Warning typo⚠️
Happy reading...
~~~~~
Suara dentuman musik yang memekak kan telinga membuat segerombolan manusia meliuk-liukan tubuhnya di dance floor. Wanita-wanita dengan pakaian minim turut menggoda para lelaki hidung belang yang haus akan seks. Tak jarang terlihat para manusia yang tak tahu malu melakukan hubungan intin secara terang-terangan.
"El, jika lelah kau bisa beristirahat dulu, biar aku yang menggantikan mu." Suara pria memanggilnya dengan berteriak akibat suara musik yang keras.
"Tak apa, ini hari pertama ku bekeja, aku tidak boleh bermalas-malasan Vin." Saut Elena kepada lelaki yang berada di hadapan nya ini.
"Okey, jangan terlalu kelelahan. Jika kau sakit aku akan mencarikan pekerjaan untuk mu lagi dengan jam pagi."
Elena yang mendengar ancaman Gavin hanya terkekeh menggelengkan kepala. Sungguh lelaki di hadapan nya ini sudah seperti kakak baginya. Elena sudah mencari pekerjaan paruh waktu tetapi entah mengapa dirinya selalu di tolak karena tidak memiliki pengalaman kerja, untung saja Gavin menawarinya pekerjaan di kelab malam ini. Jangan salah sangka, ia disini hanya sebagai pengantar minum—tidak lebih.
"Apakah ada yang perlu aku antar lagi Vin?"
"Tak ada, masih banyak waiters yang bekerja kau duduk disini saja selagi menunggu." Tutur Gavin sembari membuat minuman untuk para pelanggan.
Sejujurnya Elena sedikit risih bekerja di tempat maksiat ini. Bagaimana tidak, pakaian yang digunakan saja sedikit terbuka walau bukan sebagai jalang. Sejujurnya baru kali ini ia memasuki club malam. Bahkan gadis berambut cokelat itu sempat ingin menolak tawaran Gavin, tetapi dia sangat butuh uang untuk melanjutkan hidup tentunya, sehingga mau tak mau ia menerima, toh hanya menjadi waiter ini. Gajinya juga bisa dibilang cukup untuk keseharian nya.
•••
Mobil sport berwarna hitam itu melaju membelah malam. Pria pemilik mata hijau itu mengendarai mobil nya menuju hotel milik salah satu sahabatnya. Ia baru tiba di Boston setelah menempuh perjalanan dari London kurang lebih tiga jam menggunakan pesawat. Kini waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, kondisi jalan pun masih ramai masyarakat pulang kerja.
Setelah kira-kira perjalanan satu jam Arthur kini sampai di pelataran Davidson Hotel, memarkirkan mobil mahalnya dan segera menuju ke ballroom yang terletak di tengah hotel tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JERK-Arthur Clayton
RomansaMohon bijak memilih cerita ⚠️ Terdapat adegan berbahaya⚠️