PART 05

10 2 0
                                    

Yeee akhirnya yang ditunggu-tunggu nongol juga. Ini part 5 yahh SUN

Selamat membaca,tapi jangan lupa vote dan komennya yahh. Kalau ada yang typo boleh kasih tau aku yahh. Bisa lewat kolom komentar atau yang dibawah ini:

IG: nhelcy kause

FB: Nhelcy Kause

Aku masih dalam tahap belajar ya SUN, jadi mohon bantuannya.


"sebenarnya tak ada hal yang tapi bisa kita lakukan, termasuk memaafkan . memang berat tapi jika ada kemauan maka semua akan bisa."
#nelci31

" Ah, alarm boleh gak bunyinya tiga puluh menit lagi" ujar Pretty sambil mengulurkan tangannya untuk meraih benda kecil yang diletakkannya di meja.

Walaupun Pretty seakan tak terima akan perlakuan benda kecil itu namun tetap saja ia harus bangun dan melakukan rutinitasnya.

Setelah menyelesaikan segala sesuatu yang harus diselesaikan, Pretty langsung berangkat kekampus. Hari ini dia terlihat sangat ceria dari biasanya walaupun dengan terpaksa ia harus berangkat kekampus tanpa Remini. Ya, hari ini Remini pergi lebih awal dari Pretty karena ia harus keperpustakaan untuk melengkapai bahan belajarnya.

"Morning" sapa Pretty dengan senyum yang ia usahan terlihat semanis mungkin pada seorang pria bertubuh tinggi dan tampan.

"Morning" jawab pria itu dengan nads dingin dan terdengan seperti terpaksa menjawab. Setelah mengatakan satu kata itu pria segera berlalu dari hadapan Pretty.

" Dasar kulkas" ujar Pretty kesal "Eh walaupun dia cuek tapi tetap ganteng bangat."  Puji Pretty sambil membayangkan wajah Eun woo.

***

Kelas pagi ini telah dimulai. Tapi suasananya masih saja tak berubah. Seperti biasa Pak Egi dengan segenap kekuatan dan pengetahuannya mencoba untuk membagikan ilmu yang ia tahu didepan kelas sementara para mahasiswanya ada yang tidur-tiduran, ada yang lagi make up dan ada-ada saja kegiatan yang mereka lakukan.

Walaupun demikian, rupanya penyakit sibuk sendiri dan tak memperhatikan dosen tak mempan pada Eun Woo, ia dengan teliti memperhatikan penjelasan dari Pak Egi. Hal ini terbukti karena terkadang Eun Woo melontarkan pertanyaan pada bagian-bagian yang tak ia mengerti.

"Ok, everybody, kelas kita cukup sampai disini. jangan lupa untuk kerjakan tugasnya dan kirimkan ke e-mail saya! see you." Kata Pak Egi sambil berjalan keluar meninggalkan ruangan tersebut

"Trimakasih Tuhan atas kebaikanmu" teriak seorang mahasiswa yang sedari tadi ingin sekali kabur dari dalam kelas itu.

Seluruh mahasiswa mulai meninggalkan ruangan itu satu demi satu hingga tempat itu kembali menjadi ruangan sepi.

" Pret, langsung aja keasrama yah, aku capek bangat."

"Sorry ya Ni, kamu aja yang duluan keasrama, aku ada janji mau ketemu Ridho siang ini."

" oh ya udah. Hati-hati yah"

Remini melambaikan tangannya mengucapakan selamat tinggal kepada sahabatnya itu.

***

Ridho terkejut karena getaran yang disebabkan oleh hpnya. Rupanya ada yang menelponnya. Dengan sergap dia mengambil hpnya dan menjawab telpon itu.

"Hallo, iya, ok." Kata Ridho ketika menerima panggilan itu.

Entah siapa yang menelpon pria itu tapi dengan cepat ia mengambil motornya dan pergi entah kemana.

"Maaf agak lama." Ujar Ridho dengan nada bersalah

"Gak apa-apa. Sini duduk! Kata wanita itu sambil menepuk bagian sisa bangku yang ia duduki

Jantung Ridho seperti berhenti untuk beberapa detik ketika Pretty memintanya untuk duduk disampingnya .

"Kenapa? kok malah diam? Sini duduk! Jangan takut! Gue gak suka gigit orang " canda Pretty sambil terkekeh pelan.

Ridho pun turut tertawa lalu duduk disamping Pretty. Kedua insan itu tak lagi saling berbincang. Mereka terlena dalam pikiran masing-masing.

"Mau es krim gak?" Tanya Ridho ketika melihat tukang es krim yang lewat depan mereka.

Kedua insan itu saat ini sedang ada ditaman yang tak jauh dari kampus mereka.

Tanpa ragu Pretty mengangguk dan Ridho pun segera menghampiri  penjua es krim itu membeli.

"Nih." Ridho memberikan es krim yang sudah ia beli. "Gak apa-apa kalau rasa coklatkan?" Tanya Ridho pada Pretty.

Pretty hanya mengangguk lagi sebagai jawaban. Matanya berbinar menatap es krim yang ada ditangannya.

"Gue suka kok rasa coklat. Manis" ujar  Pretty sambil menjilat es krimnya.

"Kayak lo" ujar Ridho tanpa sadar tapi Pretty tak menggubrisnya. Dia lebih memilih menikmati es krim yang ada dalam genggamannya.

Ridho tersenyum melihat cara makan Pretty yang seperti anak kecil. Sangat menggemaskan pikir Ridho.

" Makan. Nanti gue ambil loh kalau lo gak makan." Ancam Pretty yang lima puluh persen keinginan dan limapuluh persen lagi bercanda.

Ridho mengangguk lalu mulai memakan es krim miliknya juga.

" Pret, boleh gue nanya sesuatu gak?" Raka berhenti memakan es krimnya dan beralih menatap Pretty

Tanpa mengalihkan perhatiannya Pretty berdeham merespon Ridho.

"Kok lo bisa berpikir kalau gue serius pas bilang kalimat itu waktu pertama kali kita ketemu." Tanya Riko hati-hati takut salah bicara dan menyinggung perasaan Pretty.

Pretty berhenti dari kegiatan memakannya dan tersenyum kearah Ridho. "Siapa sih yang gak bakalan takut kalau diancam oleh anak dari salah satu donatur terbesar dikampus ini?" Ujarnya.

"Gue takut aja, mungkin selain lo bakal maluin gue. Lo juga bisa keluarin gue dari kampus ini." Pretty berhenti berbicara dan kembali tersenyum "Harapan gue bakal hancur kalau seandainya hal itu terjadi."

"Maaf" Ridho menunduk dengan rasa bersalah.

"Pikir gitu aja gue udah takut sampai kadang gue nangis tengah malam. Gue takut kalau hal itu bakal terjadi. Gue anak yang dapat beasiswa kuliah jadi mudah bangat buat lo yang punya kuasa buat nendang gue keluar dari kampus ini" Suara Pretty terdengar bergetar.

Siapa yang gak bakalan takut kalau diancam atau berurusan dengan anak donatur besar. Ditambah lagi Pretty sempat mendengar beberapa temannya pernah bercerita bahwa Ridho adalah anak yang selalu dituritin apa maunya oleh orang tuanya.

Ditambah lagi Ridho itu memiliki sifat yang sesikit kejam. Kalau dia tidak suka seseorang  maka selamanya akan menjadi musuhnya.

"Maaf yah Prett. Gue benar-benar minta maaf". Ujar Ridho tulus.

"Iya gak apa-apa. Sekarang kita teman. Ok?" Ujar Pretty ceria dan kembali melahap es krimnya.

Raka tersenyum hangat dan mengangguk meresponi ucapan Pretty.

***
Sekian dulu ya SUN
part berikutnya nanti nyusul ok?

Tapi sekali lagi aku ingatkan yahh, jangan lupa vote dan komen biar aku semangat nulisnya

INSECURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang