Kak! ; 18

3.3K 566 3
                                    




∅™~





"Bagaimana, apa Lisa Noona mengizinkanmu?" Tanya Junkyu antusias, setibanya di kelas Haruto terus di cecar banyak pertanyaan oleh teman se-gengnya. Walau nyatanya jawaban yang di dapat tak sesuai harapan. :(

Pemuda itu hanya menggeleng kecil sebagai jawaban tapi tak menghilangkan raut sendu di wajah tampan itu. Hyunsuk si ketua geng atau yang di tua-kan mendekat menepuk baru lebar Haruto pelan. "Eyy, baru satu kali percobaan kau sudah menyerah. Masih ada waktu hingga Minggu depan, 'kan? Cobalah lagi." Usul si pemuda Choi.

Haruto mendongak untuk menatap sang lawan bicara juga ke sebelas temannya yang lain, tentu saja satu geng itu mengangguk setuju dengan raut meyakinkan yang membuat Haruto mengulas senyum tipis. Walau terkenal dingin dan tidak mudah bergaul, Haruto tetaplah seorang remaja yang membutuhkan sosok teman di dalam hidupnya.

Sedingin dan setidak peduli apapun ia pada sekitar nyatanya ia masih memiliki teman yang mampu mengerti dan selalu ada di sisinya. Kesebelas temannya itu tak pernah memandang Haruto sebagai Kim melainkan sebagai seorang teman tanpa status nya.

•••

Lisa duduk di kursi kerjanya dengan arah  menghadap jendela besar yang langsung menampilkan sibuknya jalanan kota Seoul di siang hari, pemandangan sungai Han juga gedung menjulang tinggi yang memenuhi penglihatannya, tapi bukan itu yang menjadi perhatian si gadis. Otak kecilnya masih sibuk mencerna kejadian tadi pagi, jujur Lisa merasa sangat bersalah pada adiknya itu. Bagaimanapun Haruto berhak memilih atas jalan hidupnya, Lisa hanya sebatas kakak seorang pembimbing dan tak terlalu berhak atas Haruto.

"Nona." Sapa Joon Hyuk, pria berumur itu menatap boss nya heran tak biasanya Lisa seperti ini. Lisa memang dingin dan tegas tapi gadis itu jarang sekali melamun apalagi menunjukkan kesedihannya.

"Haruto menolak untuk ikut, aku harus apa?" Lisa bertanya, gadis berponi itu meminta pendapat karena otaknya benar benar buntu saat ini. Lisa berbalik menatap Joon Hyuk tajam, tapi gadis itu mengulas senyum keputusasaan.

Joon Hyuk menelan salivanya sebelum ia kembali menyuarakan pendapat, ia takut salah bicara dan membuat Lisa semakin terpuruk. Ini baru pertama kalinya Lisa meminta pendapat orang lain mengenai adik tersayangnya itu. Ini baru pertama kalinya Lisa menceritakan masalah pribadinya. Joon Hyuk tersentuh tapi ia bingung dengan jawaban tepat apa yang harus ia berikan.

"Dia hanya perlu mengerti keadaan mu, kau hanya perlu menjelaskan apa yang terjadi dan—"

"Dan setelah itu Haruto akan berusaha mencari tahu siapa yang menghancurkan keluarganya, kau pikir dengan aku menceritakan semua itu ia akan mengerti? Dia hanya seorang remaja labil yang mudah di pengaruhi! Rasa penasarannya melebihi rasa penasaran seorang balita asal kau tahu!!" Pekik Lisa tajam, ia tak peduli bahwa dihadapannya kini adalah seorang pria yang berusia lebih tua darinya.

Joon Hyuk mengumpat dalam hati, bagaimana bisa ia mengatakan hal bodoh itu, tapi sampai kapan Lisa akan menutupi semuanya? Haruto akan semakin sakit jika mengetahuinya dari mulut orang lain, semuanya akan semakin runyam bukannya membaik.

"Maaf." Gumam Lisa singkat Joon Hyuk mendengar itu ia hanya tersenyum manis sebagai respon.

•••

Pertemuan dengan kolega penting yang hampir berjalan selama hampir dua jam itu berjalan dengan lancar, Lisa keluar dari ruangannya dengan raut frustasi walau si gadis berhasil memenangkan tender besar yang sangat menguntungkan tapi saat ini ia harus siap dengan segala pertanyaan dan amukan Haruto.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17:30pm ini adalah waktu si gadis untuk menjemput adik kesayangannya. Lisa mengambil mantel juga tas mahalnya kaki jenjang itu memasuki lift yang langsung membawanya ke area parkir di gedung bertingkat ini.

Mobil seharga puluhan juta itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Seoul yang kini rasanya semakin padat karena jadwal pulang, bukan hal baru lagi karena nyatanya setiap saat ibukota Korea ini memang sangat sibuk.

Sudah hampir 15 menit Lisa menunggu namun Haruto tak kunjung menunjukan eksistensinya, bahkan area sekolah sudah hampir sepi saat ini. Lisa mendial nomor Haruto berkali kali namun hanya operator yang memenuhi gendang telinganya. Lisa mendengus kesal ia keluar dari mobil sport nya, bertanya pada penjaga sekolah siapa tahu ia bisa mendapat pencerahan.

"Apa kau melihat pemuda ini?" Tanya Lisa sembari menunjukkan foto Haruto yang terbalut kaos oblong kebesaran.

Pria berumur itu menatap Lamat sebelum akhirnya menjawab. "Ya, pemuda ini sudah keluar sekitar 20 menit yang lalu." Tutur pria berumur itu ramah.

"Dia marah, bahkan sangat." Monolog Lisa, ia membungkuk sopan sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali kekediaman mansion Kim.


Votment
Balong leutik
15 . Jan . 2021

Lisa Noona [✓] | H2L ^ JaeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang