederhana yang sulit dimengerti.
"Hm, kalian juga.. And thanks" ucap Cilla iringi dengan senyum tipisnya.

"Kita pamit boss, tiati sama mak lampir dan mpok lampir" gurau Ojan berusaha memecah ketegangan.

"Yeee ngelawak ni bocah" sahut Kaka menimpali.

"Cabut" kata Bryan mengintruksi.

Cilla menatap keempat motor sahabatnya yang perlahat menghilang dari hadapannya, ia berbalik menatap rumah megah dihadapannya. Lalu ia menghela nafas berat, dan mulai berjalan memasuki neraka dunianya.

Ketika Cilla baru membuka pintu rumah, terlihat sebuah keluarga kecil yang sepertinya sangat bahagia. Cilla tersenyum miris, meratapi apa yang dilihatnya. Seharusnya ia tidak menyaksikan hal ini.

Cilla segera beranjak meninggalkan pemandangan yang memuakan itu, namun baru saja kakinya menginjak tangga pertama sebuah suara dingin dan tegas menyapa pendengarannya.

"BERHENTI DISANA CILLA" teriak Bagas ayah Cilla menggelar.

Sontak saja Cilla menghentikan langkahnya, namun ia tidak berbalik untuk melihat sosok yang menjadi ayah kandungnya. Ia begitu muak dengan semua ini, andai Cilla tidak mengingat perkataan almarhum ibunya sudah sedari dulu ia meninggalkan pria ini.

"Kamu sunggu tidak tau sopan santun Cilla, ayah mendidikmu agar menjadi mausia yang berguna, menyekolahkanmu agar kamu menjadi orang sukses. Tapi apa kau hanya membolos dan membuang-buang waktumu dengan geng sialan mu itu" kalimat Bagas membuat emosi Cilla bangkit. Namun sebisa mungkin ia tahan.

"Kamu hanya menyusahkanku Cilla, lihatlah Amel ia pulang tepat waktu, belajar dengan rajin dan juga penurut. Contoh saudarimu itu Cilla " sambung Bagas.

Cilla berbalik menatap nyalang pria didepannya, sunggu ia sangat membenci pria ini. Namun ia harus mengubur rasa benci itu dalam-dalam, ia tak ingin mengecewakan ibunya.

"Bagaimana bisa anda membanding-bandingkan saya dengan dia tuan Bagas yang terhormat, saya dengan Amel jelas berbeda. Saya anak kandung anda dalam tubuh saya mengalir darah anda bagaimana saya begitulah anda, jadi berhenti untuk membanding-bandingkan saya!!! Permisi"

Bagas hanya mampu menatap kosong kearah Cilla yang beranjak menghilang dari hadapannya, terlihat dengan jelas bahwa Cilla tidak menyukai kehadiran Santi dan anaknya.

Hei hai hai
Princess Al come back nihhh
Memory Of Jingga up lagi hehehe
Maaf ya jarang up, soalnya gak ada yang baca jadi males aja gitu 😊
Babayyyy

Salam Sayang❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memory Of JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang