Zoro menguap, melirik sekitarnya. Ia menatap jam dinding dalam keadaan masih setengah tidur. Mendadak ponselnya berdering. Tangannya segera mengangkat telepon. "... Halo? Siapa?"
"OI KEPALA LUMUT! LU TADI GA IKUT KELAS HAH?!" bentak suara di seberang ponsel. Zoro sekali lagi menguap lebar dan menggeleng.
"Kelas apa?"
"FACT READING ANJROT!"
"Emang jam berapa kelasnya?" tanya Zoro.
"JAM 11 BEGO! SEKARANG UDAH JAM SETENGAH SATU!" suara itu masih membentak kesal. "...Lagian bukannya hari ini jadwal lu presentasi ya?"
"...."
Hening sesaat.
"ANJIR KOK LU BARU NELPON SEKARANG SIH?!" Zoro melebarkan matanya. Ah, sudah sangat telat sekarang.
"Heh dengerin ya marimo, gue udah nelpon elu sejak jam 12 tadi! Mana dosen nyariin lu, malu tau satu zoom diem semua,"
Zoro menggaruk kepalanya. "Gimana bilangnya ya... Sanji, lu bilang sesuatu gak sama dosennya?"
"Hmm... Nggak sih, lu bilang aja mati lampu atau apa kek, kalau bisa jujur aja sih kesiangan gitu, yaudah lah good luck!"
Sambungan ditutup. Hari ini dia sial sekali.
.
."Sanji! Sanji! Sanji! Main yoookk!" seruan yang bersahut-sahutan itu mengganggu acara memasak Sanji. Tidak usah lihat keluar juga tau siapa yang memanggilnya dengan cara kekanakan seperti itu. Siapa lagi kalau bukan si anak tetangga yang baru masuk SMA itu.
Sanji meletakkan dessert box yang baru selesai dibuatnya ke dalam kulkas. Ia melepaskan celemeknya dan berjalan menuju pintu. Perlahan pintunya dibuka, mendapati Luffy tersenyum girang melambaikan tangan.
"Heh karet! Makanan gue udah abis gegara lu, pergi sana!" usir Sanji.
Luffy cemberut. "Aku cuma mau main! Aku bawa satu orang lagi nih!" Ia menarik sosok berambut hijau terang mendekat.
"Loh marimo? Lu udah kontak dosen?"
Yang dipanggil marimo cemberut. "Dibaca doang," jawabnya.
"Siapa suruh lu kesiangan," Sanji tertawa puas.
"Ayo dong sanji! Main!" teriak Luffy. Sanji melirik. Ia berjalan ogah-ogahan menuju pagar hitam pendek dan membukakannya.
"Mau main apa hah?"
"Gatau, yang penting masuk dulu, permisiii!" Luffy menerobos masuk rumah. Sanji tidak percaya, ia membiarkan monyet itu masuk dan menginvasi rumahnya.
Zoro melepaskan sepatunya dan berjalan masuk, mengikuti Luffy. Sementara itu Sanji mengekori keduanya. "Hehe, jadi... Aku ada tugas!" tukas Luffy cepat.
"Hm?" Sanji menoleh.
"Buat video penjelasan olahraga," jawabnya enteng.
"Sejak pandemi tugas bikin video makin banyak aja dah, ngerepotin banget," keluh Sanji. "Kenapa harus video gitu loh,"
"Ya gatau bang, makanya bantuin yak!" Luffy menyerahkan ponselnya cepat. Sanji menangkap ponsel Luffy dan mulai merekam.
Zoro hanya bersender di dinding samping Sanji. "Woi, ngerekam yang bener anjir, tangan lu geter noh," tegur Zoro. Sanji melirik Zoro.
"Yaudah sih bawel amat! Sini lu aja yang gantiin!" Sanji melayangkan pandangan sinis. Zoro menggeleng.
"Gue bantuin doa aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Morons
Fiksi PenggemarTinggalnya satu perumahan. Rumah pun saling berhadapan. Kuliah di universitas yang sama, bahkan satu jurusan. Serasa takdir terus mengikat keduanya untuk tetap bersama bahkan corona tak mampu memisahkan. . . a ZoSan fanfic By Oxodust OC from Eiichir...