give me love

55.2K 1.8K 182
                                    

oneshoot ff nomark
Ada kendala, sedang revisi.


[NoMark]
<present>

Plakk!

"bajingan lo cas! sialan mulut lo enteng banget ngomong kayak gitu lo gak ngerti perasaan gue Lucas!" lelaki mungil yang berdiri di hadapan salah satu pangeran kampus yang sangat terkenal harus merasakan tamparan panas dari telapak tangan si manis.

Mark Lee adalah pria manis dari Canada dengan tenaga tamparanya yang tidak main main, bahkan pipi lelaki bernama Lucas Wong itu sampai memerah dan mecetak telapak tangan lima jari milik Mark.

Lucas sang pangeran kampus harus di permalukan Ooeh Mark di hadapan banyak orang karna eksitensi Mereka mengundang pandangan heran para mahasiswa dan mahasiswi yang berdiri disana.

tentu saja sebagai cowo famous di Kampus ini Lucas tidak terima jika dia di permalukan seperti ini. dia merasa garga dirinya di injak-injak oleh mantan kekasihnya yang sekarang tengah meluapkan kemarahannya.

"gua gak perduli lagi Mark, gua bosen sama sikap lo yang terlalu alay dan posesif, cengeng lagi. inget satu hal lo udah malu-maluin gua jangan tampakin muka lo di depan gua lagi Mark!" geram Lucas dengan nada rendah tepat di telinga Mark, setelah berbicara seperti itu Lucas berbalik berjalan menjauh dari Mark.

tidak memperdulikan tatapan orang-orang saat Ini yang terpenting dia sudah terbebas dari lelaki yang sialnya memang manis bernama Mark lee itu sayangnya kelakuan Mark benar benar membuatnya bosan.

Mark masih terdiam di tempatnya dia masih tidak percaya dengan apa yang Lucas ucapkan tadi 'sekarang kita udahin semua, kita putus' kata-kata yang selama Ini Mark takutkan keluar dari mulut Kekasihnya.

lelaki manis itu meneteskan air mata mendengar bisikan-bisikan banyak mahasiswa dan mahasiswi tentangnya yang menampar Lucas si pria paling di elu-elukan semua warga kampus.

Mark menundukan kepalanya berlari menjauh dari kerumunan, ke tempat yang lebih sepi untuk menenangkan diri, Mark berdiri di rooftop bangunan kampus yang kosong, lelaki itu menghirup udara sebanyak-banyaknya menumpahkan segala rasa sakit hatinya.

"kenapa dia brengsek, emang apa yang salah dari gue, karna gue cengeng" Mark menangis sejadi-jadinya dia merasa sakit hati.

Lucas cinta pertamanya telah memutuskan hubungan denganya, hubungan yang mereka jalin 2 tahun lamanya harus kandas di tengah Jalan tanpa busa berlanjut ke jenjang yang lebih serius.

Mark pikir Lucas mencintainya lebih dari apapun, Mark pikir Lucas tidak akan pernah meninggalkanya dia selalu berfikir lelaki tampan itu akan selalu disisinya, membantunya dari segala hujatan dan cemoohan banyak orang hanya karna dia berbeda tidak punya kasta, harta bahkan jabatan.

apa salahnya jika Mark bukanlah orang yang berada, mengapa semua orang menjauhinya Bahkan teman satu kelasnya tidak ada yang pernah mendekatinya untuk berkenalan namub saat itu juga Lucas datang bak pahlawan menemani Mark sampai tidak ada lagi orang yang berani menginjak-injak harga dirinya.

"apa gue gak bisa hidup bahagia".

Mark menoleh dengan mata sembab hidung memerah dan bibir yang bergetar menatap telapak tangan besar tengah menggengam sebuah sapu tangan putih.

mata Mark menyusuri tangan tersebut sampai mata bulatnya bertemu dengan obsidian hazel indah yang menatapnya dengan tatapan teduh penuh dengan kehangatan.

wajah putih pucat, hidung mancung yang terpahat dengan sempurna juga bibir berisi sewarna merah melukiskan senyuman manis yang terpantri di sana, lelaki berkaos biru dengan kemeja putih tulang yang sama sekali tidak dia kancingi juga celana jeans ketat namun pas dengan kaki jenjang tersebut, mengapa begitu sempurna?

Mark menghapus air matanya tubuhnya berputar sejajar dengan lelaki yang belum melunturkan senyumnya itu.

"nih pake aja" ujar lelaki itu sambil menggerak-gerakan sapu tanganya.

alis Mark menukik tidak mengenal lelaki yang tiba-tiba peduli padanya ini dan Mark lebih baik tidak menjawab ujaran orang asing.

merasa mengerti dengan suasana hati si manis, lelaki bermata sipit dengan senyum indah seindah bulan sabit itu hanya menggeleng memperlihatkan keindahan eajahnya yang bersinar.

sapu tangan putih bersih itu kembali dia masukan kedalam sakunya tidak lupa untuk tersenyum berusaha membuat hati Mark senang mungkin?

"oke, kalo kamu nau nenangin diri dulu aku bakal pergi tapi jangan coba-coba untuk nyakitin diri, inget aku bakal selalu ada buat kamu suatu saat Kamu butuh aku"

"kalau penasaran cari aku di lapangan utama kampus"

setelah mengatakan Itu lelaki yang tidak menyebutkan namanya tersebut pergi begitu saja meninggalkan wangi parfume beraroma chocolate tersebut padahal cowo yang tidak dikenal itu sudah keluar dari sini tapi aromanya masih menguar membuat Mark merasa tenang menghirup aromanya.

Mark mengabaikan wangi larfume tersebut dan melanjutkan aktifitas merenungnya di bangunan Kosong ini.

***

Mark menatap Lucas dengan send,u dari kejauhan tampak mantan kekasihnya itu cukup bersenang-senang dengan kekasih barunya yang dikenal dengan primadona kampus bernama kim Jungwoo.

selama ini ketika bersamanya Lucas tidak pernah tertawa selepas itu, Mark memandang miris kedua pasangan kekasih itu dia jadi menginggat hubunganya dengan Lucas dahulu.

begitu biasa dan tidak ada spesialnya sama sekali, Mark teringat dengan ucapan lelaki yang 3 hari lalu menemuinya di bangunan kosong kampus.

apa mungkin Mark harus mencarinya tapi Mark tidak mengerti maksud dari lelaki itu apa. lelaki mungil itu segera bergegas menuju lapangan di gedung utama.

saat sampai disana Mark tidak menemukan cowo yang sempat dia tatap jelas wajahnya, Mark yakin bahwa dia tidak lupa dengan wajah lelaki itu namun seseorang yang tengah berdiri di dekat ring basket sambil memegang bukunya membuat Mark terpaku.

pakaian serba hitam dengan airpod berwarna putih yang menyumpal kedua telinganya membuat Mark tidak bisa mengalihkan atensinya, bukankah itu lelaki yang dia cari.

Mark berlari kesana dengan terburu-buru dan berdiri tepat di hadapan lelaki itu, mata bulatnya menatap dalam obsidian jernih yang kini menatapnya kembali, dia tersenyum tapi malah membuat Mark menangis.

Mark tidak perduli dengan rasa malu, tubuhnya menubruk kepada tubuh tegap lelaki itu, Mark memeluknya erat entah dorongan apa yang membuatnya ingin memeluk Lelaki itu.

Mark menangis terisak di dada bidang Pria tampan itu, mencengkram kuat pakaiannya, kedua lengan milik pemuda yang lebih muda melingkar indah memeluk hangat pinggang ramping Mark.

"shhh kenapa menangis? aku disini" bisiknya begitu menenangkan.

"Jeno, menyanyangimu" lanjutnya.

•••

masih revisi yak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Story🔞[NoMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang