.
.
.
.
🌷🌷🌷
"Cepatlah sembuh dan kita akan mengarungi laut bersama-sama".Theo mengelus wajah Harry dengan jari-jarinya kemudian memperhatikan Harry yang sedang tertidur lelap dengan damai.
Theo kemudian menata bunga mawar yang tadi ia bawa kedalam vas bunga berisi air lalu meletakkannya diatas nakas disamping tempat tidur Harry.
"Nak, terimakasih karena telah menjaga Harry, maaf telah merepotkan mu". Lily tersenyum lembut kepada Theo ketika melihat Harry yang tengah tertidur.
Hari ini Lily harus pergi mengunjungi James ke tempat kerjanya, Astoria yang mengurus semua pekerjaan rumah, dan Hermione yang masih belum pulang dari sekolah khusus wanitanya.
"Sama sekali bukan masalah Mrs.Potter, aku malah merasa senang dapat membantu dan berada didekat Harry setengah hari ini".
"Ibu aku sudah membelikan obat untuk Harry!". Kata Pansy yang tiba-tiba muncul dari ambang pintu dengan semangatnya, "oh hai Theo, kau disini rupanya". Ucap Pansy yang seketika menjadi canggung.
"Terimakasih putriku sayang, kau bisa menyimpan obat itu kedalam lemari". Lily tersenyum melihat tingkah putrinya itu.
"Baiklah". Pansy segera keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan cepat.
"Permisi Mrs. Potter". Kata Theo pada Lily lalu ikut keluar kamar.
Setelah Theo menuruni tangga dan sampai ke ruang tamu, langkahnya terhenti sebentar ketika melihat Draco dan Blaise yang sedang duduk disana.
"Oh halo Theo, kau berada disini juga rupanya". Sapa Blaise dengan ramah.
Draco menatap Theo datar, "sedang apa kau disini? Kenapa sejak tadi kami tidak melihatmu?".
"Aku tadi menemani Harry agar dia bisa tertidur, dia benar-benar kesepian sehingga tidak memperbolehkanku keluar dari kamarnya". Jelas Theo lalu ikut mendudukkan dirinya diatas sofa.
Astoria datang lalu menyajikan tiga cangkir teh pada ketiga pemuda tampan itu.
"Astoria, sepertinya kemarin kau meninggalkan ini". Blaise mengeluarkan sebuah sarung tangan dari dalam kantungnya lalu menyerahkannya pada Astoria.
"Sarung tanganku! Oh astaga, aku mencarinya kemana-mana, terimakasih telah menyimpannya". Kata Astoria sambil tersenyum kepada Blaise.
Blaise balas tersenyum, "sama-sama, omong-omong kau perlu bantuan? Sepertinya sejak tadi kau banyak pekerjaan".
"Ya, kau benar. Aku sedang memasak sup untuk Harry, kemarilah jika kau ingin membantu". Astoria mengajak Blaise kedapur ketika melihat pemuda itu telah bangkit berdiri.
Blaise pergi mengikuti Astoria, meninggalkan Theo dan Draco diruang tamu dengan hawa dingin. Padahal mereka sama sekali tidak memiliki masalah apapun, tapi entah kenapa tidak ada tanda-tanda persahabatan diantara mereka berdua.
🌹🌹🌹
"Bukankah Theo sangat romantis". Komentar Hermione ketika melihat bunga mawar yang ada diatas nakas di kamar Harry.
Ketiga saudari itu sedang menemani adik bungsunya di dalam kamar agar dia tidak merasa kesepian.
"Tentu saja dia romantis, anak itu tinggal di Paris semasa hidupnya dan memiliki darah setengah Italia". Tambah Pansy sambil memberikan segelas air pada Harry yang hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Fanfiction"Bisa kau pegangkan ini?" Draco mengulurkan tangannya. "Oh tentu saja". Harry meraih tangan Draco berpikir bisa menemukan sesuatu disana untuk dipegang. "Tapi ini tanganmu". Harry mendongak melihat wajah Draco setelah tidak menemukan apa-apa untuk d...