***
" tae lu udah denger belum kabarnya jeongguk yang sam- " belum selesai jimin menyelesaikan omongannya, taehyung sudah menutup mulut sahabatnya. Memberi tatapan tajamnya. Kali ini benar - benar seram bukan gemas.
" gue lagi ga mau denger satu katapun tentang J "
Jimin menarik kursi disebelah taehyung, merangkul pundak sahabatnya; memberi usapan lembut dan penuh ketenangan dibahu taehyung.
" okay sorry, jangan sedih. Mungkin jeongguk ada alasan sendiri berulah kaya gitu tae "
Taehyung tersenyum sekilas, menoleh kearah jimin; menatap kedua mata sahabatnya lalu mengusap tangan jimin yang berada dibahunya.
" maybe? but im not sure. Yaudah lah gapapa, biarin dia lakuin apa yang dia mau. Nanti malem gue bisa jalan sama kak namu kok, kapan taetae pernah galauin dia "
Terdengar kekehan setelahnya, ia tahu betul ada sedikit rasa kecewa dibenak sahabatnya. Meskipun memang benar, taehyung sangat jarang mengambil pusing tingkah jeongguk.
" keluarin, jangan ditahan. Kaya sama siapa aja mau nangis susah banget " Jimin mengusap rambut taehyung; yang justru mengingatkannya pada usapan yang biasa jeongguk berikan ketika dirinya sedang bersedih apalagi perkara hal sepele. seperti kehabisan ice cream strawberry kesukaannya.
" huum, it's kinda hurt diminnie. Aku kurang cantik ya? kurang gemes? kurang kasih dia apa sampai jalan sama orang lain diem - diem gitu? "
Bibirnya menekuk lucu, mata kucing nya yang biasa memancarkan keceriaan kini hanya dapat menatap dengan sendu. Terdapat air mata yang bisa turun kapan saja dari pelupuk matanya; membasahi pipi roti yang biasa digigit pacarnya.
Jimin dengan sigap memeluk taehyung dengan erat, mendekap kepala sahabatnya; membiarkan taehyung mengeluarkan emosi nya, dengan tangan yang sibuk mengusap lembut surai hitam taehyung yang terasa sangat halus dikulitnya. Beberapa kata penenang ia lontarkan agar taehyung berhenti terisak.
" kamu engga ada kurang nya taeby, kamu udah paling gemes. bayi aja kalah gemes sama kamu. Kayanya jeongguk sakit mata kemarin, nanti bicarain sama jeongguk ya? "
Taehyung yang mendengar tawaran jimin reflek menggelengkan kepalanya dengan kencang; semakin menenggelamkan wajahnya di bahu jimin.
" engga mau, takut. "
Jimin menghela nafas pelan, ia kecup bahu sahabatnya sekilas. Masih mengusap surai taehyung dengan lembut. " Taeby ku, nanti makin overthink loh kalo ga di omongin "
Taehyung menatap mata jimin dengan melas, mengusap bekas air matanya dengan cepat; lalu menggelengkan kepalanya.
" engga mau overthink, nanti aku makan terus. mau di omongin, tapi engga sekarang diminnie. nanti pulang sekolah mau ke tempat kamu dulu boleh? "
Jimin menganggukan kepalanya, tangannya terulur untuk merapikan beberapa helai rambut yang menutupi mata sahabatnya. " iya taeby, syaratnya harus senyum dulu. "
Mendengar itu taehyung kembali menampilkan senyum kotak nya, jimin yang melihat kembali senyum kotak taehyung ikut tersenyum gemas. Rasanya mereka berdua terlalu sibuk berbincang hingga tidak sadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang memerhatikan mereka dari jauh.
─────────────────────────
Kemarin happy happy kayanya deh kok jadi gini aja 🤔

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖inter 𝐁ear | kv
Fanfictionterlepas dari itu semua, siapa yang salah? © cuddlesth, 2020