one

6.8K 573 18
                                    

"kau! jangan muncul di hadapan semua orang dan diam disini sampai acaranya selesai, mengerti?" ucap seorang wanita kepada anak kecil di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau! jangan muncul di hadapan semua orang dan diam disini sampai acaranya selesai, mengerti?" ucap seorang wanita kepada anak kecil di hadapannya

anak kecil itu terus menundukkan kepalanya dan berkata dengan pelan "yes mom"

wanita itu lalu keluar dari kamar—lebih tepatnya gudang yang dijadikan kamar—anak keduanya, harry potter.

harry duduk di kasur yang bahkan tidak layak disebut kasur dan menghela nafasnya pelan ia lalu pindah ke kursi yang menghadap jendela, membukanya lalu ia memejamkan mata dan menghirup udara segar dengan perlahan agar emosi nya mereda, juga luka-luka yang ia dapatkan tertutup dengan sendirinya dan pohon apel di hadapannya memberikan satu buah apel

mata harry terbuka menampilkan sepasang mata emerald yang sangat indah apalagi ketika mata itu terpantul sinar bulan, bibir tipisnya terangkat menampakkan senyuman menawan ia lalu mengambil apel yang diberikan oleh pohon itu "terima kasih"

saat harry sedang memakan apelnya dengan pandangan menatap ke arah langit ia dikejutkan oleh seekor pixies yang memutari kepalanya membuat harry tertawa, lalu pixies kecil itu duduk di bahu harry ikut memperhatikan pemandangan yang harry lihat

"hai bells, sedang apa disini?" sapaannya dibalas dengan suara khas seorang pixies dan kemungkinan hanya harry yang mengerti "oh? untuk apa aku berada disana? kau tahu sendiri mom menyuruhku untuk tetap disini"

pixies itu menarik paksa tangan harry tanpa mempedulikan ucapan harry "ow ow, okay bells jangan menarikku seperti itu kita akan duduk di bangku taman belakang, kau puas?"

bells menganggukkan kepalanya antusias lalu setelahnya harry benar-benar keluar dari kamarnya dan pergi ke taman belakang rumahnya—tidak, tentu saja ini manor potter bukan rumahnya

hanya butuh beberapa langkah dan ia sampai di depan pintu belakang manor potter, harry berjalan dengan santai ke arah bangku dimana ia biasa duduk dan bermain dengan bells, saat beberapa langkah lagi ia sampai ke tempat kesukaannya, ia melihat ada surai platina sedang duduk dan menatap langit

dengan hati yang panik dan cemas ia lalu memutar balik badannya hendak melangkah lagi ke dalam manor potter sebelum anak laki-laki bersurai platina itu memanggilnya "kemarilah, kau tidak harus pergi seperti itu"

badan harry gemetar pelan, ia takut jika ada orang tua atau kakaknya datang kemari, setelah mengatur nafasnya agar normal kembali harry berbicara kepada si anak laki-laki itu "tidak terimakasih, aku—aku harus kembali"

"tunggu!" ucap anak itu sambil memutar badannya ke arah harry dan memperhatikan harry yang refleks membalikkan badannya lagi dengan seksama "aku tidak pernah melihatmu dan merasakan sihirmu, padahal ini adalah kunjungan ketiga ku ke sini"

"ah i—itu, aku—aku tidak tahu dan bi—bisakah aku pergi?" harry menundukkan kepala dan memainkan jarinya

tentu saja kau tidak akan merasakannya, karena orang tuaku selalu menyamarkan sihirku agar tidak ada yang menyadari keberadaanku disini batinnya berteriak keras

The Heir [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang