Kak! ; 26

2.9K 531 8
                                    

Read Slowly :")


∅™~






Setelah efek dari obat bius itu hilang guna mengambil dua buah peluru yang bersemayam di punggungnya, si pemuda Jung itu mencoba menghilangkan rasa kantuk yang masih melanda. Pandangannya mengedar ke
setiap sudut ruangan guna mencari sosok yang selama ini ia rindukan.

"Akh!" Jaehyun meringis takala ia mencoba untuk bangkit, semua tubuhnya terasa sakit dan ngilu di waktu yang bersamaan, karena usahanya tidak membuahkan hasil pemuda itu lebih memilih untuk mengingat kembali kejadian yang kemarin menimpanya.

Tak sia sia ia menerima tawaran untuk kasus yang satu ini, karena akhirnya Jaehyun bisa bertemu dengan Lisa, pujaan hatinya, alasan ia kembali, alasan ia bertahan, semua alasan hingga Jaehyun mampu melawan titik terberat dalam hidupnya.

Jaehyun memutar halus bagaimana untuk kedua kali dalam hidupnya ia bisa memeluk gadis yang selama ini jadi incarannya, ingatan tentang Lisa terputar jelas gadis berponi itu balas memeluk tubuhnya hal yang langka untuk seorang Lalisa, Tapi sayangnya si gadis malam itu dalam keadaan takut mungkin pelukan itu juga hanya sekedar penenang.

Ceklek

Pintu kamar rawatnya terbuka menampakkan sosok Doyoung dengan dua kantong paper bag di tangan si pemuda, Doyoung tersenyum melihat Jaehyun. "Bagaimana?" Tanyanya sembari menaruh paper bag di atas nakas.

Alih alih menjawab Jaehyun malah balik bertanya. "Bagaimana dengan gadis yang bersama ku kemarin?" Tanya Jaehyun balik.

Doyoung mengerutkan keningnya heran seperti sedang mengingat namun setelah nya si pemuda mengedikkan bahu acuh. "Gadis? Gadis yang mana?"

"Gadis yang-"

"Aih sudahlah, makan ini rasanya sangat enak." Doyoung mengacungkan kedua ibu jarinya, setelah itu ia mengambil satu paham ayam goreng dan tanpa aba aba menjejalinya ke dalam mulut Jaehyun dengan sangat kasar membuat si pemilik mulut marah dan mendengus kesal.

Dalam aktivitasnya mengunyah daging ayam Jaehyun teringat Lisa, jelas bahkan sangat jelas ia memeluk Lisa dan melindunginya tapi bagaimana bisa Doyoung tak melihatnya? Kemana Lisa? Apa gadis itu juga terluka? Tapi tunggu, bukan itu pertanyaan sebenarnya, mengapa Lisa bisa ada di sana? Apa yang gadis itu lakukan?

"Bagaimana dengan target?"

"Dia- bunuh diri."

"Mwo?!!!"

•••

Seharian ini Lisa menghabiskan waktunya dengan memukuli samsak tanpa henti, bagaimana tidak? Satu satunya petunjuk yang ia punya kini telah lenyap, kemana ia harus mencari informasi lain? Lisa kecewa, setelah sekian lama dan pada akhirnya ia bertemu dengan salah satu pelaku, iblis itu malah lenyap dan sangat disayangkan bukan tangan Lisa yang melenyapkan nya!

Tubuhnya meluruh ke lantai, gadis itu memukul dadanya yang terasa sangat sesak, Lisa menangis dengan posisi meringkuk, ia lelah, dan seberapa pun ia mencoba untuk melampiaskan kekesalannya, itu takkan cukup, bagaimana pun orang yang ingin menghancurkan keluarganya masih berkeliaran di luar sana dengan bebas, meminum Soju, makan malam dengan anak dan keluarga tercinta Lisa benci bahkan untuk sekedar memikirkannya.

Bahkan setelah kembali dari tempat terkutuk itu Lisa belum mengganti pakaiannya, di tengah rasa lelahnya si gadis melihat kearah telapak tangannya, darah kering masih tercetak jelas disana tapi sekarang warnanya sudah memudar, karena tangannya penuh dengan keringat- darah kering itu kembali basah, mengalir perlahan menyusuri lengan kurusnya yang bergetar.

"Jaehyun, apa pemuda itu baik baik saja?" Gumam Lisa, sama seperti Jaehyun Lisa mengingat jelas bagaimana pemuda Jung itu memeluknya, Lisa ingat betul bagaimana cara Jaehyun menyapanya, suara si pemuda terdengar jelas, bagai ritme yang bernada dan menghasilkan alunan yang menenangkan.

"Noona?" Panggil Haruto pelan, ternyata selama berjam-jam Lisa menghabiskan waktunya di ruangan ini ada sepasang mata yang menatapnya sendu, adiknya, Haruto melihat bagaimana Noonanya hancur, hal yang tak pernah bahkan sama sekali takkan pernah Lisa lakukan, kini adiknya melihat dengan jelas di balik pintu kaca itu.

Air mata perlahan turun dari pelupuk mata sang adik, Lisa terperanjat tapi tubuhnya tak bisa berbuat apa-apa gadis itu mematung, dadanya bergemuruh sesak Lisa merutuki kecerobohannya sendiri. Harusnya bukan tempat ini!!

"Haruto-ya~"

Haruto tak menggubris panggilan Noonanya pemuda itu mencengkram gagang pintu erat, air mata terjun dengan deras dari manik itu tanpa berniat menghapus nya ia mendekat pada sang Kakak. "Kau terluka?" Lirih Haruto namun Lisa masih bisa mendengarnya. Gadis itu menggeleng dengan air mata yang sekuat tenaga coba untuk ia tahan.

"Jadikan aku samsak itu lain kali, biarkan aku yang mengobati sakitnya jangan orang lain, biarkan aku menjadi 'One Above All' mu Noona jadikan aku satu-satunya tokoh yang paling kau butuhkan, kau bisa mengandalkan ku- " Lisa menangkup wajah tampan adiknya, gadis itu mengangguk hari setelahnya. "Satu-satunya." Ucap keduanya berbarengan.

•••

"Kau ingin aku jadi apa? Iron man? Dr. Bruce banner? Captain America? Thanos? Thor? Black panther? Loki? Star-lord? Hulk? Katakanlah." Adiknya itu terus mengoceh membuat Lisa terkekeh geli sekaligus gemas. "Hulk tak cocok untukmu kau terlalu tampan untuk itu." Timpal Lisa menggoda tanpa di sangka pipi pemuda itu bersemu merah, Haruto tersenyum malu disana.

Haruto benar, tak perlu memukuli benda mati itu, cukup datang duduk dan menyadarkan kepalanya pada bahu sang adik nyatanya itu sangat membantu mulupakan segala rasa sakit dan peluhnya.

"Cukup jadi Haruto ku yang manja dan ingat, aku akan selalu berdoa pada Tuhan agar ia tak cepat membuat mu tumbuh dewasa."

"Em, aku rela terus seperti ini asal bersama mu."


Votment
Balong leutik
23 . Jan . 2021

Lisa Noona [✓] | H2L ^ JaeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang