Catatan Luar Biasa Gina pt.4 ~Lucy Patricia Lewirt's POV~

7 0 0
                                    


Musim dingin ini adalah musim dingin yang sangat dingin. Hari dimana aku dilahirkan pun tak jauh berbeda dari musim dingin ini. Hanya saja hari itu, hari dimana aku dilahirkan, orang tuaku berkata itu adalah hari musim dingin terhangat yang pernah ada di hidup mereka. Bahkan di setiap ulang tahunku pun mereka selalu berkata begitu. Jujur, aku tak mengerti sama sekali.

Walaupun begitu aku benar-benar bahagia. Terlahir sebagai anak satu-satunya yang didapat setelah perjuangan bertahun-tahun membuat diriku terasa spesial. Apalagi dengan wajah yang rupawan dan kulit putih bersih bak bangsawan membuat banyak orang terkesan sekaligus ragu apakah aku benar-benar adalah anak seorang rakyat jelata.

Bahkan saking spesialnya, kedua orang tuaku sempat bingung mau menamaiku apa. Ayahku ingin menamaiku Lucy, karena terinspirasi dari dongeng 'Lucy dan Kotak Ajaib' yang merupakan dongeng kesukaan ayahku. Namun ibuku bersikeras menamaiku Patricia karena dia selalu ingin menamai anaknya Patricia jika perempuan, dan Albert jika laki-laki. Ibuku sangat menyukai bangsawan dan gaya hidup mereka yang elegan dan terhormat. Dia selalu berdoa agar aku kelak menjadi bangsawan agar hidupku bahagia dan sejahtera, tanpa perlu pusing memikirkan biaya hidup. Lalu pada akhirnya mereka setuju untuk menamaiku Lucy Patricia Lewirt, dengan harapan aku kelak menjadi seperti Lucy, tokoh utama cerita yang hidup bahagia selamanya dengan pangeran yang tampan, dan dapat menikmati kehidupan bangsawan yang elegan.

Ya, namaku Lucy. Aku tinggal bersama keluargaku di desa pegunungan yang jauh dari perkotaan. Kami sekeluarga hidup sederhana, namun selalu bahagia dan berkecukupan. Bahkan tanpa jadi tokoh utama sebuah dongeng atau terlahir sebagai putri seorang bangsawan, aku tetap bahagia. Karena aku adalah bagian hidupku yang terbaik

Itu adalah nama yang terbaik. Wajahku sangat cantik dan tubuhku yang ideal dengan kulit putih juga adalah yang terbaik. Kecerdasan dan kemampuan fisikku yang kuat juga terbaik. Tutur kata dan perilakuku yang sopan dan lemah lembut juga terbaik. Hidupku adalah yang terbaik.

Tapi itu semua tidak berlangsung lama. Di ulang tahunku yang ke-12, aku bertemu dengan dia. Pria muda yang mengenakan jubah hitam dibalik baju zirah abu-abunya. Dia sangat tampan...... Tidak, dia laki-laki paling tampan yang pernah kutemui. Wajahnya yang sangat rupawan dengan mata biru bak permata dan rambut emas seperti sinar matahari yang hangat dan lembut berhasil melelehkan hatiku.

Jantungku berdetak kencang dan pipiku bersemu merah. Apakah aku sedang jatuh cinta? Saat mata birunya menatapku aku tanpa sadar memalingkan muka. Ah ini pasti yang mereka sebut jatuh cinta. Aku sedang jatuh cinta, entah kenapa rasanya sangat indah.

Karena dia adalah cinta pertamaku, tidak salah lagi.

"Anu... permisi, kalau tidak keberatan bolehkah saya berkenalan dengan Anda?" tanya pemuda itu dengan terus terang tapi juga malu-malu.

Kuakui wajah malu-malunya juga sangat tampan. Sifatnya yang terus terang juga terlihat keren di mataku. Semua orang di desaku tidak terlalu terbuka dan lemah lembut, jadi sejujurnya aku tidak terbiasa dengan permintaan yang sederhana dan terus terang seperti ini.

Tapi itulah pesona terbesarnya.

"Saya tidak keberatan, Tuan Ksatria. Nama saya Lucy Patricia Lewirt, dan Anda?" jawabku dengan kalem, berusaha terlihat elegan.

"Ah maaf, seharusnya saya duluan yang memperkenalkan diri. Nama saya Stephan Ginvane, Nona Lewirt. Senang berkenalan dengan Anda," sambungnya dengan gugup.

"Hahaha, tidak apa-apa Tuan Ginvane. Anda boleh memanggil saya Lucy,"

"Baiklah Lucy, kamu juga harus memanggilku Stephan kalau begitu," sahutnya dengan cepat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan Luar Biasa GinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang