Nyatanya keadaan pasar di sini tak jauh berbeda dengan pasar-pasar pada umumnya yang dipenuhi hiruk pikuk kebisingan dari kegiatan tawar menawar antara penjual dan pembeli. Hal tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi di sebuah pasar. Ya kegiatannya memang sangatlah normal.
Tetapii...
Selena menatap takjub keadaan sekitarnya. Bukan pasarnya yang membuat Selena takjub melainkan orang-orang yang memenuhi pasar tersebut. Sekarang ia yakin bahwa dirinya tak berada di dunia tempatnya berasal.
Banyak sekali hal-hal asing yang membuatnya takjub hingga tak mampu untuk mengeluarkan sepatah katapun selain membuka lebar mata dan mulutnya membuat pria yang sedari tadi memperhatikannya mendengus.
Dasar aneh batinnya.
Matanya menatap beberapa anak kecil yang memiliki telinga runcing tengah berlarian disekitar air mancur. Beberapa orang tua dan anak muda bertubuh kerdil mengingatkannya pada dongeng snow white yang dibacanya saat ia masih kanak-kanak.
Dan hal lain yang membuatnya terperangah adalah ketika matanya menangkap sepasang sayap berwarna warni menempel pada punggung sekumpulan gadis yang berjalan membawa keranjang dipenuhi setumpuk apel berwarna merah ranum.
"Apa ituu?" gadis itu bergumam tanpa sadar.
"Gadis klan fairy." mata pria itu mengikuti arah pandangan mata Selena.
"Klan?" tanyanya lagi yang hanya dibalas dehaman oleh pria tersebut.
"Ada berapa banyak klan disini?" karena merasa sangat tertarik dan penasaran Selena kembali bertanya.
Walaupun merasa aneh dengan pertanyaan gadis disebelahnya yang menurutnya tak masuk akal, bagaimana ia hidup di dunianya sendiri dan bahkan tak mengetahui apapun mengenai dunia tersebut, pria itu tetap menjawabnya.
"Fairy, Witch, Elementor, Elf, Dwarf, Mermaid, Demon, Shapeshifter, Vampire, Werewolf, Manusia." gadis itu terperangah mendengar berbagai macam nama klan yang disebutkan oleh sang pria.
Yang benar saja, semua mahluk mitos yang memenuhi kisah dongeng di masa kecilnya nyata. Ingin sekali Selena tertawa dan menganggap pria itu membual dengan mengatakan hal tak masuk akal padanya. Tetapi apa yang tersaji di hadapannya seakan membuktikan kebenaran dari semua perkataan pria itu.
"Sekarang giliranku bertanya padamu."
Pria itu menuruni kuda hitamnya, menarik tali kekang kudanya dan berjalan mendekat kearah Selena. Dengan sedikit membungkuk karena perbedaan tinggi badan diantara keduanya, pria itu menelisik tajam kedalam manik biru langit Selena yang hanya diam membisu.
Gadis itu meremang merasakan intimidasi dan dominasi yang kuat menguar dari pria itu. Kakinya seakan melemas merasakan tatapan itu menghunus tajam bagai ujung tombak yang dapat menembus matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAMNED
FantasySelena harus berjuang demi hidupnya disaat semua mahluk menantikan kematiannya. Selena harus menerima kenyataan bahwa saat ini ia menjadi sosok paling dibenci, seluruh clan akan menyerukan kalimat kematian saat mendengar namanya. Semua orang haus ak...