Bab 4

331 48 20
                                    

Yoongi masih terperangah melihat lemari Seokjin yang berisi sesuatu yang tak pernah ia bayangkan. Bahkan di rak terakhir ia berhasil menemukan foto dirinya beberapa tahun yang lalu, saat mereka masih berkuliah.

"Aku pernah beberapa kali memergokinya mematung di depan lemari itu. Jangan bilang-bilang ya? bisa jadi lemari itu akan berakhir terkunci selamanya"

ujaran polos itu hanya dibalah kekehan oleh Yoongi.

Ia tak mengerti jelas apa perasaan yang kini tengah hinggap di hatinya, namun malam ini ia yakin akan menghabiskan malam dengan penuh senyuman.

...

"Namjoon, sudah kubilang. Jangan terlalu memaksakan diri"

Kini Seokjin sedang mengoleskan balsem panas di pinggang Namjoon. Sedari tadi ia sudah dikejutkan dengan Namjoon yang pulang dengan berlumuran lumpur. Namun ia masih memaksakan diri ikut memancing dan berakhir terjatuh dari kursi pancing hingga pinggangnya sakit.

"Ah tak apa Seokjin, aku memang ingin"

"Bos sepertimu memang tidak cocok di lingkungan seperti ini Joon. Sadarlah kita memang beda" ujar Seokjin sembari sedikit bercanda.

"Kalau memang berbeda, apakah aku tak boleh mengenalmu? membiasakan diri dengan apa yang biasa kau lakukan?" ujar Namjoon sembari mendudukan diri lalu menatap wajah Seokjin lekat.

Seokjin sedikit tertegun, tak menyangka jawaban Namjoon, seserius itu.

"Bukan seperti itu Joon"

"Kita hanyalah manusia Seokjin, aku mencintaimu pun sebagai manusia yang bernama Kim Seokjin bukan seniman kayu kenamaan yang kebetulan berasal dari desa. Kenapa kau selalu mempermasalahkan itu hm?"

"Latar belakang kita berbeda Namjoon. Bagaimanapun latar belakangku juga yang menjadikan aku seperti yang sekarang"

"Dengan aku yang mencintaimu apakah itu tak cukup?"

"Bukan begitu, aku hanya takut tak bisa mengimbangi apapun yang ada bersamamu, keluarga besarmu misalnya?"

"Kau menikah denganku bukan dengan keluargaku. Apakah itu tak cukup kalau hanya denganku ?"

Seokjin membeku mendengarnya, muncul pertanyaan dalam benak. Apakah benar Namjoon sebegitu mencintainya?

Namjoon menatap mata Seokjin dalam.

"Aku seperti ini karena aku memang ingin mengenal keluargamu, aku ingin mengenalmu dan jujur aku sangat ingin hidup bersamamu. Kalau kau tak mau melakukan hal yang serupa, akupun tak apa Seokjin. kalau bagimu aku sudah cukup, maka cukup lihat aku"

Seokjin diam terpaku, otaknya beku. Ia hanya bisa diam di sana ketika Namjoon perlahan memakukan bibirnya tepat ke arah bibir berisi Seokjin.

grrrt grrrt grrttt

Hape Seokjin berbunyi. Seakan disadarkan Seokjin langsung menjauh dan meraih handphonenya. Seokjin terburu mengangkat tak peduli siapa yang meneleponnya.

"Halo"

"Ah ya Jungkook, kerjakan saja sesuai catatan yang aku berikan"

"Apa?" Seokjin mengambil kesempatan dan pamit menggunakan gesture untuk menjauh dari situasi canggung bersama Namjoon.

Namjoon yang melihatnya hanya tertawa kecil. Sedikit kesal, namun ia bahagia. Menaruh harap kini tak terasa begitu salah, ia sangat senang ketika Seokjin cukup kooperatif untuk berdiskusi tentang pernikahan.

bolehkah Namjoon berharap?

...

"Kau tidak mengatakan pada Seokjin aku ke sini kan?" ucap Yoongi yang kini tengah menyantap ayam yang tadi ia bawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang