1. Sous Chef

133 15 1
                                    

Hari ini terasa lebih panjang daripada biasanya. Setidaknya hal itu bukan hanya Clarin yang merasakan. Pekerjaan para koki di dapur utama hotel hari ini menjadi lebih banyak dari hari lain. Bukan karena mereka sedang kerja rodi, tetapi salah seorang tamu menyewa ballroom hotel untuk acara pernikahan.

Jika pada hari biasa para koki memasak menu yang dipesan sesuai dengan permintaan pelanggan, kali ini agak berbeda pada acara pernikahan. Terdapat paket-paket khusus yang disediakan pihak hotel sebagai salah satu fasilitas untuk pelanggan yang menyewa. Dan saat itulah masa-masa kerja rodi sesungguhnya.

Diburu waktu yang sempit, juga jumlah porsi makanan yang harus dibuat dalam jumlah banyak dengan standar yang sama, semua orang sibuk bergelut dalam tekanan tanggung jawab masing-masing section. Selain memastikan semua section terkendali dengan baik, Clarin juga harus pintar meminimalisir kesalahan yang dibuat para anak buahnya. Dalam keadaan tekanan kerja yang berat, didukung kondisi ruangan yang panas, emosi semua orang sedang berada pada level yang tidak baik.

Clarin menghampiri seorang cook helper yang bertugas memotong wortel berbentuk dadu. "Tolong jangan salah lagi potong wortelnya," peringat Clarin tegas sembari menepuk pelan pundak Zaskia yang sempat menghentikan gerakan tangannya hanya untuk mendengar perintah Clarin. Perempuan muda itu mengangguk dan meneruskan kegiataannya.

Menoleh ke sebelah kiri, Clarin temukan Bima yang diberi tanggung jawab mengurus kaldu. "Bim, brown stock-nya masih berapa lama lagi?" tanya Clarin setengah berteriak.

Suara dapur yang sangat bising, membuat suaranya teredam.

"Kurang dari sejam lagi, chef."

Clarin menyusuri gang sempit yang tentu tidak akan cukup digunakan sebagai track jogging. Masih bisa lewat saja sudah syukur. Meski begitu, tidak ada waktu sekadar untuk mengeluh karena mereka benar-benar diburu waktu.

Clarin datang lebih pagi, seperti biasa. Begitu juga dengan rekannya yang lain. Pukul setengah lima pagi, wanita itu sudah berada di loker untuk bersiap dan bertempur di dapur. Hari ini ia yakin akan sangat sibuk. Terlebih saat tahu bahwa Ashley, Executive Chef Hotel Nusantara, tidak dapat hadir. Clarin lah yang akan menggantikan tugas Ashley selama wanita blesteran itu berada di luar kota.

Sebagai seorang Sous Chef, Clarin harus selalu sigap. Menggantikan posisi Ashley yang bisa tiba-tiba memberi kabar tidak dapat mampir ke dapur, bukanlah yang pertama kali terjadi. Wanita itu bisa sibuk sendiri dengan urusannya, entah dengan para atasan hotel atau acara di luar hotel yang melibatkannya. Prestasi Ashley sudah diakui oleh banyak pihak di luar sana. Selain terkenal sebagai kepala dapur Hotel Nusantara, Ashley juga menjadi juri masak pada event atau kompetisi memasak nasional. Oleh karena itu, sudah dapat terbayangkan bagaimana sibuknya Clarin menggantikan Ashley, di samping tugasnya sendiri yang harus pintar mengatur segala hal menyangkut dapur dan manajemen karyawan.

"Anjir, lo masak yang bener! Ini potongan lo kacau banget."

"Beg*! Gerak cepat! Gesit!"

Pria bertubuh tambun yang berdiri di sisi kanan paling pojok, berteriak nyaring mengisi kebisingan dapur. Kedua tangannya berkacak pinggang, berdiri tak jauh di belakang para koki di section sup yang kelimpungan mengurus ini-itu, sementara mulutnya tak berhenti untuk mengumpat.

Di sisi sebelah kiri tempat Clarin berdiri, sebuah pemandangan yang sama juga ia temukan. Chef de Partie, yang mengurus section salad, tak kalah ributnya menangani para anak buah masing-masing.

Ini bukan pemandangan baru bagi Clarin saat mendengar para rekan kerjanya berteriak, menyerapah, dan saling menghina. Pekerjaan mereka di dapur memang bukan hanya sekadar menguras tenaga. Energi, waktu, emosi, berpadu menjadi satu hingga bisa menghasilkan sebuah masakan yang bisa memuaskan perut penikmatnya.

FallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang