Sejujurnya, saya tahu keyakinan mereka salah. Namun, palar sejuta embun meliuk-liuk pada samudra luka, saya jengah harus membukanya di depan mereka. Berkali-kali sudah kehilangan kobar, semata-mata temui miliaran cara agar segalanya menetap pun tinggal, namun akhir saya selalu menyisakan kesendirian, sebab terbuai angan; mengarungi laut lepas bersama. Meski hampir digulung ombak, ditarik sekutu duyung, dijaring nelayan tak bertuan, kita masih berpegang erat pada gagang keyakinan. Siapa sangka, mereka jenuh dengan kejengahan, muak dengan keterbukaan. Saya selalu salah, selalu saja begitu perihal wujud bangga terhadap mereka.
⇠⇢
Hwasa:
Ingin menyeberang lagi?Anda:
Bukankah kita telah sampai?Hwasa:
Iya, tapi kita masih bisa menyeberang ke arah sebaliknya—ah, begini saja. Bagaimana kalau kita menyelam?Anda:
Ide bagus! Lain kali, ya? Lain kali hubungi saya.Hwasa:
Anda turun sekarang?Anda:
Iya, tapi jangan lupa hubungi saya!Hwasa:
Pasti!⇠⇢
Saya sangat percaya, tolong jangan kecewakan saya. Kali ini saja.